Dosa Itu Bertingkat HM. Syamlanc
KEMAKSIATAN adalah dosa, sedang kebaikan adalah pahala. Dosa membawa kesusahan dan derita, sedang pahala membawa bahagia dan menambah berkah.
Semua dosa adalah buruk. Di antaranya ada yang lebih buruk dari yang lain. Ada dosa kecil dan ada dosa besar. Di antara dosa besar (kaba’ir) pun ada yang terbesar. Bahkan, dalam satu jenis dosa besar, bisa bertingkat-tingkat dosanya.
Zina, misalnya, adalah dosa besar, karena merusak kehormatan wanita dan keturunan. Tetapi bila itu dilakukan oleh yang sudah beristri atau bersuami, atau sama-sama sudah beristri dan bersuami adalah lebih besar lagi dosanya. Maka bila yang berzina itu remaja’ hukumannya adalah cambuk seratus kali, namun bila yang berzina sudah beristri atau bersuami hukumannya adalah rajam sampai mati.
Begitu juga bila zina dilakukan dengan tetangga atau rekan sendiri adalah lebih buruk lagi. Karena keburukannya ganda. Yaitu, maksiat kepada Allah sekaligus merusak kehormatan tetangga.
Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., ”Dosa apakah yang paling besar?” Beliau menjawab, ”Engkau menyekutukan Allah, padahal Dia telah menciptakanmu.” ”Selain itu, apa lagi?” Beliau menjawab, ”Engkau membunuh anakmu sendiri karena khawatir dia makan bersamamu.”
Ibnu Mas’ud bertanya lagi, ”Lalu apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Di antara dosa yang sangat buruk lagi dalam soal zina ini, adalah zina yang dilakukan kakek tua renta. Disebutkan, Allah sangat membenci orang tua yang berzina. Karena semestinya, gelora syahwatnya sudah padam. Namun, ia masih memaksakan diri untuk membangkitkannya. Di antara dosa besar lainnya adalah makan harta dengan jalan tidak halal, seperti mencuri. Dan inipun bertingkat-tingkat.
Makan harta anak yatim, misalnya, dosanya lebih besar dari yang lain. Karena, Anak yatim seharusnya dikasihi dan dipelihara serta dilindungi. Dan lebih besar lagi, bila dilakukan oleh orang kaya.
Memakan harta dengan jalan tidak halal ini semakin besar lagi dosanya, bila dilakukan terhadap harta orang banyak, rakyat atau negara yang populer disebut korupsi. Karena dampak bahayanya lebih besar dan menimpa masyarakat secara luas. Proyek-proyek umum bisa menjadi berantakan dan tak kunjung selesai. Jalan-jalan bisa terlantar seakan tak terpelihara. Hingga masyarakat menjadi susah dan resah. Semakin banyak orang disengsarakan, semakin meningkat pula dosanya.
Semoga Allah memberi keimanan kepada kita, yang bisa membentengi kita dari segala dosa. Kita berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Wallahul musta’an. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: