Minta Hentikan Tambang BB
Wali dan Wawali Sapa Warga BENGKULU, BE - Wali Kota Helmi Hasan dan Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi kembali menjawab seluruh pertanyaan dan keluhan masyarakat secara virtual melalui Program HD Menyapa yang disiarkan BETV, senin malam (1/11). Tema yang dibahas yakni langkah pemerintah daerah dalam mengentaskan persoalan banjir di Kota Bengkulu. Dalam kesempatan itu, salah satu warga Kelurahan Tanjung Agung, Kartini Rasyid menyampaikan bahwa pada saat ini warga Tanjung Agung sudah cukup mengakui upaya keras Pemerintah Kota Bengkulu sekaligus respon cepat para pejabat kota dalam membantu warga yang menjadi korban banjir. Namun, disisi lain ia mengharapkan Pemkot mendesak Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) untuk menghentikan pertambangan batu bara serta pengundulan hutan di hulu sungai, kemudian tidak adanya aturan tentang penghijauan sepanjang aliran sungai. Sebab, banjir kiriman yang dirasakan dampaknya lebih besar dibanding banjir biasa selama ini terjadi. \"Saya acungi jempol untuk wali kota dan wakil wali kota atas upaya nyata dalam menanggulangi banjir, tanpa menyalahkan siapapun. Tapi kami harap koordinasi kabupaten tetangga, karena dampak banjir ini tidak akan selesai selama tidak ada penyelesaian dari akar penyababnya,\" kata Kartini. Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Wali Kota Helmi Hasan yang mengatakan bahwa Pemerintah Kota Bengkulu sudah bertanggung jawab dan melakukan upaya sesuai domain atau kewenangan kota. Mulai dari rencana pembuatan waduk seluas 11 hektare, pengerukan drainase induk, pembangunan jaringan irigasi, bahkan sudah direncanakan untuk membangun kolam retensi di beberapa daerah rawan banjir. Sedangkan, respon cepat yang dilakukan sudah mengerahkan seluruh OPD terkait untuk melakukan evakuasi, mendirikan tenda darurat, mendirikan dapur umum, serta memastikan pelayanan kesehatan pasca banjir. \"Dampak ini tidak bisa dikerjakan oleh Pemkot sendiri seperti kiriman banjir dari Kabupaten Benteng. Dan dampak lainnya juga dikarenakan pendangkalan sungai, nah untuk mengatasi pendangkalan sungai karena batu bara tadi menjadi domain pemerintah pusat, oleh sebab itu kita sudah bersurat agar itu ditindaklanjuti,\" papar Helmi. Pertanyaan selanjutnya disampaikan Mukhlis, warga kompleks Perumahan Prima Indah RT 30 RW 08 Kelurahan Sawah Lebar Baru, yang mengucapkan terima kasih kepada Pemda kota melalui Dinas PUPR yang sudah melakukan pengerukan drainase induk yang menghubungkan Sawah Lebar dengan Tanjung Agung. Namun, meski drainase sudah dibersihkan dan diperlebar, rupanya tak mampu mengurangi dampak banjir sehingga 46 KK menjadi korban rumah terendam banjir dengan ketinggian 1 meter. Untuk itu, ia mengusulkan drainase tersebut dibangun secara permanen dengan mendirikan dinding beton disisi drainase tersebut, sehingga bisa menahan luapan air ketika hujan. \"Kami harap bisa dibuat tanggul sepanjang 10 kilometer agar ketika air datang dari hulu, luapannya bisa terbendung dan tidak berimbas pada warga sekitar,\" terangnya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi menanggapi sisi lain dari penyebab banjir tersebut adalah kebiasaan masyarakat Kota Bengkulu yang membuang sampah sembarangan baik ke sungai bahkan ke laut. Fakta ini ditemukan langsung oleh Wawali pada saat menyisiri Sungai Bengkulu menggunakan kapal usai meresmikan kawasan Kota Tuo, Senin lalu. \"Kejadian ini sangat miris saat kami menyusuri sungai ada masyarakat yang merasa tidak bersalah membuang sampah disungai. Inilah yang membuat sumbatan serta mendangkalkan sungai, sehingga ketika hujan warga itu sendiri yang merasakan dampak banjir,\" beber Dedy. (805)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: