Kualitas Rumah Subsidi Terancam Turun, Kok Bisa?
Perumahan Grand Korpri, Kelurahan Bentiring.-(foto istimewa/bengkuluekspress.disway.id-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Harga rumah subsidi hingga awal tahun ini belum juga mengalami kenaikan. Padahal pengembang sudah menantikan terbitnya aturan baru tentang kenaikan harga jual rumah subsidi pada 2023. Hal tersebut dikhawatirkan membuat kualitas rumah subsidi terancam menurun.
Pengamat Perumahan Bengkulu, Taman mengatakan kenaikan harga rumah menjadi keharusan. Sebab, harga sejumlah bahan bangunan sudah mengalami kenaikan sejak beberapa tahun terakhir.
"Harusnya sudah naik tahun ini, karena harga bahan bangunan rumah sudah naik," kata Taman, kemarin (15/1/2024).
Menurut Taman, kenaikan harga bahan bangunan tidak hanya terjadi pada semen dan besi saja. Tetapi kenaikan harga telah terjadi pada seluruh bahan bangunan mulai dari batu, koral, batu bata, pasir, paku, seng, hingga kusen pintu dan jendela. Sehingga sangat mustahil pengembang perumahan bisa mendapatkan profit jika harga rumah tidak dinaikkan.
BACA JUGA:Wajib Validasi NPWP, Jika Tidak Urusan Anda Bakal Terhambat
BACA JUGA:Pro Kontra Batubara PLTU, Pemprov Ingin Begini, DPRD Ingin Begitu
"Makanya untuk mengatasi itu harga rumah harus dinaikkan, karena tidak hanya masalah harga bahan bangunan yang naik, tapi harga tanah juga sudah naik dari Rp 30 juta per kavling menjadi Rp 40 juta per kavling," tuturnya.
Tidak hanya itu, harga rumah subsidi juga belum dinaikkan oleh pemerintah selama lebih dari 3 tahun. Hal ini akan memberikan dampak pada kualitas rumah subsidi itu sendiri.
"Kalau harga rumah subsidi tidak naik, maka rumahnya akan semakin kecil, kedua kualitasnya mulai dikurangi," ujar Taman.
Padahal, lanjut Taman, sejak Pandemi Covid-19 lalu para pengembang di Bengkulu berlomba-lomba meningkatkan spesifikasi rumah guna mengikuti pergeseran tren dan menarik minat pasar. Jika harga rumah subsidi tak dapat disesuaikan dengan inflasi harga bangunan dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), maka ukuran rumah subsidi ke depannya akan lebih kecil dan kualitasnya juga akan menurun.
BACA JUGA:Jaksa Datangi 34 Desa di Daerah Ini, Ada Apa?
BACA JUGA:Ada 215 ODGJ di Bengkulu Tengah, Ini Dia Penyebabnya
"Tentu saja itu bisa menurunkan kualitas rumah subsidi, misalnya, yang tadinya jendela aluminium kembali ke kayu, kemudian yang tadi ada dua kamar jadi satu kamar," tuturnya.
Ia menilai, kondisi tersebut akan merugikan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang semakin sulit memiliki rumah layak huni. Bahkan hal tersebut juga dapat menyebabkan pasokan rumah berkurang karena produksi berkurang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: