Kamu Shio Apa? Ini Urutan 12 Shio Beserta Tanggal Lahir dan Karakternya

BENGKULUEKSPRESS.COM - Shio merupakan simbol binatang dalam astrologi Tionghoa. Shio memiliki dua belas hewan yang mewakili tahun, bulan, dan jam tertentu.

Istilah shio dalam bahasa Indonesia diambil dari lafal dialek Hokkian sheshio (Hanzi: 生肖, pinyin: shengxiao) yang lazim dituturkan di Indonesia. 

Dalam astrologi Tionghoa, lambang hewan shio menunjukkan cara orang lain memandang dirimu atau dirimu memandang dirimu sendiri.

Namun, ada sebuah sebuah kesalahpahaman umum tentang pembagian shio. Banyak yang beranggapan bahwa lambang hewan shio hanya ditetapkan berdasarkan tahun. 

Nyatanya, penetapan lambang hewan shio ini juga didasarkan atas bulan, hari, dan jam.

BACA JUGA:Intip Peruntungan 12 Shio di Tahun Kelinci Air, Ini Prediksinya untuk 2023

Untuk memahami shio secara lengkap, berikut pengertian, sejarah, pembagian shio berdasarkan tanggal dan tahun lahir, serta karakteristik dan sifat-sifat shio yang dikutip dari Buku Lengkap Shio dan Feng Shui oleh Tjahyadi Budi Santosa.

# PENGERTIAN SHIO

Menurut Tjong Liang Chen-seorang suhu keturunan etnis Tionghoa, shio merupakan simbol binatang Tiongkok yang dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kepribadian, kesehatan, karier, asmara, dan pergaulan seseorang. Shio berasal dari bahasa Mandarin yang berarti "mirip", "persis", atau "seperti".

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki shio kerbau, maka dapat dikatakan bahwa tingkah laku orang tersebut sehari-hari mirip, persis, atau seperti kerbau.

Seseorang yang memiliki shio anjing, dapat dikatakan bahwa tingkah lakunya sehari-hari mirip, persis, atau seperti anjing, begitu pula dengan shio lainnya.

Di dalam gambaran kepercayaan masyarakat Tiongkok, shio terbagi menjadi 12 macam, yakni shio tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Masing-masing shio tersebut mewakili atau menggambarkan tingkah laku setiap orang.

# SEJARAH SHIO

Menurut Tjong Liang Chen, sejarah kemunculan shio ini dimulai ketika Sang Buddha hendak meninggalkan bumi. Ia memerintahkan semua binatang untuk hadir di hadapannya.

Sumber: