Adi Gunawan (20), Khotib Muda Berprestasi
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Provinsi tidak pernah kekurangan anak muda yang berprestasi, baik dari segi pendidikan, pekerjaan ataupun agama. Salah satunya Adi Gunawan (20), mahasiswa berprestasi yang dipercayai sebagai khatib muda di Masjid Baitul Hidayah yang berada di Jalan Hibrida XIII, Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Adi, yang juga kuliha di UIN FAS Bengkulu, awalnya hanya menjadi marbot di salah satu masjid, namun ketika dia pindah ke Masjid Baitul Hidayah dia dipercaya sebagai khatib. Pasalnya, ilmu agamanya yang mumpuni. Sudah banyak prestasi yang diraih Adi, yaitu Juara 2 pemilihan ustad ustadza pintar 2021 tingkat provinsi, Juara Harapan 3 lomba membuat puisi tingkat nasional yang dislenggarakan oleh komunitas kreativis seni tanggal 16 November – 4 Desember 2021, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada tanggal 10 November. Kemudian prestasi lainnya yaitu juara favorit lomba membaca pidato tingkat nasional diselenggarakan oleh komunitas kreativis seni tanggal 16 November – 4 Desember 2021 dalam rangka mempringati hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada tanggal 10 November, juara 1 orasi tingkat provinsi yang diadakan oleh Walikota Bengkulu Helmi Hasan tahun 2020, juara 2 MTQ tingkat provinsi dalam rangka Dekan Cup Fakultas Hukum UMB, Juara 3 film pendek imadiksi tingkat provinsi 2020, juara 2 MTQ tingkat kabupaten 2020, juara 2 silat Jurnwil Provinsi Bengkulu 2018, Juara Harapan 1 Ceramah IKADI 2019, Juara 2 Nasyid tingkat Kabupaten 2019. Sebagai mahasiswa Adi berhasil mencapai prestasi tinggi, baik akademik maupun non akademik, sehingga Adi mendapat apresisasi dari rektor UIN FAS sebagai mahasiswa berprestasi tingkat provinsi dan nasional. “Jangan pernah merasa puas dengan prestasi yang diraih dan harus tetap menggali potensi yang ada dalam diri, serta tetap memberikan yang terbaik,” ujar Adi. Dengan prestasi-prestasi yang di raih Adi sudah menunjukkan kalau Adi mampu berkomunikasi dengan baik, karena untuk menjadi seorang khatib dituntut untuk memiliki keahlian publik speaking yang baik, tak hanya itu Khatib merupakan bagian dari ajaran Agama Islam yang harus dipahami dan dipelajari oleh pemeluk agama Islam, untuk itu penting bekal ajaran Islam dikuasai. Namun tak membuat Adi sombong dengan hal yang ia miliki, “Sugih tanpa banda, digdaya tanpa Aji, glurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, trimah mawi pasrah, suwung pamrih tepi ajrih, langgeng tan ana susah tan ana bungah, anteng manteng sugeng jeneng. \"Secara harfiah dapat diartikan: kaya tanpa harta, memiliki kesaktian tanpa Ilmu/benda pusaka, menyerang tanpa bala pasukan, menang tanpa merendahkan,” ujar Adi, Selasa, (8/2). Adi Gunawan, putra bungsu dari bapak Sunardi (53) dan ibu Painten (50), memiliki banyak hobi seperti hadroh, seni musik, alat musik Turkey, doll dan beatbox juga hobi mempelajari ilmu beladiri. Tak main- main Adi pun Memiliki cita-cita dan juga mulia yaitu agar bisa untuk mendirikan yayasan untuk orang-orang yang kurang mampu dan juga bercita untuk mendirikan masjid. Selain itu Adi juga aktif di beberapa organisasi intra maupun ekstra kampus, organisasi intranya ada Pramuka, Imadiksi KIP, UKM Rekom,dan HMPS PAI, Untuk organisasi ekstra kampus nya ada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kader inti pemuda narkoba (KIPAN), Seni Hadroh Bengkulu, QHI yaitu Qur’ani healing internasional DPD Kepahiang, HARPINDO, IKADI, dan PMB yaitu persatuan marbot Bengkulu. Motivasi dari Adi, jadikan setiap proses menjadi jalan untuk berdakwah, dan berfikir lebih baik dalam melakukan hal kecil, karena itu adalah bekal untuk melakukan hal-hal besar. Adi memulai untuk mendapatkan prestasi-prestasinya sedari ia masih duduk di bangku sekolah, untuk lomba-lomba antar desa, mewakili desa, kecamatan, mewakili kabupaten, sampai dipercaya untuk mewakili provinsi sampai ke tingkat nasional. riwayat pendidikan Adi, pertama TK Lestari kabawetan, SDN 09 Kabawetan, MTs s 03 Kabawetan, Dan MAN 02 Kepahiang. “Tholabul ‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimin wa muslimah, setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, seperti harapan tadi, jangan pernah merasa puas apalagi dalam hal menuntut ilmu, karena untuk melakukan penerapan, kita harus menuntut ilmu sebanyak dan sedalam-dalamnya, agar tidak salah dalam menerapkan nya,” pungkas Adi.(MUSTIKA/MG11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: