Gagal Panen Padi

Gagal Panen Padi

KOTA PADANG, BE - Belasan hektar tanaman padi milik petani di Desa Durian Mas Kecamatan Kota Padang, diserang hama kepinding tanah dan wereng ijo.  Warga terancam gagal panen karena tanaman padi yang baru berumur beberapa minggu itu menjadi kuning, bahkan sebagian besar tidak berbuah.

Sunar (42), warga setempat kepada Bengkulu Ekspress Minggu (17/3) menerangkan, serangan hama membuat sebagian besar petani menjadi khawatir terhadap penyebaran hama tersebut.  \"Setidaknya ada 611 hektar tanaman padi yang digarap oleh para petani saat ini, dalam satu bulan saja sudah 4 hektar tanaman padi berubah warna jadi kuning,\" ungkap Sunar.

Sunar mengaku, sejumlah petani telah melakukan antisipasi pembasmian terhadap hama peyakit yang menyerang tanaman yang menjadi mata pencarian warga sekitar tersebut, namun keterbasatan biaya dan obat-obatan untuk membasmi wabah yang mahal, membuat petani terpaksa mengantisipasi dengan cara seadanya seperti menyemprot dengan obat padi biasa.

Staf bagian tata usaha Balai Benih Pembantu Padi dan Palawija (BBPPP) Kecamatan Kota Padang Suhardi, membenarkan kondisi tanaman padi warga yang terserang hama tersebut.

\"Keluhan petani padi soal serangan hama tersebut telah disampaikan ke Dinas Pertanian terkait untuk ditindaklanjuti.  Kita berharap ke dinas terkait agar bisa diberikan bantuan segera, agar hama yang menyerang tanaman pertanian warga tidak menyebar,\" ungkapnya.

Hama wereng, diakui Sunar cukup mempengaruhi produksi normal tanaman padi dalam satu hektar mencapai 500 kg/hektar gabah kering, namun jika kondisinya saat ini untuk mendapatkan 150 kg/ha gabah kering susah didapatkan. \"Kalau ciri-ciri padi kena penyakit kepinding tanah dan wereng ijo, batang langsung layu dan menguning sebelum tanaman padi tersebut siap dipanen,\" paparnya.

Di bagian lain, An (41) warga Desa Sari Pulau Kecamatan Sindang Beliti Ilir yang juga menggarap tanaman padi di Desa Durian Mas berharap penyuluh pertanian bisa terus memantau tanaman pertanian warga. \"Kenyataannya sekarang penyuluh banyak tidak ada ditempat, bagaimana petani mau dibimbing,\" keluhnya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: