Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel pada Malam Hari? Begini Caranya

Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel pada Malam Hari? Begini Caranya

Setelah Buah Hati berusia 2 tahun, maka proses penyapihan yang sesungguhnya sudah bisa Ibu mulai. --

BENGKULUEKSPRESS.COM - Proses menyapih anak bisa menjadi tantangan sendiri bagi orang tua karena anak cenderung akan rewel dan mungkin mengalami kebingungan saat diberi susu formula melalui botol atau gelas. Agar anak tetap merasa nyaman dan tenang menghadapi perubahan cara minum susu, Ibu dapat mengikuti cara menyapih anak berikut ini.

Waktu yang Tepat untuk menyapih anak
Proses menyapih bisa dimulai secara bertahap sejak Buah Hati berusia 6 bulan. Caranya adalah dengan mengenalkan berbagai jenis makanan pendamping ASI (MPASI). Meskipun pemberian MPASI sudah dilakukan, alangkah baiknya Buah Hati tetap mendapatkan ASI hingga berusia 2 tahun sesuai rekomendasi dari World Health Organization (WHO).

BACA JUGA:Tips Melakukan Terapi Uap untuk Bayi di Rumah

Setelah Buah Hati berusia 2 tahun, maka proses penyapihan yang sesungguhnya sudah bisa Ibu mulai. Tetapi hal ini tetap perlu melihat kondisi Ibu dan Buah Hati, ya. Sebab, ada kondisi tertentu yang bisa jadi membuat proses menyapih perlu dilakukan lebih cepat, misalnya produksi ASI yang menurun atau kondisi Buah Hati yang sudah siap disapih.

Tanda-tanda Anak Siap Disapih
Setiap anak memiliki proses tumbuh kembang yang unik, yang membuat waktu disapihnya pun beragam. Anak mungkin sudah siap disapih sebelum usia 2 tahun atau sebaliknya. Ibu dapat mengenali apakah anak sudah siap disapih melalui tanda-tanda berikut ini:

Mengurangi Frekuensi Menyusu Sendiri
Anak mulai menunjukkan minat yang lebih sedikit pada ASI dan lebih sering mengurangi frekuensi menyusu dengan sendirinya. Ini bisa menjadi tanda bahwa anak siap untuk beralih ke makanan padat atau susu formula.

BACA JUGA:Begini Cara Mencukur Rambut Bayi yang Aman

Lebih Tertarik pada Makanan Padat
Anak menunjukkan minat yang lebih besar pada makanan padat dan mulai makan dengan lahap. Mereka mungkin mulai meminta makanan saat melihat orang lain makan.

Mampu Menggunakan Cangkir
Anak mulai bisa minum dari cangkir tanpa bantuan dan tampak nyaman melakukannya. Ia juga tertarik untuk mencoba minum susu dari cangkir sendiri. Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin siap untuk mengurangi ketergantungan pada ASI.

Menunjukkan Kemandirian
Anak mulai menunjukkan tanda-tanda kemandirian dalam hal makan, seperti mencoba makan sendiri dengan sendok atau memegang makanan dengan tangan.

Tidur Lebih Nyenyak Tanpa Menyusu
Anak bisa tidur nyenyak sepanjang malam tanpa perlu menyusu, menunjukkan bahwa mereka bisa mendapatkan kalori yang cukup dari makanan padat. Ia juga mulai mencari kenyamanan melalui cara lain selain menyusu, seperti memeluk boneka atau bermain. Ini menandakan bahwa mereka mungkin siap untuk transisi dari menyusu. Ingatlah bahwa setiap anak unik, dan tidak ada waktu yang "tepat" untuk semua anak dalam hal menyapih. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan Buah Hati, serta konsultasikan dengan dokter anak jika diperlukan.

BACA JUGA:Dinas Damkar Kota Bengkulu Tangani 2-3 Kasus dalam Sehari, Mulai Intensifkan Patroli

Cara Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel
Untuk memastikan proses menyapih berjalan lancar dan minim stres, diperlukan strategi yang tepat dan pendekatan yang lembut. Berikut ini beberapa cara menyapih anak dari ASI agar tidak rewel:

Sapih Anak Secara Bertahap
Proses penyapihan anak perlu dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisinya. Jika ia sudah siap secara fisik dan mental (terlihat dari tanda-tanda yang ditunjukkannya), Ibu bisa melakukan proses penyapihan secara bertahap.  Misalnya, Ibu dapat tetap memberikan ASI sambil mulai memperkenalkan makanan atau minuman lain. Coba kurangi frekuensi menyusui secara bertahap dengan mengganti satu sesi menyusui dengan pemberian makanan padat atau susu pertumbuhan.

Kurangi Frekuensi dan Durasi Memberikan ASI
Cara lain untuk menyapih bisa dengan mengurangi frekuensi dan durasi pemberian ASI. Jika sebelumnya ia menyusu 5-6 kali dalam sehari dengan durasi 15 menit. Maka coba batasi pemberian ASI hanya 3-4 kali saja dengan durasi antara 7-10 menit sekali menyusu. Lakukan pengurangan durasi menyusu ini secara bertahap, sampai akhirnya ia tidak lagi rewel dan mau berhenti menyusu.

BACA JUGA:Nasdem Usulkan Riduan Jadi Wakil Ketua II DPRD Kota Bengkulu

Tunda Waktu Menyusui
Biasanya, kebiasaan menyusu menjadi kebiasaan dan bonding antara Ibu dan anak. Ada saat ketika ia merasa lebih nyaman berada dalam pelukan Ibu sambil ia menyusu, misalnya saat mau tidur.  Nah, Ibu pasti sudah mengenali tanda anak ingin menyusu, kan? Ketika tanda-tanda tersebut muncul selama masa menyapih, cobalah untuk menunda waktu untuk menyusui dan jangan langsung memberikannya ASI.

Alihkan Perhatian Anak
Ibu bisa mencoba mengalihkan perhatiannya dari keinginan menyusu,terutama saat sedang proses penyapihan atau sedang berupaya menunda waktu menyusui anak.  Misalnya, mengajaknya bermain atau jalan-jalan di sekitar rumah. Ibu juga bisa memberikan MPASI, buah, atau camilan sehat supaya anak tidak lagi ingin menyusu.

Ganti ASI dengan Susu Formula atau Makanan Lainnya
Mengenalkan berbagai jenis makanan, seperti puding, salad buah, dan snack buatan rumah, bisa menjadi upaya mengalihkan perhatian bayi dari keinginan menyusu.  Selain itu, Ibu juga boleh mengenalkan susu formula sebagai pengganti ASI, yang diminum menggunakan gelas berbentuk lucu. Cara ini cukup ampuh untuk membuatnya lebih tertarik minum susu di gelas daripada menyusu langsung pada Ibu.

BACA JUGA:Curi Piring dan Sendok di Rumah Keluarga Sendiri, Pemuda Warga Sukamerindu Diringkus Polisi

Perhatikan Respons Anak
Dalam upaya penyapihan, perhatikan secara detail respons dari bayi. Berbagai respons yang biasanya muncul, seperti ia jadi lebih rewel, sering menangis, sulit tidur, dan sebagainya. Setiap respons yang muncul perlu Ibu tindak lanjuti dan cari solusi lain, misalnya membujuk, mengalihkan perhatian, atau sesekali mengalah dan mengizinkan bayi menyusu. Prinsipnya, proses penyapihan ini jangan sampai ada pemaksaan demi mencegah terjadinya trauma yang bisa mengganggu perkembangan psikologisnya.

Komunikasikan dengan Anak
Anak yang berusia 2 tahun sebenarnya sudah mampu memahami kata-kata maupun kalimat sederhana yang Ibu ucapkan. Cobalah mengajaknya berkomunikasi dua arah mengenai alasan menyusu ASI perlu dihentikan. Jelaskan pula pengganti yang bisa ia dapatkan selain ASI. Itulah 7 cara menyapih anak secara perlahan. Ibu bisa mengganti ASI dengan susu pertumbuhan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.

Cara Mengatasi Anak Rewel saat Disapih
Beberapa anak mungkin menunjukkan reaksi rewel, cemas, atau ketidaknyamanan karena kehilangan kenyamanan menyusui. Lama anak rewel saat disapih bisa bervariasi untuk setiap anak. Biasanya, rewel ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada bagaimana proses menyapih dilakukan dan bagaimana anak menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Berikut ini beberapa cara mengatasi anak rewel saat disapih:

BACA JUGA:Atasi Kenaikan Harga Beras, Pemprov Bengkulu Lakukan Ini

Distraksi Positif
Distraksi positif adalah mengalihkan perhatian anak dengan hal-hal positif atau kegiatan yang menarik bagi mereka. Misalnya, membacakan buku cerita sebelum tidur, memberikan mainan baru yang menarik, atau melibatkan mereka dalam aktivitas kesukaan mereka dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari perasaan tidak nyaman akibat proses menyapih.

Selain itu, aktivitas fisik seperti bermain di luar atau bersepeda juga merupakan cara yang baik untuk mengalihkan perhatian anak dari keinginan menyusu. Berbagai kegiatan ini tidak hanya memberikan distraksi yang menyenangkan tetapi juga membantu anak mengembangkan keterampilan motorik mereka.

Berikan Kasih Sayang Ekstra
Proses menyapih bisa menjadi momen yang sensitif bagi anak, karena mereka mungkin merasa kehilangan sumber kenyamanan dan keamanan yang biasanya diberikan oleh ASI dan proses menyusu. Oleh karena itu, memberikan kasih sayang ekstra kepada anak sangat penting dalam mengatasi rasa tidak nyaman saat disapih. Berikan sentuhan lembut, pelukan, dan perhatian khusus pada anak untuk membuat mereka merasa lebih aman dan tercinta selama transisi menyapih.

BACA JUGA:Sering Dikunjungi Turis Jerman dan Italia, Intip Keunikan Desa Bena yang Ada di Nusa Tenggara Timur

Perhatikan Rasa Cemas Anak
Ketika anak mengalami proses menyapih, mereka mungkin merasa cemas atau gelisah karena menghadapi perubahan yang besar dalam rutinitas mereka. Penting bagi orangtua untuk memperhatikan tanda-tanda rasa cemas pada anak dan memberikan dukungan yang tepat.

Ajak anak berbicara tentang perasaan mereka dan berikan penjelasan sederhana tentang mengapa proses menyapih dilakukan. Berikan dukungan dan kehadiran yang stabil selama periode transisi ini sehingga anak merasa didukung dan dipahami dalam mengatasi perasaan cemasnya.

Setelah Buah Hati berhasil disapih, Ibu dan Ayah dapat merencanakan kehamilan selanjutnya dengan lebih tenang dan fokus pada persiapan kesehatan serta kesiapan emosional. Periode ini memberi kesempatan untuk memulihkan tubuh dari proses menyusui dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai babak baru dalam perjalanan keluarga. (bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: