Mengenal Sejarah Kuah Beulagong yang Sudah Ada Sejak Tahun 60-an

Mengenal Sejarah Kuah Beulagong yang Sudah Ada Sejak Tahun 60-an

Proses memasak kuah Beulagong yang biasanya dilakukan oleh Laki-laki-Akun Insatagram @abidin.mustanul-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Aceh yang merupakan salah satu provinsi yang berada di paling ujung barat Indonesia. Tak lengkap rasanya jika bertandang ke Aceh kamu tidak mencoba kuliner khas yang ada di sana. Salah satu kuliner yang menarik perhatian adalah Kuah Beulagong

Asal usul nama Beulangong berasal dari nama belanga yang artinya kuali besar. Masyarakat Aceh biasanya memasak kuah beulangong ini dalam porsi besar sehingga membutuhkan kuali besar untuk menampung sekitar 200 porsi.

Proses memasak kuah Beulagong ini cukup lama, dalam proses memasak kuah Beulangong ini membutuhkan waktu sekitar dua jam dan membutuhkan banyak tenaga untuk memasaknya.

Selain itu, masakan khas Aceh yang satu ini juga mengkhususkan para kaum lelaki untuk memasaknya, sebagai salah satu filosofi yang melatar belakangi kuliner ini.

BACA JUGA:Mampir ke Bon Garden Cafe di Palembang, Mencicipi Kuliner Kekinian yang Bikin Ketagihan

Kuah Beulagong ini biasa disajikan pada acara buka puasa atau hari raya seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad, serta sering juga digunakan sebagai menu utama acara pesta tetapi daging kambing diganti dengan daging sapi.

Aroma wangi rempah yang berasal kuah Beulagoh membuat siapapun terlena untuk menyantapnya. Tentunya makanan yang satu ini memiliki cita rasa yang gurih dan juga lezat. Paling enak kuah Beulagong di Makan bersama nasi hangat atau pun lontong. 

Kuah Beulagong biasanya diberi tambahan nangka mentah dan pisang yang masih muda. Berbeda dengan zaman kesultanan, kuah beulangong saat ini juga dapat dinikmati sebagai lauk hari biasa.

BACA JUGA:Berkunjung ke Kedai Bakmie Tjo Kin, Kedai Bakmie Populer di Bandung

Nah, tahukah kamu Kuah Beulagong memiliki peran penting dalam sejarah aceh. Pada tahun 60-an, terjadi proses perdagangan yang membawa pedagang dari Gujaret (India) yang masuk ke Aceh, dimana menjadi tempat persinggahan pertama mereka di negara Indonesia. 

Tujuan awal mereka adalah untuk menyebarkan agama Islam sekaligus menyerap kebudayaan, salah satu nya adalah kuliner. Para pedagang ini sempat tinggal beberapa lama di Aceh untuk menyebarkan agama Islam di Aceh, tepatnya di Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, dan sebagian wilayah Aceh Barat.

Kuah Beulagong sudah sejak dulu menjadi tradisi kuliner bagi masyarakat Aceh daalam memeriahkan dan menyambut musim tanam padi datang.

Sebelum masa turun ke sawah, terlebih dulu diadakan syukuran memohon kepada Yang Maha Kuasa agar hasil padinya mereka bagus, dijauhkan dari gangguan hama dan panen seperti yang diharapkan. Hajatan ini disebut sebagai Kenduri Blang (syukuran turun ke sawah).

BACA JUGA:Mencicipi Kuliner di Gang Nikmat Berkonsep Ruang Terbuka di Bandung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: