Pedagang Diimbau Tak Khawatir

Pedagang Diimbau Tak Khawatir

\"patriana+sosialinda\"BENGKULU, BE - Wakil Walikota Bengkulu Ir Patriana Sosialinda mengimbau agar para pedagang Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama tak khawatir dengan penertiban.  Ia menjelaskan, penertiban yang dilakukan oleh pemerintah semata-mata bertujuan baik. \"Penataan yang dilaksanakan disana semata-mata tujuannya untuk meramaikan pasar, bukan untuk membuatnya sepi.

Untuk menjadi pasar yang ramai, maka harus terlihat tertata. Sekarang yang jadi persoalan kita para pedagang masih terpecah antara mereka yang ngotot tetap bertahan diluar dan yang sudah mulai berangsur ke dalam. Tapi kalau semua sudah masuk ke dalam pasti pembeli juga akan rame berbelanja di dalam,” ungkap Patriana Sosialinda, kemarin (23/3).

Dijelaskannya, sudah menjadi peraturan bila penjual dilarang berjualan di jalanan maupun trotoar. Terlebih, kata perempuan yang akrab disapa Linda ini, penataan PPN Panorama harus dilakukan apabila para pedagang menginginkan adanya pembangunan tahap ketiga.

\"Dana pembangunan tahap ketiga itu besar lho. Cukup besar untuk membuat pasar PPN itu menjadi tampak asri dan nyaman. Kalau tempat kita berjualan menjadi aman dan nyaman, pembeli mana yang tak mau datang? Seperti mall itu bisa ramai karena para pembelinya ditawarkan keasrian dan kenyamanan,\" sampainya.

Sementara itu, salah seorang Satgas PPN Panorama yang akrab disapa ayuk Not mengatakan, meski masih ada beberapa pedagang yang masih membandel, namun jumlahnya tidak seberapa. Dinyatakannya, sejauh ini para pedagang mulai berangsur tertib. \"Hanya tinggal satu-dua orang yang masih membandel membuka dagangannya dipinggir jalan. Tapi kami akan terus menertibkan semuanya hingga semua masuk ke dalam. Operasi penertiban yang kami gelar rutin,\" ungkap Not.

Dipaparkan Not, sebanyak 28 lapak telah disiapkan bagi para pedagang di dalam pasar. Para PKL itu, bisa menempatkan lapak-lapak tersebut secara gratis. Karena itu ia mengimbau agar para pedagang dapat masuk ke dalam pasar tanpa harus ditertibkan. \"Lapak yang ada itu tinggal ditempati. Buat apa membuka lapak lagi di pinggir jalan?\" sambungnya.

Not menambahkan, ia dulu dalam posisi yang sama dengan para pedagang. Sehingga ia merasa cukup mengerti dengan perasaan mereka. Ia berani melakukan penertiban terhadap pedagang karena ia yakin bahwa kondisi di dalam pasar tidak akan kalah ramai dengan kondisi para pedagang diluar.

\"Saya pun sebelum menjadi Satgas juga pedagang dan sering ribut dengan petugas saat berlangsung penertiban. Apalagi sama Satpol PP. Tidak cuma saya, termasuk anak dan keluarga saya lainnya. Makanya saya yakin, kondisi didalam sepi itu karena belum ramai aja yang berjualan. Tapi kalau sudah berada didalam semua, pasti berangsur-ansur ramai. Sekarang aja baru beberapa yang jualan para pembeli sudah mulai berbelanja didalam,\" tukasnya.

Not mengemukakan, ia dan keluarganya sudah berniat kembali untuk berjualan apabila seluruh pedagang dapat tertib. Ia memastikan dalam hal ini ia tak akan menggunakan statusnya untuk bertindak sewenang-wenang. \"Mentang-mentang kami pernah menjadi satgas, kami tak akan berjualan diluar. Kalau semua sudah tertib kami juga akan ikut berjualan didalam. Jadi prinsipnya akan adil,\" kata Not, yakin.

Terpisah, Agus, salah seorang PKL yang sehari-hari menjual daging, merasa masih cemas dengan kondisi dagangannya apabila berjualan di dalam pasar. Ia melihat sebagian pembeli masih enggan untuk masuk kedalam pasar.  \"Makanya masih ada pedagang yang masih enggan pindah ke dalam. Dalam segi perbandingan, penglaris diluar masih lebih tinggi daripada penghasilan berjualan didalam,\" tuturnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: