Mengapa Konsumsi Ikan Bisa Cegah Stunting? Ini Kata Sujono
Sujono-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULU, BENGKULEKSPRESS.COM - Guna mendorong pencegahan atau menurunkan angka stunting di Provinsi Bengkulu, masyarakat diharapkan gemar mengkonsumsi ikan.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, H. Sujono, SP, M.Si mengatakan, mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi salah satunya adalah ikan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menekan terjadinya stunting di tengah-tengah masyarakat.
Saat ini angka kasus stunting di Bengkulu masih pada angka 22,10 persen dan terus diprogramkan untuk bisa terus ditekan sesuai target di 2024 pada angka 14,55 persen.
"Makanan yang memiliki protein tinggi, salah satunya ikan. Maka dari itu kita mengajak agar masyarakat bisa gemar mengkonsumsi ikan," ungkap Sujono, Kamis (29/12/2022).
BACA JUGA:Gelar Bhakti Sosial, Korem 041/Gamas Donor Darah dan Bantu Anak Stunting
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Landa Bengkulu Hingga Awal Tahun, Waspada Bencana ini
Apalagi menurutnya, Provinsi Bengkulu memiliki potensi sektor perikanan yang melimpah. Sehingga menjadi komoditas yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
"Sehingga mudah mendapatkan ikan ketika ingin mengkonsumsinya. Upaya ini kita lakukan agar kedepan tidak ada lagi anak-anak yang mengalami stunting," ujarnya.
Sujono juga mengajak masyarakat untuk menerapkan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang sejak lama dicanangkan pemerintah.
"Melalui program P2L itu setidak-tidaknya kita bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan kata lain tidak harus selalu beli di pasar, tentu ini juga berdampak secara ekonomi pada masyarakat," tutupnya.
BACA JUGA:Daftar Gaji TNI Tahun 2023, dengan Tunjangannya
BACA JUGA:Waduh Beraninya! Oknum Polisi ini Gelapkan Dana Bhabinkamtibmas Rp 300 Juta
Untuk diketahuii, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Umumnya hal ini disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Permasalahan stunting ini mulai terjadi dari dalam kandungan dan baru akan diketahui ketika anak sudah menginjak usia 2 tahun.(Suary)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: