Mengenal Kista Gigi! Ketahui Penyebab dan Cara Mengobatinya
Kista gigi terbentuk di ujung akar gigi, tetapi bisa juga muncul di gusi.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Kista gigi adalah terbentuknya kantong berisi cairan di sekitar gigi dan gusi. Kista gigi biasanya disebabkan oleh infeksi pada akar gigi yang mati. Meski tidak selalu berbahaya, kista gigi terkadang bisa muncul disertai radang dan infeksi pada gigi dan gusi.
Kista gigi sering kali tidak bergejala, sehingga baru diketahui setelah penderita melakukan pemeriksaan gigi atau foto Rontgen pada susunan gigi dan tulang rahang. Padahal, penanganan kista gigi sedini mungkin perlu dilakukan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan gigi lainnya.
BACA JUGA:Duel Maut di Seluma, Bapak dan Anak Kena Bacok Hingga Kritis
Kista gigi adalah kantong kecil berisi cairan yang tumbuh di sekitar gigi atau gusi. Biasanya, Kista gigi tidak menimbulkan gejala, kecuali jika sudah terinfeksi. Pada beberapa kasus, Kista gigi yang besar bisa menekan gigi yang sehat dan melemahkan tulang rahang.
Karena biasanya tidak bergejala, Kista gigi umumnya ditemukan secara tidak sengaja ketika menjalani foto panoramik atau CT scan area leher dan kepala. Ada beragam jenis Kista gigi yang bisa dibedakan berdasarkan penyebabnya. Namun, jenis Kista gigi yang paling sering ditemukan adalah kista periapikal atau kista dentigerous.
Penyebab Kista gigi
Kista gigi bisa terbentuk pada gigi yang sudah tumbuh maupun belum tumbuh. Berdasarkan lokasi asal pertumbuhannya, beberapa jenis Kista gigi yang umum terjadi adalah:
BACA JUGA:Agar Rumah Selalu Didatangi Rezeki, Mbah Moen Sarankan Baca Ini Saat Duduk dan Berdiri
1. Kista periapikal
Kista periapikal terjadi ketika gigi berlubang dibiarkan terlalu lama dan tidak diobati dengan baik. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada jaringan akar gigi (pulpitis) hingga akhirnya terjadi kematian saraf pada gigi tersebut. Dalam jangka panjang, pada ujung akar gigi yang sudah mati tersebut akan tumbuh kista periapikal.
2. Kista dentigerous
Kista dentigerous terjadi ketika kantung berisi cairan tumbuh di sekitar area impaksi gigi, yaitu gigi yang hanya bisa tumbuh sebagian atau tidak dapat keluar dari gusi sama sekali. Oleh karena itu, kista dentigerous umumnya ditemukan di area gigi geraham, terutama gigi bungsu.
Penyebab terjadinya kista dentigerous belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat faktor genetik. Selain kondisi di atas, kista gigi juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
BACA JUGA:MyRepublic: Internet Fiber Optik Terbaik Akan Segera Hadiri di Bengkulu
- Riwayat prosedur pengangkatan kista gigi yang tidak sampai tuntas
- Penumpukan darah atau cairan di dalam kantung atau folikel gigi akibat pertumbuhan gigi yang tidak terbentuk dengan sempurna
- Pembentukan gigi yang tidak sempurna
- Jaringan pembentuk gigi di bawah gusi yang tertinggal dan membentuk kista
Mengenali Penyebab Kista Gigi
Kista gigi terbentuk di ujung akar gigi, tetapi bisa juga muncul di gusi. Kista gigi dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi dan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Umumnya, hanya satu kista gigi yang terbentuk, tetapi ada beberapa kondisi ketika kista gigi bisa muncul lebih dari satu.
BACA JUGA:PDI Perjuangan Usung Fikri - Hendri di Pilkada Rejang Lebong 2024
Ada beberapa penyebab munculnya kista gigi, antara lain:
- Infeksi gigi yang tidak diobati, sehingga jaringan gigi membusuk dan mati
- Kelainan pada pertumbuhan gigi, misalnya posisi gigi tumbuh miring di dalam gusi
- Gigi tertinggal di dalam gusi atau impaksi gigi
- Faktor genetik, tetapi jarang sekali terjadi
Untuk mengetahui penyebab kista gigi yang Anda derita, diperlukan pemeriksaan langsung oleh dokter gigi. Untuk mendiagnosis kista gigi atau kondisi lain yang menyertainya, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, misalnya foto Rontgen pada gigi.
BACA JUGA:Saat Sudah Menikah, Apakah Wanita Masih Boleh Bekerja? Ini Kata Buya Yahya
Kista gigi berbeda dengan abses gigi. Abses gigi ditandai dengan infeksi yang menyebabkan terbentuknya nanah di sekitar gigi dan gusi. Gejala abses gigi dapat berupa sakit gigi, pembengkakan pada gusi, dan sulit untuk membuka mulut. Sementara itu, kista gigi tidak selalu menyebabkan infeksi. Kista gigi juga dapat tumbuh perlahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala apa pun.
Pengobatan dan Pencegahan Kista Gigi
Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan dokter gigi untuk mengobati kista gigi:
Penggunaan obat-obatan
Kista gigi yang berukuran sangat kecil dapat diobati dengan mengonsumsi obat-obatan, seperti antibiotik dan antinyeri. Antibiotik digunakan untuk kista gigi yang disertai infeksi, sedangkan antinyeri digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang disebabkan oleh kista gigi.
BACA JUGA:Saat Sudah Menikah, Apakah Wanita Masih Boleh Bekerja? Ini Kata Buya Yahya
Operasi
Jika kista gigi tidak dapat diatasi dengan antibiotik dan antinyeri, dokter akan melakukan operasi pengangkatan kista. Tak hanya mengangkat kista, operasi ini juga bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang terganggu akibat adanya kista dan mencegah munculnya kista di area gigi lainnya.
Meski dapat diobati, kista gigi sebaiknya dicegah dengan menjaga kebersihan dan merawat gigi dengan benar. Hal ini termasuk rutin menyikat gigi dengan pasta gigi setidaknya 2 kali sehari, menggunakan benang gigi setidaknya 1 kali sehari, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis yang dapat merusak gigi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: