Pedagang Tantang Walikota
BENGKULU, BE - Ratusan pedagang kaki lima di Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama, Kota Bengkulu bisa dikatakan menantang Walikota Bengkulu. Buktinya kemarin (2/3) mereka kembali menggelar jualannya di pinggir Jalan Kedondong tanpa mempedulikan imbauan Walikota Bengkulu, H Helmi Hasan SE mengenai larangan berjualan di pinggir jalan atau di atas trotoar karena bertentangan dengan Perda Kota Bengkulu nomor 2 Tahun 2008.
Pantauan BE, para pedagang itu tidak hanya berjualan di atas trotoar, namun juga mendirikan tenda atau lapak hingga ke badan jalan. Hal itu menyebabkan kemacetan di sepanjang Jalan Kedondong Sejumlah pedagang ketika ditemui BE mengaku, mereka berjualan di pinggir jalan karena tidak memiliki tempat atau lapak di dalam pasar. \"Pada dasarnya kami siap pindah dari pinggir jalan ini, tapi sediakan tempat bagi yang memadai agar barangan dagangan kami ini laku,\" ujar Haris (45), salah seorang pedagang ayam potong.
Selain itu, pedagang menilai Pemerintah Kota Bengkulu tidak adil dalam menertibkan pedagang. Karena hanya sebagian pedagang saja yang digusur dan lapaknya dibongkar paksa, sementara di ruas jalan yang sama tepatnya di depan Pos Polisi Panorama masih ada skeitar 30 unit lapak yang selamat dari gusuran petugas. \"Kalau mau dipindahkan kedalam pasar, ya pindahkan semuanya. Sekali pedagang yang bagian atas itu tidak dipindahkan, maka selama itu pula kami akan bertahan di pinggir jalan ini dan kami siap mengahadapi segala resikonya,\" tantangnya.
Nurhayati (40), pedagang kaki lima lainnya mengaku sangat kecewa dengan kebijakan Walikota Bengkulu. Karena pada saat kampanye sebelum menjadi walikota, Helmi Hasan selalu menyampaikan kepada pedagang bahwa tidak akan ada penggusuran pedagang kecil jika ia terpilih menjadi walikota. Namun itu seolah-olah tidak pernah terucap oleh walikota, buktinya belum genap 100 hari menjabat Helmi telah menggusur pedagang. \"Kami atas nama pedagang yang digusur benar-benar kecewa. Katanya membangun Kota Bengkulu, tetapi malah pedagang yang digusur,\" sesal Nurhayati.
Dikonfirmasi, Kadis Perindag Kota Bengkulu, Ir Yalinus membantah pihaknya gagal menertibkan pedagang tersebut. Menurutnya dalam penertiban pihaknya masih mengedepankan pendekatan persuasif dan tidak menggunakan paksaan ataupun kekerasan. \"Sebenarnya kalau kami mau tegas, bisa saja kami mengangkut semua dagangan pedagang ini ke dalam mobil, tapi sesuai dengan petunjuk bahwa kami tetap memberlakukan pedagang ini secara manusiawi,\" ujarnya.
Ia mengaku bahwa memindahkan pedagang bukanlah persoalan yang mudah, melainkan butuh waktu dan butuh dan kesabaran. Untuk itu petugas akan terus melakukan penertiban terhadap pedagang tersebut. \"Pokoknya mulai beberapa hari yang lalu hinga seterusnya ada petugas yang menertibkan pedagang itu, sehingga pedagang benar-benar masuk ke dalam pasar,\" sampainya. Yalinus pun memastikan bahwa semua pedagang yang berada di pinggir jalan akan dimasukkan kedalam pasar, dan bagi pedagang yang tidak memiliki tempat di dalam akan dipindahkan ke Pasar Pagar Dewa dan Pasar Barukoto.
Terkait dengan susahnya menertibkan pedagang tersebut, Yalinus menduga bahwa pedagang itu mendapat bekingan dari pihak tertentu, sehingga pedagang pun berani melawan petugas. Selain itu, juga kuat dugaan bahwa pedagang telah membayar sewa lokasi berdagangnya ke petugas parkir. \"Dugaan kita memang ada permainan, tapi ini belum terbukti karena pedagang tidak mau memberikan keterangan,\" jelasnya.
Yalinus juga memastikan bahwa semua pedagang sudah mendapatkan tempat di dalam pasar, hanya saja pedagang tidak bersedia menempati tempat tersebut dengan berbagai alasan. \"Semuanya sudah ada tempat di dalam pasar, saya rasa hanya akal-akalan mereka mengaku tidak ada tempat agar dibolehkan berjualan dipingir jalan,\" tukasnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: