Raja Rahwono yang Perkasa

Raja Rahwono yang Perkasa

Rahwono juga keturunan swargi Resi Wisrowo yang mantan Raja Lokapala. --

BENGKULUEKSPRESS.COM - Dewi Woro Sukesi punya 6 anak dalam versi Srilangka . Anak yang paling sulung diberi nama Rahwono, kemudian Kumbokarno, Sarpokenoko dan Wibisono. Sejak meninggalnya suaminya, Woro Sukesi tidak pernah menikah lagi. Janda ini beserta anaknya dirawat eyangnya, mbah Soma(li) dikraton Alengko dan dimomong oom Prahasto, adik Sukesi. Keempat putra-putri tersebut walau disebut komosalah dalam pedalangan hidup dalam limpahan kasih sayang dan mukti wibowo. Eyang mana sih, yang tidak suka dengan cucu yang lucu ? Juga dari oom Prahasto bahkan kakak tirinya Prabu Danarjo.

Ketika menanjak dewasa, sosok keempat anak muda tersebut mulai nampak. Gambarannya tidak terpaut banyak dengan pedalangan. Bedanya akan muncul nanti pada ujung cerita, Brubuh Alengko. Rahwono brangasan, pemarah, suka membentak bentak. Sikapnya jauh dari santun, urakan malah. Tidak bisa terinjak bayang-bayangnya. Tidak mau diungkuli. Keras kepala, sulit diajak kompromi, galak, tidak suka dibantah, dan otoriter. Mentalnya mental juara.

BACA JUGA:Ini Dia Lima Wanita Cantik Istri Raden Arjuna

Sejak kecil ia sudah menunjukkan sosoknya sebagai gladiator. Ia suka bertarung dan tidak suka kalah. Ia punya naluri membunuh, bersaing dan menaklukkan. Ia predator, lahir untuk memangsa. Ia sangat pemberani, sugih kendel bondho wani, nyaris tidak ada yang ditakutinya. Dewapun jika dilabraknya pasti lari ter-birit birit. ‘Seperti macan’ tidak cukup untuk menggambarkan jati dirinya. Ia seperti Tyranosaurus-Rex yang buas. Kemauannya sangat keras dan ia sangat cerdas. Ia pelajar yang sangat gentur belajarnya, terutama bidang militer. Ia sangat berbakat sebagai senopati ing Alogo, panglima perang, atau Generalissimo. Segala macam akademi militer dimasukinya dimasukinya dan ia selalu lulus dengan predikat magna cumlaude.

Gaya hidupnya flamboyan. Ia tidak trimo ing pandum. Suka hura hura, poya poya, bujono ondrowino. Ia murah hati, nyah nyoh. Ia mencintai keluarganya, ia sangat sayang terhadap adiknya terutama si bungsu Radèn Wibisono. Tetapi, terhadap musuhnya, ia tidak kenal ampun. Ia hormat terhadap mbah Soma dan oom Prahasto. Ia bukan play-boyo. Walau Raja ia hanya punya istri tunggal, Dewi Mandori (Tari ?) ia sangat memperhatikan jendralnya. Ia disukai dan dicintai jendralnya.

BACA JUGA:Raden Arjuna! dari Pandawa yang Terkenal Ketampanannya dan Punya Banyak Istri


Ia Raja religius. Tidak jelas agamanya apa (Siva ?). Terkadang berpakaian kependetaan tetapi lebih sering menyandang ageman perang. Ia sangat menghormati dan patuh terhadap guru2nya.

Anak kedua, buto klentrang klentreng, Dityo Kumbokarno di kasatrian Pangleburgongso. Tubuhnya tambun luar biasa besar. Hobinya makan, angop, bobok, bangun, mangan manèh. Kerjaannya hanya klentrang klentreng sambil rengeng rengeng. Ia Yakso lumuh – pemalas dan sedikit terbelakang. Tetapi jika kurdo (ngamuk), gunungpun digasaknya. Raksasa lugu dan tampak dungu ini patuh dengan kakang masnya. Sosoknya akan muncul lebih jelas di episode Rahwono Koplo dan Brubuh Alengko.

Anak ketiga, Sarpokenoko sebagai orang kepercayaan kakandanya. Ia menjabat sebagai menko polkam. Ia genit, dandanannya menor dan suaminya banyak. Namun demikian, ia prajurit wanita yang tangguh. Ada versi lain mengatakan sebaliknya, ia cantik dan santun.

Anak bungsu adalah mas Gun(awan Wibisono), anak mami. Semua orang menyayangi si bungsu manja ini. Tingkahnya sangat santun. Mas Gun yang kutu buku sangat dicintai prabu Rahwono. Ia tidak punya kesaktian apapun karena pada dasarnya ia tidak menyukai kekerasan. Ia adalah administrator par excellence. Diplomat ulung dan negotiator tangguh.

BACA JUGA:Wara Srikandi! Prajurit Wanita Inkarnasi Dewi Amba Yang Mampu Mengalahkan Bisma

Sesaji Rojosuyo
Walau masih sangat belia, Rahwono memenuhi syarat sebagai Raja di Alengko menggantikan mbah Soma yang sudah kèwut. Prahasto dengan telaten membimbing keponakannya. Rahwono juga keturunan swargi Resi Wisrowo yang mantan Raja Lokapala. Dengan demikian ia juga punya hak menjadi Raja di Lokapala. Namun kakak tirinya, prabu Donopati punya rencana lain. Ia mau putranya sendiri yang madheg Raja di Lokapala. Semula, tujuan politis Donopati meminang Sukesi adalah pinangan politis untuk membuat aliansi strategis Alengko-Lokapala. Rencana ini berantakan karena bilahi birahi, salah comot buku saru.

Rahwono mengutus oom Prahasto supaya tujuan awal aliansi 2 negara diteruskan dengan mengajukan dirinya sebagai Raja dikedua negara. Donopati menampik usulan ini. Ketika jalan negosiasi macet, jalan pedanglah yang dipakai. Terjadilah banjir darah perang antara kedua negara. Prabu Donopati kalah, terbunuh oleh adik tirinya yang muda belia. Semenjak Donopati praloyo, kedua negara digabung. Rahwono kemudian melakukan militerisasi dikedua negara. Alengko menjadi negara facist. Akademi militer didirikan. Empu2 pembuat senjata direkrut. Satu demi satu negara2 disekitar pulau Srilanga ditaklukkan. Akhirnya Rahwono berhasil mempersatukan seluruh Srilangka dan Alengko yang semula negara kecil telah menjadi superpower.

BACA JUGA:Dewi Amba, Ketika Cintanya Ditolak Bhisma dan Berujung Kutukan Maut

Rahwono dinobatkan sebagai Maharaj atau King of Kings dalam sebuah upacara sesaji Rojosuyo. Tarian Tayungan, the dance of victory, diadakan siang dan malam. Sejak itu, Alengko menjadi negara agresor dengan melakukan invasi2 militer ke India selatan yang berdekatan dengan pulau Srilangka. Alengko menjadi suatu emperium dengan jajahan2 dn koloni2nya disepanjang India selatan.

Seperti Temujin, yang kemudian bergelar Jengis Khan, menyatukan Mongolia dan kemudian mendirikan kekasiaran Mongol. Membentang dari China sampai ke Timur Tengah meluluhlantakkan kesultanan2 di Timur Tengah. Seperti kekaisaran Romawi yang membentang sampai ke Inggris Raya. Seperti Alexander yang Agung dari negara kecil Macedonia terentang dari kepulauan Yunani sampai ke Pakistan. Seperti Attila the Hun, Caesar, Charles sang penakluk, dan sejenisnya.

Rahwono mabuk kemenangan dan menjadi megalomania. Terlalu percaya diri, menjadi jumowo, adigang adigung adiguno. Empero Alengko menjadi luar biasa kaya raya karena menerima upeti dari negara2 jajahannya. Kekuatan militer Alengko menjadi mesin perang yang brutal dan ditakuti. Melibas negara2 kecil di India Selatan yang mayoritas wangsa non Arya.

BACA JUGA:Ratusan Warga Bengkulu Jadi Korban Investasi Bodong, Total Kerugian Rp 2 M, Pelaku Oknum Mahasiswi

Pada masa ini, Alengko mengalami jaman keemasan. Jajahannya banyak dan menjadi kaya raya. Rahwono di puja puja sebagai bapak bangsa yang menyatukan seluruh Srilangka. Kraton yang megah dan candi- candi monumental didirikan pada masa ini. Infrastructur, jalan, irigasi, pelabuhan, dll dibuat pada jaman keemasan ini.

Diatas langit ada langit mencit dan dibawah jurang ada jurang jero. Expansi Empero Alengko tertahan ketika mencoba menginvasi ke India utara yang dikuasai wangsa Arya. Di Utara Timur ia dihadang Resi Subali, wanoro sakti mondroguno. Rahwono gagal menginvasi Poncowati bahkan keok oleh Resi Subali. Oom Prahasto sampai nangis2 minta pengampunan agar Rahwono tidak dibunuh. Beruntung Rahwono tidak terbunuh malahan diangkat murid oleh Resi Subali.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: