Gutel, Warisan Leluhur Suku Gayo Aceh yang Mulai Dilupakan

Gutel, Warisan Leluhur Suku Gayo Aceh yang Mulai Dilupakan

Gutel warisan leluhur suku Gayo Aceh-Akun Insatagram @lintas.gayo-

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Provinsi Aceh memiliki kawasan wilayah yang cukup luas terdiri dari beberapa Kabupaten dan kota. Tentunya dalam hal ini Aceh memiliki beragam suku etnis, salah satunya suku Gayo.

Secara administratif suku Gayo meliputi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, serta Kabupaten Gayo Lues.

Selain identik dengan adat, tradisi dan budayanya, suku Gayo terkenal dengan kuliner khasnya yang lezat dan konon katanya bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

BACA JUGA:Menyantap Hidangan Lezat Sembari Menyaksikan Berbagai Kesenian Khas Jawa di The House Raminten Yogyakarta

Salah satu kuliner yang paling dikenal adalah Gutel. Kuliner ini  merupakan makanan tradisional warisan leluhur Suku Gayo. Para nenek moyang mereka terdahulu mampu mengolah bahan dasar dari alam, menjadi makanan yang layak dikonsumsi dan bertahan lama.

Nah, Tahukah kamu? sanking legendarisnya, gutel telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Provinsi Aceh sejak 2019. Bahkan kuliner khas Gayo ini menjadi makanan paling berharga yang dibutuhkan ketika masa penjajahan seperti pada perang gerilya melawan Belanda dan Jepang.

Suku Gayo biasanya selalu membawa Gutel sebagai bekal jika ingin berpergian ke tempat jauh. Bukan hanya digunakan untuk penunda lapar, tapi makanan ini menjadi obat rindu kepada keluarga dan orang terdekat. Karena gutel biasanya dibuat dari para tangan kreatif para perempuan di rumah.

BACA JUGA:Berkunjung ke Kedai Bakmie Tjo Kin, Kedai Bakmie Populer di Bandung

Gutel memiliki bentuk yang lonjong, makanan ini terbuat dari beras, kelapa, garam, dan air. Untuk memasaknya, dimulai dari merendam beras, lalu ditumbuk dengan kelapa, garam, dan sedikit air kelapa.

Setelah semua bahan tercampur, adonan dikepalkan lalu digulung dengan daun pandan. Masing-masing gulungan diisi dengan dua buah gutel. Setelah itu, dikukus hingga beberapa saat dan siap dihidangkan.

Kelayakan gutel untuk dikonsumsi dapat bertahan hingga satu bulan. Itulah mengapa makanan ini sering dijadikan bekal perjalanan jauh sebagai pengganjal lapar untuk menambah energi.

Hingga kini, Gutel masih dihidangkan pada berbagai upacara adat dan keagamaan. Selain itu, diberbagai acara penting pemerintah juga kerap menghidangkan Gutel sebagai upaya untuk melestarikan makanan bersejarah ini.

BACA JUGA:Sejarah Kue Putu, Ternyata Sudah Ada Sejak 1200 Masehi

Gutel yang memiliki tekstur agak keras ini dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Meski dijadikan kudapan untuk berburu di alam liar, tapi gutel juga cocok disantap bersama segelas kopi kopi arabika khas gayo .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: