Sistem Ijon di Lebong Harus Dihapus

Sistem Ijon di Lebong Harus Dihapus

LEBONG,bengkuluekspress.com - Masih terus terjadinya sistem ijon yang terjadi bagi para petani di Kabupaten Lebong, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong memastikan akan melakukan langkah cepat untuk mengetahui secara pasti apa penyebab masih terjadinya sistem ijon di masyarakat. Sistem ijon dilakukan para pembeli dengan membeli padi sebelum masak dan kemudian diambil setelah masak. Ijon juga bisa terjadi dengan cara pemilik modal memberikan pinjaman uang atau pembelian pupuk atau yang lainnya kepada patani. Namun pembayarannya dengan menjual gabah padi dengan harga dibawah normal. Bupati Lebong, Kopli Ansori mengatakan, bahwa dengan masih terjadinya sistem ijon ditengah-tengah masyarakat menunjukan bahwa belum memadai kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Untuk itulah pihaknya akan berkoordinasi dengan intansi terkait, termasuk pihak distributor pupuk. “Nanti dapat diketahui, apakah terjadi ijon karena masalah pupuk di Lebong terbatas atau karena perekonomian masyarakat,” jelasnya, Senin (19/04).

Dijelaskan Bupati, nantinya juga akan dicari masalah lainnya seperti untuk pupuk akan dilihat apakah dikarenakan adanya penimbunan pupukatau yang lainnya. Sehingga kedepan meskipun tidak hilang dengan cepat, pastnya praktik sistem Ijon bisa menghilang di Kabupaten Lebong. “Nanti akan kita usut tuntas apa penyebabnya, jangan sampai lagi sistem ijon dialami para petani,” harapnya.

Apalagi saat ini, sambungnya, dari laporan yang ia terima untuk penjualan gabah per karungnya selama ini berkisaran harga normal sebesar Rp 200 ribu. Namun saat ini berkurang sebesar Rp 20 ribu atau sebesar Rp 180 ribu perkarungnya. “Jika hal ini terjadi, apa yang didapat para petani kita,” tanyanya

Ia menambahkan, nantinya kedepan pemerintah yang akan mengendalikan harga gabah. Akan tetapi harus ada Badan Usaha Milik daerah (BUMD) yang dibangun, agar hasil panen para petani bisa dibeli dengan harga normal. Sehingga bisa memberikan keuntungan bagi masyarakat. “Jangan sampai harga terlalu jatuh, jangan juga harga terlalu tinggi,” tutupnya.(614)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: