Suami Ditangkap, Boru Nainggolan Minta Keadilan

Suami Ditangkap, Boru Nainggolan Minta Keadilan

SIMALUNGUN - Penetapan ke 21 tersangka penganiaya Kapolsek Dolok Pardamean yang kini berpangkat Kompol Anumerta, Andar Siahaan, ternyata mengisahkan kekecewaan bagi Leila br Nainggolan (28).

Pasalnya, Rudiman Sidabutar (29) tak lain suaminya yang sudah ditetapkan tersangka, justru tidak melakukan apa-apa. Melainkan jadi korban tuduhan dari warga Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun.Kepada Metro Siantar (Grup JPNN), Sabtu (30/3) siang, Leila mengisahkan malam peritiwa berdarah itu, Rudiman dan dirinya hanya sebagai penonton tatkala mendengar suara gaduh diluar rumah. Hanya hitungan menit, lemparan batu yang nyasar bahkan nyaris mengenai ia dan suaminya. Karena takut salah sasaran, selanjutnya memilih masuk kembali ke rumah yang terletak di Dusun Raja Huta, Dolok Pardamean atau 15 meter dari TKP penganiayaan. \"Semalaman dia berada di sampingku menunggu kejadian itu. Tak mungkin dia keluar rumah apalagi melakukan pengeroyokan. Suamiku hanya dituduh warga Dolok Saribu makanya ditetapkan tersangka,\" kata Leila. Sementara ketika ditahan di Polres Simalungun selama dua malam, keluarga Leila sudah berusaha menemui pihak penyidik. Tapi gagal karena masih disibukkan dengan pemeriksaan kepada warga yang diboyong pasca kejadian itu. Di luar dugaan, setelah beberapa warga dilepas karena tidak terbukti lewat keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa, Rudiman malah tertahan hingga resmi ditetapkan tersangka. Leila bahkan jatuh pingsan setelah membaca nama suaminya tertera di METRO SIANTAR sebagai tersangka pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya AKP Andar Siahaan. Jelas tidak terima, selain karena memang suaminya tidak melakukan apa-apa pada malam itu, juga memikirkan nasib ketiga anaknya yang masih balita. \"Mau mati saja rasanya pak. Kayak mana tiga anakku ini tanpa bapaknya,\" ketus Leila seraya merangkul ketiga anaknya. Tidak disangkal pula, Rudiman kesehariannya kerab mendatangi Nagori Dolok Saribu karena mengangku hasil panen menggunakan truk milik toke tempatnya bekerja. Sehingga tidak sedikit yang mengenal Rudiman hingga tuduhan ikut serta mengeroyok Kapolsek tersebut diarahkan padanya. Selain itu, suami yang telah menikahinya empat tahun silam itu, jarang bersoal kepada siapapun. Meski kerab minum tuak, tapi tidak sekalipun pernah berkelahi, begitu juga dengan Leila. \"Makanya aku tidak terima, kemana lagi aku mau mengadu Ito (saudara). Bantulah kami yang tak punya apa-apa ini,\" kata Leila. Keterangan Leila juga diamini Rita br Girsang (40) tak lain mertuanya atau ibu kandung Rudiman. Malam naas itu, anaknya sempat menyaksikan perkelahian itu setelah mendengar suara gaduh dan suara bising knalpot kreta tak jauh dari rumah. Karena batu sempat nyasar kearah rumah, selanjutnya menyuruh masuk keduanya. \"Akupun ikut melihat perkelahian itu termasuk anak dan menantuku itu. Tapi karena hampir terkena lempara batu, ku suruh orang itu masuk kerumah dan kami membahas perkelahian itu,\" kata Rita. Karena itu, dirinya meminta keadilan Polisi dalam penetapan tersangka atas pengeroyokan terhadap Kapolsek itu. Diyakini pula, tujuh orang warga Raja Huta yang turut dijadikan tersangka, justru tidak tau masalah ketika warga Dolok Saribu mengerumuni mobil Kijang milik Kapolsek tersebut. \"Ini sudah fitnah namanya, polisi harus bisa adil. Kalau dia dituduh harusnya bisa dibuktikan dan bukan menerima keterangan dari satu saksi aja,\" tambah Rita lagi. Trauma Lihat Polisi Beberapa warga seperti Haspan Sinurat (44), Jakmal Saragih (61) dan Panorang Pasaribu (53) mengaku trauma atas kedatangan orang menggunakan mobil maupun kendaraan roda dua ke Raja Huta. Khawatir kembali ditangkap dan dibawa ke kantor polisi hingga dihukum meski tidak berbuat pada malam tragedi itu. Lebih tiga orang setelah penetapan tersangka, kembali dijeput pihak berwajib dari Dusun Raja Huta. Tidak tau apa penyebabnya, namun meyakini akan memberi keterangan terkait tragedi kematian Anda Siahaan. \"Kalau datang pake mobil, kami langsung sembunyi. Kamu bukan takut, tapi salah sasaran seperti si Rudiman itu,\" kata Haspan. Baik anak maupun cucu yang ayahnya resmi ditetapkan tersangka atas kematian Andar Siahaan itu, kini selalu memanggil nama ayah dan ompung (kakek)-nya. Beberapa warga juga lebih mengurung diri dalam rumah ketimbang keluar rumah karena khawatir dijeput polisi. Bahkan lawan pertanian disekitar Raja Huta terlihat kosng melompong. Parahnya lagi, tanaman tomat yang seogiyanya bisa dipanen, justru terlantar tanpa ada yang memetik. Beberapa warga mengaku masih trauma dengan kehadiran petugas baik berseragam dinas maupun preman. (dho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: