Mengenal Macam-Macam Syndrome yang Perlu Diketahui

Mengenal Macam-Macam Syndrome yang Perlu Diketahui

Syndrome merupakan gejala atau tanda yang muncul bersamaan serta berhubungan dengan kondisi medis atau gangguan psikologis tertentu.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Beberapa orang mungkin merasa kebingungan antara sindrom (syndrome), gejala, dan penyakit. Suatu penyakit biasanya memiliki penyebab, gejala, dan pengobatan. Di sisi lain, syndrome adalah sekelompok gejala yang mungkin tidak selalu mempunyai penyebab yang pasti.

Meski begitu, sindrom juga bisa dipakai istilah untuk menggambarkan penyakit atau kelainan dengan lebih dari satu gejala utama. Simak apa informasi lengkap seputar syndrome dan jenis-jenisnya di sini! syndrome adalah kumpulan dari beberapa tanda dan gejala klinis yang berkaitan dan muncul secara bersamaan. Kumpulan tanda dan gejala ini biasanya dihubungkan dengan penyakit atau gangguan kesehatan tertentu.

BACA JUGA:Ingat! Jangan Sampai Banyak Pikiran Membuat Susah Tidur

Kamu juga akan menjumpai istilah ini pada beberapa kondisi dan gejala, bukan diagnosis. Meski begitu, beberapa sindrom menggambarkan sebuah penyakit, seperti down syndrome atau Jacobs syndrome.

Jenis syndrome
Berikut ini beberapa jenis sindrom yang perlu kamu ketahui agar tidak salah membedakan antara gejala dengan sindrom.

1. Down Syndrome
Down syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan kelainan fisik dan tingkat kecerdasan yang rendah. Penyakit ini disebabkan oleh kelebihan kromosom nomor 21 yang mengubah total kromosom menjadi 47. Kelebihan kromosom tersebut dapat terjadi akibat usia kehamilan sudah cukup tua atau riwayat penderita sindrom ini di keluarga. Maka dari itu, memahami tentang sindrom ini dan intervensi sejak awal bisa membantu meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

BACA JUGA:Kejati Bengkulu Ultimatum Buronan: Serahkan Diri atau Ditangkap

2. Jacobs Syndrome
Jacobs syndrom eadalah kelainan genetik yang cukup langka pada laki-laki penerima kromosom Y ekstra dari ayah mereka. Banyak penderita sindrom ini yang tidak terdeteksi dari awal karena ditandai dengan gejala yang cukup ringan.

Ini karena penderitanya terlihat normal sejak awal. Seiring bertambanya usia, terutama ketika memasuki masa kanak-kanak, pertumbuhan mereka akan terganggu, misalnya berat badan dan tinggi badan yang lebih rendah. Perkembangan mental penderita Sindrom Jacobs ini juga akan berkembang secara lambat meskipun masa pubertas dan kecerdasan di level normal. Penyakit genetik ini cukup berisiko terhadap kondisi tertentu, seperti asma, gangguan kejang, gangguan spektrum autisme, dan masalah perilaku.

3. Trichotillomania Syndrome
Trichotillomania syndrome adalah gangguan mental yang ditandai dengan keinginan tak terkendali untuk mencabut atau menarik rambut dari tubuh. Orang dengan sindrom yang disebut hair-pulling disorder ini sebenarnya sadar bahwa tindakan tersebut bisa memicu rasa sakit atau kerusakan pada kulit atau rambut mereka.

BACA JUGA:Ini Teknik Relaksasi Sederhana untuk Mengusir Stres

Gangguan mental yang dianggap sebagai bagian dari gangguan obsesif-kompulsif (OCD) ini bisa ditandai dengan gejala lain, seperti:
- Mengigit kuku
- Merobek kulit
- Menggulung rambut di jari

Kondisi ini bisa memengaruhi siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Walaupun penyebab sindrom ini belum dipahami, faktor genetik, lingkungan, dan stres bisa dikaitkan dengan kondisi ini.

4. Stockholm Syndrome
Stockholm syndrome adalah kondisi psikologis ketika seorang korban terikat secara emosional dengan pelaku kejahatan atau penculikan. Kondisi ini seringkali terjadi karena perasaan takut, teror, dan rasa putus atas yang dialami oleh korban.

Masalah ini juga diberi nama Sindrom Stockholm karena terjadi pada 1973 di Stockholm, Swedia. Pada saat itu ada empat sandera bank yang ditahan selama enam hari dan mereka justru mengembangkan rasa simpati dan keterikatan terhadap pelaku.

BACA JUGA:Apa Sih Sebenarnya Kegunaan Moisturizer untuk Wajah Glowing?

Penderita sindrom ini mungkin merasa terpaku pada pelaku pada pelaku kejatan dan mempercayainya walau sudah disakiti atau disandera. Para ahli juga menduga bahwa sindrom ini terkait dengan mekanisme pertahanan psikologis yang disebut ‘identifikasi dengan agresor’. Pada situasi tersebut korban mungkin mencoba untuk mempertahankan diri dengan mengembangkan rasa empati kepada pelaku. Cara ini juga bertujuan untuk mengurangi rasa takut dan kecemasan yang dialami.

5. Turner Syndrome
Turner syndrome adalah kondisi genetik yang terjadi pada orang yang hanya memiliki satu salinan kromosom X. Sementara itu, kromosom seksual yang normal pada wanita adalah dua salinan kromosom X (XX). Kondisi genetik ini dapat terjadi sekitar 1 dari setiap 2.500 kelahiran pada anak perempuan.

Sindrom Turner bisa memicu beragam masalah medis, seperti:
- Gangguan pertumbuhan
- Masalah jantung
- Gangguan kelenjar tiroid
- Masalah reproduksi
- Masalah pendengaran

BACA JUGA:Auto Bikin Glowing! Ini Dia Manfaat Air Beras untuk Wajah

Jika dilihat dengan seksama, penderita Turner Syndrome mungkin memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata wanita. Ciri-ciri fisik lainnya yang terlihat adalah leher yang pendek, dada melengkung, dan kulit yang longgar pada leher dan bahu.

Kesimpulannya, syndrome merupakan gejala atau tanda yang muncul bersamaan serta berhubungan dengan kondisi medis atau gangguan psikologis tertentu. Kondisi ini bisa memengaruhi sistem tubuh yang disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau kombinasi keduanya.Perawatan untuk syndrome mungkin melibatkan pengobatan untuk mengendalikan gejala, terapi perikalu atau psikologis, dan perubahan gaya hidup. (bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: