Inilah Tradisi yang Membuat Orang Yahudi Jadi Bangsa Cerdas dan Mendominasi Dunia

Inilah Tradisi yang Membuat Orang Yahudi Jadi Bangsa Cerdas dan Mendominasi Dunia

Tak mengherankan jika Yahudi disebut sebagai bangsa yang pintar dan cerdas, hingga akhirnya berhasil menguasai dunia.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Populasi Yahudi memang tak banyak, tapi mereka berhasil mendominasi dunia di berbagai sektor, khususnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Nama-nama besar seperti Mark Zuckerberg (Facebook), Steve Ballmer (Microsoft), Sergey Brin (Google), Andy Rubin (Android), Eli Harari (Sandisk), hingga Michael Dell (Dell), pasti sudah tak asing lagi.

BACA JUGA:Ini Dia Jumlah Ikatan Koin Cina Pembawa Keberuntungan menurut Feng Shui

Mereka semuanya adalah orang Yahudi penguasa perusahaan teknologi dunia. Tak hanya teknologi, orang Yahudi juga mendominasi perdagangan, perbankan, kedokteran, keuangan dan lain-lain. Tak mengherankan jika Yahudi disebut sebagai bangsa yang pintar dan cerdas, hingga akhirnya berhasil menguasai dunia. Tradisi Yahudi ini mungkin bisa jadi alasannya.

BACA JUGA:Ini Dia Alasan Kamu Wajib Membawa Botol Minum Setiap Bepergian

1. Tradisi Havruta di Yahudi

Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa gen bangsa Yahudi lebih unggul dibandingkan bangsa-bangsa lain di dunia. Namun, ada satu tradisi Yahudi yang disebut dengan Havruta, yang dapat mengasah berpikir kritis anak-anak Yahudi sejak dini. Havruta merupakan tradisi atau kebiasaan orang Yahudi yang berdiskusi tentang Taurat.

Dua orang Yahudi biasanya saling berhadap-hadapan untuk berdiskusi mengenai kitab suci mereka. Kebiasaan Havruta yang dilakukan sejak dini itu yang dianggap mampu mengasah cara berpikir orang-orang Yahudi menjadi lebih kritis dibanding bangsa lain.

BACA JUGA:Hattori Hanzo, Sosok Ninja yang Dijuluki 'Iblis' Pemimpin Klan Tokugawa di Jepang Abad 16

2. Punya daya juang lebih tinggi dibanding bangsa lain

Seperti diketahui, Yahudi merupakan bangsa yang menyebar ke berbagai belahan dunia karena penjajahan yang membuat mereka terusir dari tanah airnya, Yerusalem. Dalam buku The Chosen Few yang ditulis Zvi Eckstein dan Maristella Botticini, ketika penghancuran Kuil Kedua di Yerusalem oleh Romawi, membuat orang Yahudi kehilangan pusat ritualnya.

BACA JUGA:Senam Mata Ringan untuk Mengatasi Mata Merah Akibat Iritasi

Oleh karena itu, untuk tetap melanjutkan hidup dengan pertolongan Tuhan, mereka harus bisa membaca dan menulis Taurat.Sejak saat itu, ini telah menjadi tradisi bagi Yahudi untuk mengajarkan baca dan tulis (ilmu pengetahuan) kepada anak mereka sejak dini.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: