Ada yang Sudah Cair
RATU SAMBAN, BE - Pencairan dana bedah rumah dari program Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk masyarakat, menimbulkan kecemburuan sosial antar warga. Seperti terjadi di Kelurahan Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.
Dari 103 penerima bedah rumah, diduga 2 warga yakni Gultom NR dan Miraaini warga RT 8 Kelurahan Bentiring Permai, mendapatkan bantuan ganda. Yakni bantuan dari stimulan BSPS dan bantuan dari program P2KP. Tak hanya itu, para penerima bantuan itu diarahkan pada satu toko untuk pembelian material oleh Ketua Badan Koordinasi Masyarakat (BKM).
Ketua Adat Kelurahan Pematang Gubernur, Nihardi Saip kepada Bengkulu Ekspress, membenarkan ada warga yang menerima bantuan ganda.
Kejanggalan penerima BSPS tak hanya disitu, di duga warga yang memiliki rumah permanen, justru mendapat bantuan. Sedangkan rumah yang layak dibantu, justru tidak dapat.
Tak berhenti di sana, warga penerima BSPS juga diarahkan dan diinstruksikan untuk membeli material pada satu toko yang telah ditunjuk. Diduga ada kongkalikong antara pemilik toko dengan Ketua BKM. Terlihat dari nilai harga yang tinggi dari harga di toko lain, misalnya harga bata di toko itu sebesar Rp 550/batang pasaranya dijual Rp 450/batang, begitu juga harga pasir, dan semen. \"Penerima BSPS diperintahkan membeli material di toko yang telah ditunjuk oleh BKM, dan harganya sudah dipatok,\" ujarnya.
Terkait persoalan dan ketidaktepatan sasaran bantuan itu menyebabkan kecemburuan sosial. Ia meminta kepada tim verifikasi untuk turun ke lapangan, dan menghentikan bantuan. Pihaknya juga berencana menggalang aksi dan melaporkan persoalan ini ke walikota agar mencopot Ketua BKM di kelurahan,\'\' tukasnya.
Tahap II Cair Jika warga Panorama mengaku dana Program Kemenpera berupa BSPS untuk masyarakat berpenghasilan rendah tahap kedua belum cair, berbeda dengan pengakuan warga RT 8 Kelurahan Pematang Gubernur. Saat ditemui BE, Sukahati saat ditemui dikediamanya membenarkan kalau dana tahap II telah dicairkan, ia sendiri telah mengambil dan memanfaatkan uang senilai Rp 3 juta itu untuk membeli material seperti seng, batu bata yang saat ini telah dikerjakan untuk pembuatan rumah semi permanenya.
\'\'Pencairan tahap I, saya gunakan untuk pembuatan lantai dapur dan pondasi rumah, sedangkan uang pencairan kedua yakni separuh duit dan separuh bahan materia,\" ungkapnya.
Disinggung pembelian material pada salah satu toko di Muarabangkahulu, Sukahati, pun mengakui hal itu. \"Memang diarahkan ke satu toko,\" katanya.
Sementara Ketua BKM Harapan Maju Kelurahan Pematang Gubernur, Tahrin Wasul saat dikonfirmasi mengaku tak mengetahui kalau dana tahap II belum cair. Karena untuk pendampingan pencairan merupakan wewenang Tim Pendamping Masyarakat (TPM). \"Kita hanya pendataan saja, kalau pencairanya ada pada TPM, \" tegasnya.
Sementara itu disinggung pendataan penerima BSPS adalah familinya, untuk mendapatkan bantuan harus diverifikasi layak atau tidaknya, diakui memang ada warga yang rumahnya tidak layak namun justru tidak dapat hal ini. Sebab, ia gugur dalam administrasi.
\"Mereka yang batal dapat BSPS karena tidak lengkap dokumentasi, dan KTP belum ada, karena dibatasi waktu maka mereka yang belum dapat akan diusulkan dalam tahap selanjutnya,\" katanya.
Tahrin Wasul juga membantah kalau ada warga penerima BSPS adalah penerima bantuan P2KP, karena warga yang dibantu tidak boleh menerima bantuan yang serupa. \"Saya belum menerima laporan ada penerima ganda, dari saya ketahui pencairan Tahap II telah dilakukan pada 103 penerima, dan kita sudah arahkan pada warga untuk memanfaatkan bantuan itu untuk rehab rumahnya,\" katanya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: