Mencari Rupiah di Tumpukan Sampah
BENGKUL, BE - Hamparan sampah sejauh mata memandang beserta aromanya menyeruak beradu menjadi satu. Tempat yang jika dikunjungi sebagian orang tidak ingin berlama-lama. Terkesan kumuh dan tidak nyaman juga tergambar ketika membayangkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Air Sebakul Kota bengkulu ini. Namun sampah inilah yang menjadi sumber nafkah bagi puluhan pekerja harian yang bekerja untuk mencari rupiah di tumpukan sampah ini. Sumi (49) salah seorang pemulung di TPA tersebut mengaku pekerjaan ini kerap di jalani karena kekurangan biaya ekonomi setelah berpisah dengan suaminya. Hal inilah yang membuat ia harus pergi ke TPA setiap harinya agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai sekolah anaknya. \"Saya bekerja dari tahun 2001 setelah berpisah dengan suami, lantaran tidak pernah sekolah jadi saya memilih perkerjaan ini saja, karena banyak tanggung jawab yang harus saya laksanakan,\" ungkapnya saat di wawancara BE, Senin (8/2). Bukan tak merasakan bau menyengat, kotor dan kumuhnya TPA, hanya saja kebutuhan sekolah anaknya dan makan sehari-hari harus diperjuangkan untuk keluarganya, Suka duka saat bekerja selama belasan tahun sudah ia rasakan disini, namun puncak kesulitan ia rasakan sejak pendapatan dari hasil memungut sampah berkurang, dikarenakan pandemi Covid-19. \"Semenjak Covid melanda kemarin penghasilan kami pun ikut berkurang, karena orang-orang yang biasa membeli makanan dan minuman cepat saji pun berkurang karena kebanyakan orang lebih memilih makan masakan sendiri dirumah,\" tambahnya. Untuk mengais rezeki, ia harus naik ke tumpukan sampah dan juga masuk ke dalam lobang yang terdapat sampah untuk di pilah. Hasil dari itulah kemudian di kumpulkan dan di jual ke pengepul barang bekas. Dalam satu harinya ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp50 Ribu-80 ribu, dan bisa mengumpulkan satu hingga dua juta rupiah dalam perbulannya. Uang itulah yang kemudian di kelola untuk mencukupi kebutuhan sumi dan keluarga. \"Saya harus menaiki tumpukan sampah dan masuk ke lobang yang berisikan sampah untuk memilah barang yang bisa di jual nantinya. Hasil dari itu lah yang saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,\" ujarnya. Sumi menjelaskan, dirinya bekerja setiap hari dari pagi hingga sore menjelang, hal ini kerap di lakukan tanpa ada batasan untuk libur. \"Kerja ya setiap hari karena kalau tidak bekerja saya sendiri yang rugi, tidak ada penghasilan di hari itu,\" tambahnya. (Mg 14).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: