Dampak Pandemi Covid-19, Omzet Penjualan Oleh-oleh di Kepahiang Menurun
KEPAHIANG, BE- Sejak terjadinya wabah Covid 19, pusat penjualan oleh-oleh di Desa Tebat Monok, Kepahiang mengalami penurunan omzet. Sepinya pembeli juga diakibatkan karena sempat ada warga Tebat monok yang terkena covid-19. Hal itu mengakibatkan orang takut untuk berbelanja. Yuna (54) salah satu pedagang oleh-oleh di Desa Tebat Monok itu mengatakan selama pendemi Covid-19, penjualannya sangat turun drastis. Padahal biasanya awal tahun terbilang ramai namun karena covid-19 penjualan menjadi sepi. “Semenjak covid agak kurang penjualannya karena orang yang melintas sepi, orang-orang takut arena korona, ” katanya, saat diwawancarai BE, Minggu (07/02/2021). Ia berjualan dari pagi hingga malam hari, menjual berbagai macam makanan oleh-oleh seperti, keripik pisang, pisang coklat, sanjai, keripik getuk, cucur, ubi madu, ubi ungu, pisang dan lainya. Saat ini mengaku sulit untuk menghabiskan stok yang ada karena sepinya pembeli. \"Tak jarang makanan yang mereka jual akhirnya berjamur atau tak layak dimakan,\" katanya. Untuk mengatasi kerugian yang cukup banyak mereka mengakalinya dengan mengurangi stok makanan yang mudah berjamur. “ Karena sepinya pembeli kadang makanan ada yang tak layak di makan lagi. itu tidak bisa dijual lagi jadi kami rugi,” ujarnnya. Yuna mengatakan dari hasil penjualannya sebelum covid omzet yang di dapatkan bisa mencapai Rp 500 ribu perhari namun semenjak covid omzet yang didapatkan kurang lebih Rp 200 ribu perhari. “Sangat terasa penjualan sepi otomatis pendapatan kami juga menurun,” katanya. Harapan kedepannya semoga Covid ini cepat berakhir, kasihan kami yang berjualan sangat terdampak. \"Penghasilan berkurang sedangkan untuk hidup kami hanya bergantung pada jualan,” tutupnya. (mg.8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: