Separatis Juga Tembak Mati 4 Kuli Bangunan

Separatis Juga Tembak Mati 4 Kuli Bangunan

JAYAPURA -  Selain 8 prajurit TNI yang tewas ditembak oleh kelompok sipil bersenjata di wilayah Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya, Papua, Kamis (21/2) lalu, ternyata ada juga 4 warga sipil yang tewas ditembak oleh kelompok tersebut. Empat korban yang tewas itu adalah Yohanes Palimbung, Uli, Markus Kelvin Rendenan, dan Rudi Lala. Kemudian warga lainnya menderita luka tembak, yaitu Yohanis, Joni alias Lala, Ronda, Rangka dan Sautin Pola. Keempatnya masih dirawat di Puskesmas Sinak, sebab aparat kepolisian belum bisa mengevakuasi para korban. Data yang berhasil dihimpun Cenderawasih Pos (Grup JPNN) menyebutkan, pada Kamis (21/2) pagi itu, selain melakukan penghadangan dan penembakan terhadap rombongan anggota TNI di Distrik Sinak Kabupaten Puncak, yang menewaskan 7 prajurit TNI sekaligus, masyarakat sipil yang berjumlah delapan orang tersebut juga terjebak dalam aksi penghadangan itu. Dengan demikian, kelompok sipil bersenjata itu dengan sadisnya melakukan penembakan hingga mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan empat lainnya kritis. Delapan warga sipil yang ditembak itu semuanya berprofesi sebagai tukang bangunan yang bekerja di Sinak. Namun, karena merasa situasi di lokasi kerja tidak aman, mereka berencana pulang ke Timika, melalui jalur penerbangan. Saat itu, sekitar pukul 08.00 WIT, 3 dari 8 tukang bangunan sudah berada di lapangan terbang Sinak, Kabupaten Puncak untuk menunggu kedatangan pesawat. Sedangkan lima lainnya masih dalam perjalanan menuju lapangan terbang. Mereka berjalan tidak jauh dari rombongan anggota TNI yang duluan tewas ditembaki kelompok sipil bersenjata itu. Mengingat rombongan TNI yang juga akan menuju lapangan terbang Sinak untuk mengambil alat komunikasi itu  dihadang dan ditembaki, maka 5 tukang bangunan itu langsung panik dan berusaha mencari tempat yang aman, namun tidak berhasil, dan akhirnya mereka ditembaki pula oleh kawanan bersenjata itu. Sesuai rencana, besok pagi ke 4 orang warga sipil yang meninggal dunia akan diterbangkan ke Timika, sedangkan yang kritis akan dievakuasi ke Jayapura. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penembakan terhadap warga sipil itu.  Dari kejadian ini, langkah-langkah yang diambil Polri melakukan penebaran aparat keamanan di titik tertentu di seputar lokasi kejadian. \"Sudah ada 1 SST Brimob Kotaraja\"diberangkatkan \"ke Distrik Sinak melalui jalur\"Timika. Kemudian menyusul tim berikutnya berangkat ke Sinak yang nantinya akan dipimpin Direktur Reskrim Umum Polda Papua Kombes (Pol) Drs.Bambang Priyambadha,SH,\" tuturnya. I Gede juga menuturkan, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Drs. Christian Zebua,MM ketika bertemu Kapolda Papua Irjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian,MA di Mapolda Papua, Jumat (22/2) kemarin sepakat membentuk Tim Khusus Penindakan yang terdiri dari gabungan TNI/Polri\"yang dikoordinir Direktur Reskrim Umum Polda Papua, untuk melakukan penegakan\"hukumnya dan pengejaran para pelaku. I Gede memaparkan, 7 jenazah baik anggota TNI yang tertembak di Sinak, sudah disemayankan di Kodim Tingginambut. Sedangkan 4\"warga sipil disemayamkan di Puskesmas Sinak menunggu adanya evakuasi. \"Kami masih berupaya mengevakuasi para korban. Tapi belum berhasil, karena cuaca buruk dan kabut. Namun kami belum mengetahui ke mana jenazah akan dievakuasi. Sebab kami masih fokus penyelamatan yang selamat dan bagaimana cara mengevakuasi baik korban yang meninggal atau pun yang selamat,\" paparnya. I Gede mengatakan 4 warga sipil yang tewas dan korban luka-luka lainnya berada di Sinak untuk bekerja membangun Puskesmas Sinak bersama rombongan anggota TNI turun ke Lapter Sinak. Tapi di tengah jalan mereka justru ditembaki yang diduga OPM. \"Kami akan terus menyelidiki aksi penembakan ini, guna mengungkap pelakunya. Dan kami akan melakukan olah TKP, guna mencari jejak para pelaku, dan saat ini kami menduga pelaku penembakan di Sinak adalah kelompok sipil bersenjata dari kelompok Militer Murib,\" tandasnya. (ro/fud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: