Begini Cara NU Tentukan Lebaran Idul Fitri 2023

Begini Cara NU Tentukan Lebaran Idul Fitri 2023

rukyatul hilal--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Nahdlatul Ulama dalam menentukan awal bulan Hijriah, termasuk awal Ramadhan dan Idul Fitri menggunakan rukyatul hilal. Hal demikian ini didasarkan pada Keputusan Muktamar Ke-30 NU tahun 1999 di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri (Jawa Timur) dengan Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah hukum. 

Meskipun menggunakan rukyat, NU tetap mendasari observasinya ini dengan perhitungan ilmu falak

Setidaknya, ada tiga alasan yang melatari hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Informasi Hilal Awal Ramadhan 1444 H.    

Pertama,sebagian ulama berpendapat bahwa hasil penghitungan ilmu falak dapat digunakan bagi dirinya dan orang lain yang mempercayainya. 

Sebab, Imam Abdul Hamid dalam al–Syarwani menyebutkan bahwa keadaan hilal di atas ufuk menurut hasib dikategorikan ke dalam tiga situasi, yakni: 

  1. Hilal dipastikan telah berada di atas ufuk dan tidak mungkin dilihat
  2. Hilal dipastikan di atas ufuk dan dipastikan dapat dilihat, dan 
  3. Hilal dipastikan di atas ufuk dan mungkin dilihat. 

BACA JUGA:Lebaran Disambut Gerhana Matahari Hibrida, Begini Hikmahnya Kata Ustadz Adi Hidayat

Menurut al–Syarwani seorang hasib hanya boleh mengamalkan ilmunya ketika hasil penghitungannya menunjukkan bahwa hilal dipastikan telah berada di atas ufuk dan dipastikan dapat dilihat. 

Mengutip al–Subki, dijelaskan dalam Informasi Hilal Awal Ramadhan 1444 H, bahwa jika ada orang yang bersaksi telah melihat hilal, sedangkan perhitungan ilmu falak menunjukkan bahwa hilal tidak mungkin terlihat, maka kesaksiannya ditolak dengan syarat premis–premis falak yang digunakan bersifat qath’iy dan ahli falak bersepakat bahwa hilal tidak mungkin dirukyah. 

Pendapat yang sama disampaikan Ibnu Hajar al–Haytami dengan tambahan persyaratan yaitu, hasib yang menginformasikan hal tersebut mencapai bilangan mutawatir. 

Mengutip Abu Bakar bin Ahmad al–Hadlrami, mutawatir ini disyaratkan atas keberadaan lima ahli falak atau lima kitab ahli falak. Dengan perkataan lain, lanjut penjelasan tersebut, jika lima metode falak sepakat atas ketidakmungkinan rukyah hilal, maka dapat menjadi acuan dalam menafikan kesaksian rukyah hilal. 

BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat Berikan Rahasia Doa Cepat Dikabulkan

BACA JUGA:Mau Mudik Gratis Pakai Kapal Perang TNI AL? Ini Syarat dan Rutenya

Ketiga, ilmu falak dapat digunakan untuk menafikan ikmāl, bulan digenapkan menjadi 30 hari. Hal ini didasarkan pada pandangan Imam Qosim al–Abbadi, bahwa jika ada kepastian hilal dapat dirukyah setelah matahari terbenam, tetapi tidak seorangpun menyaksikan hilal, maka awal bulan dapat ditentukan berdasarkan kepastian tersebut. 

Pendapat senada juga, dalam Informasi Hilal Ramadhan 1444 H, disampaikan Imam Ali al–Ajhuri dari kalangan Malikiyah. Menurutnya, jika empat bulan berturut–turut usia bulan 30 hari, maka bulan kelima harus 29 hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.nu.or.id/