Mengenal Hiperpigmentasi Kulit dan Cara Mengatasinya
Hiperpigmentasi biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya saja kondisi ini bisa mempengaruhi penampilan kamu sehari-hari.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Apakah kamu pernah melihat bercak atau ruam berwarna gelap yang muncul pada kulit kamu? Bisa jadi itu adalah hiperpigmentasi kulit. Kondisi tersebut merupakan hal yang umum terjadi pada banyak orang. hiperpigmentasi dapat terjadi karena beberapa penyebab, bisa karena paparan sinar matahari, produk kecantikan, atau kondisi medis lainnya.
Untuk lebih detailnya mengenai kondisi hiperpigmentasi kulit, ciri-ciri, penyebab, hingga cara mengobatinya, mari simak penjelasannya di artikel berikut ini.
BACA JUGA:Tips Perawatan Wajah Usia 30 yang Perlu Kamu Ketahui
Hiperpigmentasi kulit adalah istilah pada dunia kesehatan untuk kondisi timbulnya bercak atau ruam kulit berwarna lebih gelap dari area kulit di sekitarnya. Hiperpigmentasi kulit terjadi ketika kulit memproduksi lebih banyak melanin, yaitu pigmen yang memberi warna pada kulit. Sebenarnya hiperpigmentasi kulit merupakan kondisi kulit yang umum dan dapat terjadi pada semua jenis kulit. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari atau produk kimia tertentu.
Kondisi ini pun biasanya tidak berbahaya, tetapi kamu tetap perlu berhati-hati karena terkadang dapat mengindikasikan kondisi medis lain. Misalnya, akibat cedera atau beberapa penyakit tertentu. Untuk itu simak lebih detail mengenai jenis-jenis hiperpigmentasi kulit dahulu berikut ini.
Jenis-jenis hiperpigmentasi
Ada beberapa jenis hiperpigmentasi yang perlu kamu ketahui. Masing-masing jenis hiperpigmentasi ini memiliki penyebab dan ciri-cirinya tersendiri. Berikut di antaranya:
BACA JUGA:Ini Dia Perbedaan Radang Tenggorokan Dan Amandel
Melasma
Jenis hiperpigmentasi kulit ini merupakan bercak gelap yang dapat muncul di area dahi, hidupng, pelipis, leher, bibir, atau lengan. Kondisi ini biasanya muncul akibat sering terpapar sinar matahari. Selain itu, kondisi ini sering terjadi pada masa kehamilan akibat adanya perubahan hormonal.
Bintik matahari atau lentigo
Kondisi ini juga disebut bintik hati atau lentigin matahari. Hiperpigmentasi jenis ini biasa terjadi jika terkena paparan sinar matahari yang berlebihan dari waktu ke waktu. Umumnya, jenis ini muncul sebagai bintik-bintik coklat di area yang terkena sinar matahari, seperti tangan dan wajah.
Hiperpigmentasi pasca inflamasi
Kondisi ini adalah akibat dari cedera atau peradangan pada kulit. Misalnya, akibat benturan, luka bakar, reaksi alergi, atau jerawat. Penyebab yang paling umum dari jenis ini adalah jerawat.
BACA JUGA:Ini Dia Perbedaan Radang Tenggorokan Dan Amandel
Ciri ciri dan faktor risiko hiperpigmentasi kulit
Area gelap pada kulit adalah gejala utama hiperpigmentasi. Bercak dapat bervariasi dalam ukuran dan dapat berkembang di mana saja di bagian tubuh. Hiperpigmentasi biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya saja kondisi ini bisa mempengaruhi penampilan kamu sehari-hari.
Sementara itu, faktor risiko terbesar untuk hiperpigmentasi adalah paparan sinar matahari dan peradangan. Kedua penyebab tersebut dapat meningkatkan produksi melanin yang menimbulkan hiperpigmentasi. Semakin besar paparan sinar matahari, semakin besar risiko peningkatan pigmentasi kulit.
Adapun faktor risiko lain yang menyebabkan hiperpigmentasi kulit, termasuk:
- Penggunaan kontrasepsi oral atau kehamilan, seperti yang terjadi pada melasma.
- Jenis kulit yang lebih gelap. Kulit gelap lebih rentan terhadap perubahan pigmentasi.
- Obat-obatan yang meningkatkan kepekaan kulit kamu terhadap sinar matahari.
- Trauma pada kulit, seperti luka atau luka bakar superfisial.
BACA JUGA:Dampak Negatif Media Sosial yang Mungkin Tidak Kamu Sadari
Penyebab hiperpigmentasi kulit
Ada beberapa penyebab hiperpigmentasi kulit. Namun, penyebab paling umum dari hiperpigmentasi adalah sebagai berikut.
- Paparan sinar matahari.
- Peradangan kulit, termasuk jerawat, eksim, lupus, atau cedera pada kulit.
- Efek samping obat kimia tertentu. Misalnya obat antimalaria, obat jantung (amiodarone), maupun kemoterapi.
- Kondisi medis. Penyebab hiperpigmentasi yang lebih serius di antaranya termasuk penyakit Addison dan hemochromatosis. Penyakit Addison mempengaruhi kelenjar adrenal. Semantara itu, hemokromatosis adalah kondisi bawaan yang menyebabkan tubuh mengandung terlalu banyak zat besi.
Cara menghilangkan hiperpigmentasi
Meskipun hiperpigmentasi kulit adalah kondisi yang tidak berbahaya, kondisi ini mungkin dapat mempengaruhi penampilan kamu. Sehingga, kamu ingin menghilangkannya. Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mencegah hiperpigmentasi atau untuk menghentikannya menjadi lebih kentara:
BACA JUGA:Kejati Bengkulu Dalami Dugaan Korupsi Lahan Tol, Belum Ada Tersangka
- Hindari paparan sinar matahari. Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi untuk melindungi kulit dan menghentikan hiperpigmentasi agar tidak menjadi lebih gelap.
- Hindari mencungkil atau mengorek kulit. Hal ini untuk mencegah pembentukan hiperpigmentasi setelah cedera, hindari memencet bintik-bintik, koreng, dan jerawat.
- Mengaplikasikan vitamin C dan asam kojic. Kedua bahan tersebut mampu menghambat pembentukan melanin sehingga dapat mencerahkan sekaligus mengurangi hiperpigmentasi kulit.
- Chemical peeling. Jika hiperpigmentasi tak kunjung hilang, kamu bisa menggunakan metode laser atau chemical peeling di klinik kecantikan.
Apa saja skincare dan bahan alami untuk mengatasi hiperpigmentasi?
Hiperpigmentasi memang sulit untuk hilang dengan sendirinya. Kamu dapat mencoba perawatan kulit berikut ini untuk meringankan bercak-bercak gelap pada kulit dan menghilangkan hiperpigmentasi.
BACA JUGA:Doa Selamat dan Tolak Bala, Amalkan Setelah Sholat 5 Waktu
- Krim topikal. Banyak orang menggunakan perawatan topikal untuk mengobati hiperpigmentasi. Perawatan topikal akan mencakup bahan-bahan yang mencerahkan kulit, seperti, asam azelaic, kortikosteroid, hidrokuinon, asam kojic, retinoid, dan vitamin C.
- Lidah buaya. Senyawa yang ada dalam lidah buaya, dapat meringankan hiperpigmentasi. Krim aloe vera bekerja dengan cara menghambat produksi melanin di kulit.
- Akar manis. Ekstrak licorice pada akar manis dapat meringankan hiperpigmentasi. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak licorice yang disebut glabridin dapat memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan pemutih kulit. Kamu dapat menggunakan krim yang mengandung glabridin pada area hiperpigmentasi.
- Teh hijau. Ekstrak teh hijau dapat membantu meringankan hiperpigmentasi. Para peneliti telah lama mempelajari teh hijau untuk potensi antioksidan dan sifat anti-inflamasinya.(bee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: