Bekerja Multitasking Ternyata Tidak Efisien dan Mengganggu Kesehatan
Melakukan pekerjaan dengan multitasking menjadikan otak bekerja lebih berat.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Multitasking adalah keterampilan dalam mengerjakan beberapa aktivitas atau pekerjaan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Multitasking kerap dilakukan untuk menghemat waktu. Namun, pada kenyataannya, Multitasking sering kali tidak efisien dan bahkan dapat mengganggu kesehatan.
Secara harfiah, Multitasking berarti tugas ganda. Istilah ini tidak hanya digunakan oleh orang yang bekerja di kantor, namun juga setiap orang yang melakukan berbagai pekerjaan secara bersamaan, baik anak-anak maupun ibu rumah tangga.
BACA JUGA:Pernah Operasi Usus Buntu? Ini Hal yang Perlu Dilakukan
Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa mengerjakan beberapa aktivitas atau pekerjaan secara bersamaan akan menghemat waktu dan energi. Padahal, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Multitasking sering kali menghabiskan lebih banyak energi dan mengurangi kualitas pekerjaan.
Pengertian Multitasking dan Contohnya
Apakah Anda pernah berjalan sambil membalas pesan singkat di handphone, makan sambil membaca atau sambil bekerja? Jika pernah, Anda dapat dikatakan sebagai seorang multitasker. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, multitasking adalah kemampuan seseorang dalam mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus.
Pekerjaan tersebut bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan atau berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Sebenarnya, istilah untuk melakukan pekerjaan secara berpindah-pindah disebut sebagai task switching. Namun, orang kerap menganggap kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama.
BACA JUGA:Kentut Bau Busuk! Ini DIa Penyebab dan Pencegahannya
Alasan paling umum mengapa orang mengerjakan sesuatu sekaligus adalah untuk menghemat waktu. Menyelesaikan pekerjaan satu per satu, misalnya berhenti berjalan dan menepi untuk membalas pesan singkat, tentu akan memakan lebih banyak waktu.
Oleh karena itu, banyak orang yang mengerjakan secara bersamaan karena dianggap lebih cepat. Beberapa contoh lain multitasking dalam kehidupan sehari-hari adalah:
- Belajar atau bekerja sambil makan
- Memasak sambil nonton TV
- Berbincang sambil bermain gawai
- Membalas pesan singkat atau mengangkat telepon sambil berkendara
BACA JUGA:Mengenal Kemoterapi: Ini yang Harus Anda Pahami
Multitasking akan Menurunkan Produktivitas Kerja
Saat sedang melakukan multitasking, otak akan bekerja lebih kuat untuk fokus dan berkonsentrasi agar dapat menyelesaikan pekerjaan atau aktivitas tersebut dengan baik. Padahal, otak umumnya hanya dapat fokus pada satu hal untuk satu waktu.
Ketika otak sudah mulai lelah bekerja, daya konsentrasi dan kemampuan untuk fokus dalam menjalani berbagai pekerjaan atau aktivitas akan terganggu. Hal ini bisa membuat kualitas pekerjaan Anda menjadi berkurang. Selain itu, Anda juga mungkin perlu mengulang kembali pekerjaan tersebut karena ada banyak kesalahan yang dilakukan ketika menjalani multitasking. Hal ini membuat multitasking bukanlah hal yang bisa membuat sesuatu menjadi efisien.
BACA JUGA:8 Cara Foreplay Ini Ternyata Sangat Disukai Wanita
Berlawanan dengan anggapan kebanyakan orang, multitasking ternyata sama sekali tidak bermanfaat dalam menghemat waktu. Mengerjakan dua pekerjaan secara bersamaan, justru akan memakan waktu lebih lama dibandingkan mengerjakannya satu per satu.
Selain itu, melakukan pekerjaan secara multitasking juga dapat mengundang bahaya, misalnya saat Anda mengendarai kendaraan sambil berbicara melalui ponsel. Hal tersebut akan mengurangi konsentrasi Anda dalam berkendara, sehingga rentan mengalami kecelakaan.
Multitasking pada Akhirnya Berakibat Buruk bagi Diri Sendiri
Tak hanya membuat Anda kewalahan dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, berikut ini adalah beberapa dampak lain dari multitasking terhadap kesehatan:
1. Memicu stres
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan multitasking dapat mengganggu kesehatan mental para pekerja kantoran dan pelajar. Orang yang sering melakukan multitasking cenderung lebih sering stres dan merasa cemas. Hal ini dikarenakan multitasking dapat membuat hasil pekerjaan kantor atau tugas sekolah menjadi kurang baik kualitasnya atau justru tak kunjung selesai karena terlalu lama menghabiskan waktu untuk melakukan semua pekerjaan sekaligus.
BACA JUGA:Capital Market Summit & Expo 2024 Digelar, Dorong Inklusi Pasar Modal Indonesia
2. Meningkatkan tekanan darah
Ada penelitian yang menyatakan bahwa multitasking dapat berpengaruh pada kinerja jantung dan tekanan darah. Ketika melakukan multitasking, tubuh akan bekerja ekstra dan mengeluarkan lebih banyak hormon stres. Hal ini dapat memicu peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan rasa cemas.
3. Mengganggu daya ingat
Menjalani 2 hal secara bersamaan tidak hanya berisiko membuat Anda kehilangan detail penting di dalam tugas tersebut, tetapi juga turut mengganggu ingatan jangka pendek. Sebuah penelitian menyatakan bahwa multitasking dapat menyebabkan gangguan ingatan, baik ingatan jangka pendek terkait pekerjaan (working memory) atau kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi untuk jangka waktu panjang.
4. Menurunkan kreativitas
Melakukan pekerjaan dengan multitasking menjadikan otak bekerja lebih berat. Sebuah studi menunjukkan bahwa kondisi ini dapat menurunkan kemampuan berpikir kreatif karena kapasitas otak yang sudah penuh. Bagi seorang pekerja yang membutuhkan kreativitas dan imajinasi, tentu saja hal ini dapat berdampak buruk pada kemampuannya untuk bisa bekerja secara optimal.
BACA JUGA:Polresta Bengkulu Ringkus 4 Pelaku Curanmor, Motor Dijual ke Empat Lawang
5. Meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan
Multitasking juga bisa menimbulkan bahaya, misalnya saat Anda berkendara atau berjalan kaki sambil melakukan kegiatan lain, seperti berbicara di telepon atau mengetik pesan singkat. Hal ini membuat Anda tidak fokus untuk memerhatikan lingkungan sekitar sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Daripada memaksakan diri untuk menjalani semua pekerjaan sekaligus dengan multitasking, sebaiknya Anda membuat skala prioritas pekerjaan agar Anda lebih bisa mengatur pekerjaan dan terbebas dari stres. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dan menjaga kualitas pekerjaan agar tetap baik.(bee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: