Musim Kemarau Tiba, Baca Doa Ini Agar Selamat dari Kebakaran

Musim Kemarau Tiba, Baca Doa Ini Agar Selamat dari Kebakaran

Tanpa doa kita lalai, dengan doa kita pandai dalam merasa, menyadari dan berupaya. Jadi, berdoalah sebelum musibah menimpa kita--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Sejumlah peristiwa kebakaran belakangan kerap melanda beberapa daerah di Indonesia. Hal itu karena potensi kebakaran di musim kemarau lebih besar dari pada musim lainnya. Karena itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk membaca beberapa doa agar selamat dari kebakaran. Berikut doa-doanya:

Pertama, doa yang diriwayatkan Imam al-Nasai (shahih): 

عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ السُّلَمِيِّ هَكَذَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا

 BACA JUGA:Akun OVO Kamu Tak Bisa Transfer? Ini 7 Penyebabnya

Artinya: “Dari Abu al-Aswad al-Sulami, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa: “Allahumma innî a’ûdzu bika minal hadmi, wa a’ûdzu bika minat taraddi, wa a’ûdzu bika minal gharqi wal harîqi, wa a’ûdzu biki an yatakhabbathanîsy syaithânu ‘indal mauti, wa a’ûdzu bika an amûta fî sabîlika mudbiran, wa a’ûdzu bika an amûta ladîghan” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa reruntuhan. Aku berlindung kepada-Mu dari jatuh dari tempat yang tinggi. Aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran. Aku berlindung kepada-Mu dari bujuk rayu setan ketika (menjelang) kematian (sakaratul maut). Aku berlindung kepada-Mu dari mati di jalan-Mu dalam keadaan melarikan diri. Aku berlindung kepada-Mu dari mati karena sengatan binatang.” (Imam al-Nasa’i, Sunan al-Nasâ’i bi Syarh al-Hâfidz Jalâl al-Dîn al-Suyûthî wa Hâsyiyah al-Imâm al-Sindî, Beirut: Dar al-Ma’rifah, tt, juz 8, hal. 678)

 BACA JUGA:Agar Hidup Sukses dan Kaya Raya Dibanjiri Rezeki, Rutinkan Amalan 10 Menit Habib Luthfi Bin Yahya

Doa di atas termasuk dalam kategori doa “isti’âdzah” (memohon perlindungan). Kalimatnya terdiri dari “a’ûdzu bika” yang berarti “aku berlindung kepada-Mu.” Dari sekian banyak permohonan perlindungan, “al-harîq” (kebakaran) termasuk di dalamnya. Artinya, doa ini memiliki cakupan yang luas; ada tertimpa reruntuhan, bencana longsor bisa masuk di sini; ada jatuh dari tempat yang tinggi, sehingga cocok untuk pemanjat tebing dan pendaki; ada tenggelam, dan lain sebagainya.

Karena itu, doa ini bisa dibaca siapa saja, baik yang hendak melakukan kerja-kerja sosial seperti relawan bencana dan tim penyelamat, ataupun oleh para pecinta alam, atlet olahraga, dan peneliti lapangan agar terselamatkan dari bencana-bencana yang tidak dikehendaki tersebut.

BACA JUGA:Jangan Ada PLTU Baru, STuEB Serahkan 'Policy Brief' Transisi Energi ke JETP

Kelebihan doa isti’âdzah adalah ia seperti benteng yang melindungi kita. Sebab, tidak jarang musibah atau bencana terjadi karena ulah manusia, baik karena kelalaian diri kita sendiri maupun perilaku buruk orang lain, misalnya kebakaran hutan, pencemaran air laut, pencemaran lingkungan hidup dan lain sebagainya. Dengan membaca doa ini, paling tidak ada kesadaran lain yang muncul dalam diri kita, jika kita sepenuh harap memohon perlindungan dari Allah, sudah sepantasnya kita juga jangan sampai menjadi penyebab musibah yang menimpa orang lain, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan alam.

Kedua, bacaan atau amalan yang diriwayatkan Imam Ibnu Sunni (w. 364 H). Ada empat jalur periwayatan yang disampaikan oleh Imam Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, keempatnya menggunakan redaksi yang sama. Karena itu hanya akan dikemukakan satu saja. Rasulullah bersabda:

 BACA JUGA:Ngaku Dengar Bisikan Ghaib, Siswa SMK di Bengkulu Utara Aniaya 2 Orang Anak Guru Hingga Pingsan

إِذَا رَأَيْتُمُ الْحَرِيْقَ فَكَبِّرُوا فَإِنَّ التَّكْبِيْرَ يُطْفِئُهُ

Artinya: “Jika kalian melihat kebakaran, maka bertakbirlah. Sesungguhnya takbir memadamkan kebakaran.” (Imam Ibnu Sunni, ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, Beirut: Syirkah Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam, 1998, hal. 184-185)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: