Tempat Terbaik Sholat Idul Fitri Sesuai Rasulullah Menurut Ustadz Adi Hidayat

Tempat Terbaik Sholat Idul Fitri Sesuai Rasulullah Menurut Ustadz Adi Hidayat

ustadz adi hidayat--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Memasuki Idul Fitri salah satu sunnah yang anjurkan adalah menjalankan Sholat Idul Fitri atau Sholat Ied.

Meskipun hukumnya sunnah, namun sholat Ied ini termasuk jenis sholat sunnah muakkadah. Artinya sunnah yang sangat dianjurkan karena sering dijalankan oleh Rasulullah SAW. 

Di Indonesia, sholat Ied biasanya dilakukan secara berjamaah di tempat-tempat yang luas, contohnya lapangan. 

Banyak yang bertanya di manakah tempat yang paling baik untuk melaksanakan sholat Ied menurut syariat Islam? 

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, dalam hadits Bukhari, Nabi Muhammad SAW biasa menunaikan ibadah shalat Id di mushola.

Dari Abi Sa'id Al-Khudri RA, ia berkata: "Rasulullah SAW biasa keluar menuju mushalla (tanah lapang/lapangan) pada hari Idul Fitri dan Adha. Hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia, di mana mereka dalam keadaan duduk di shaf-shaf mereka. Beliau memberi pelajaran, wasiat, dan perintah. Jika beliau ingin mengutus satu utusan, maka (beliau) memutuskannya. Atau bila beliau ingin memerintahkan sesuatu, maka beliau memerintahkannya dan kemudian berpaling ...." (HR. Bukhari).

BACA JUGA:Lebaran Idul Fitri 2023 Tanggal Berapa? Ini Jadwalnya

BACA JUGA:AWAS! Tilang ETLE Tetap Berlaku Selama Libur dan Cuti Lebaran 2023

Mushola di sini berbeda dengan makna mushola di Indonesia yang ukurannya lebih kecil dibanding masjid. 

Mushola pada zaman Rasulullah tidak diartikan sebagai masjid, tetapi tempat diluar masjid yang sifatnya umum. Namun biasanya ukurannya lebih luas dan lebih besar dari masjid, contohnya lapangan. 

Selain lebih luas, lapangan juga sifatnya fleksibel. Artinya bisa disekat, lebih bebas, serta bisa didatangi oleh semua orang termasuk perempuan yang sedang haid sekalipun. 

Dia menegaskan, sifat mushola secara umum adalah tempat shalat, baik kecil maupun luas tempatnya. Dalam ilmu hadits, ketika merujuk zaman Nabi SAW, mushola berarti bukan masjid, yakni tempat di luar masjid.

"Biasanya dipilih lapangan, karena pada saat itu lapangan itu lebih luas dibanding masjid. Umat Islam yang semakin banyak, tidak tertampung dalam masjid, akhirnya menggunakan lapangan yang bisa menampung banyak muslim yang berdatangan," katanya.

BACA JUGA:Doa Khusus Rasulullah 10 Malam Terakhir Ramadan Menurut Ustadz Adi Hidayat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: