Bank Indonesia Optimis Perekonomian Bengkulu Tumbuh
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana saat menyampaikan update pertumbuhan ekonomi Bengkulu di Universitas Bengkulu-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu triwulan I 2023 tetap kuat sebesar 4,07% (yoy) di atas perkiraan.
Pertumbuhan ini ditopang oleh akselerasi investasi. Sejalan dengan peningkatan realisasi belanja modal APBN dan APBD serta tetap kuatnya pertumbuhan komponen lain.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi triwulan ini didorong peningkatan harga komoditas pertanian dan peningkatan ekspor ikan dan udang. Namun, seperti historis sebelumnya, jika dibandingkan dengan triwulan IV 2022 pertumbuhan perekonomian triwulan ini melambat.
Diungkapkan Kepala Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana, tren pertumbuhan positif sudah terjadi sejak triwulan II 2021, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2023 masih tercatat positif sebesar 4,07% (yoy).
BACA JUGA:Klaim Saldo DANA Gratis Rp350.000, Tugasnya Cuma Bagikan Link
BACA JUGA:Ambil Rezeki Saldo DANA Gratis Rp500.000! Caranya Main Game dan Selesaikan Misi ini
Meski demikian, capaian pertumbuhan ekonomi tersebut melambat dibanding triwulan sebelumnya dan masih lebih rendah dibandingkan dengan capaian Sumatera dan nasional yang mencatatkan pertumbuhan masing – masing sebesar 4,30% (yoy) dan 5,03% (yoy).
"Untuk stabilitas ekonomi di Bengkulu dengan indikator tentu dari inflasi. Kami melihat bahwa potensi untuk inflasi cenderung lambat karena baik sisi eksternal, neraca perdagangan dan inflasi import secara nasional itu menurun," ujar Darjana, Senin (29/5/2023) di Universitas Bengkulu.
Sementara, perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2023 dari sisi pengeluaran utamanya disebabkan oleh normalisasi level konsumsi masyarakat pasca tinggi di momen HBKN Nataru dan libur sekolah di triwulan IV 2022.
Dari sisi LU, adanya anomali cuaca yang mana tingginya curah hujan pada awal tahun 2023 membuat
pertumbuhan pada sektor pertanian mengalami perlambatan. Kondisi ini tercatat memberikan gangguan produksi pada komoditas tabama, karet dan kelapa sawit.
"Kami melihat bahwa beberapa komoditas pangan strategis itu relatif terkendali walaupun ada seperti telur, daging ayam dan beras itu cukup meningkat. Kecenderungannya masih dalam batas rata-rata 3 tahun terakhir. Jadi kami optimis inflasi di 2023 akan terkendali di angka antara 3-4%," pungkas Darjana. (Tri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: