Diduga Terdampak Asap Batubara, Warga Teluk Sepang Ramai-ramai Datangi Puskesmas

Diduga Terdampak Asap Batubara, Warga Teluk Sepang Ramai-ramai Datangi Puskesmas

Warga Teluk Sepang mendatangi Puskesmas karena merasa sesak napas-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Asap swabakar batubara milik PT. Mega Prima Persada (MPP) masih mengepul di pemukiman warga RT 14, Kelurahan Teluk Sepang. Kejadian ini sudah berlangsung lebih dari 1 bulan terakhir.

Warga yang tidak tahan karena dampak kesehatan yang menurun, menyampaikan keluhannya ke Puskesmas Teluk Sepang.

Warga menyampaikan sudah tidak tahan lagi dengan asap yang terus mengepul. Sebagian besar warga merasakan pusing kepala karena terhirup asap batubara.

“Warga banyak yang merasakan pusing karena terhirup asap batubara, nafas sesak dan tidak enak di tenggorokan. Kami sudah tidak mampu lagi harus bernafas dengan kondisi seperti ini, disiram asap oleh PT. MPP ini,” kata Rustam Effendi warga RT 14, pada 31 Oktober 2023.

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Puji Eksistensi IPSA Bengkulu di Masyarakat

Nahuya, warga RT 14 menambahkan abu yang terbawa angin akibat swabakar batubara masuk ke dalam sumurnya.

“Sumur kami sudah airnya sedikit abu batubara ikut masuk ke dalam sumur. Tenggorokan ini rasanya gatal karena tidak ada pilihan air yang bersih untuk keperluan rumah tangga,” kata Nahuya.

Sementara pihak Puskesmas Pembantu Kelurahan Teluk Sepang, menyampaikan bahwa laporan warga akan disampaikan kepada Puskesmas Induk agar dapat dilakukan tindakan penanganan.

“Laporan warga akan kita teruskan kepada Puskesmas Induk di Padang Serai. Supaya lebih cepat ditangani sebaiknya ada warga didampingi kepala RT bisa langsung meminta penanganan kepada kepala di Puskesmas Induk,” kata Mimi, Bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu Kelurahan Teluk Sepang.

Akibat kejadian ini, satu keluarga yang rumahnya paling dekat dengan stockpile batubara mengungsi akibat asap yang terus masuk ke dalam rumah.

“Satu keluarga yang paling dekat dengan stockpile ini mengungsi, dia punya anak bayi usia dua bulan menghindari dampak kesehatan yang lebih parah,” sambung Rustam.

BACA JUGA:Komunitas di Bengkulu Ikuti Workshop Anti Hoaks Mafindo Bengkulu

Cimbyo, Manager Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia menjelaskan bahwa pengelolaan stockpile yang diduga sembarangan akan berdampak besar bagi kesehatan warga setempat.

“Melihat kondisi di lapangan pengelolaan stockpilenya dilakukan sembarangan. Tidak ada pagar pembatas antara rumah warga dengan tumpukan batubara yang terbakar. Sedangkan batubara ini merupakan mineral yang reaktif, jika terbakar kandungannya akan menyebabkan gangguan pernafasan dan berpotensi besar menyebabkan kanker,” kata Cimbyo.(rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: