Puluhan Warga Protes Tagihan Listrik Naik
SUNGAI SERUT, BE - Puluhan warga RT 01 dan RT 02 Kelurahan Pasar Bengkulu, protes atas pembengkakan tagihan rekening listrik yang dibayar untuk bulan Januari 2013. Mereka diantaranya, Rosda, Yusparida, Suhatmansyah, Jun, Adnin, Aidil, Siti, Jubni, Ita Belanda, Mimi Eva, Cik Man, One Buyung, Maryadi dan banyak lagi. Pembengkakan tagihan rekening listrik bulan Januari dari kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 600 ribu/pelangan.
Satu persatu puluhan pelanggan warga Pasar Bengkulu mengadukan pembengkakan rekening listrik itu baik ke rayon Teluk Segara maupun ke PT Kharisma Utama yang beralamat di kawasan Kelurahan Pasar Melintang Kota Bengkulu sebagai pihak ketiga dalam pencatatan dan pembayaran online rekening PLN yang membawahi pembayaran di kawasan Rayon Nusa Indah dan Rayon Teluk Segara.
Seperti yang diungkapkan Rosda, pedagang makanan ini mengaku kaget saat hendak membayar tagihan listrik, karena setiap bulannya ia hanya dikenakan biaya mulai Rp 600 ribu- 800 ribu/bulan untuk 2 rumah. Namun saat ini terjadi kenaikan hingga menjadi Rp 1.4 juta, artinya ada kenaikan sekitar Rp 600 ribu dalam satu bulan saja.
\"Kami tidak pernah nunggak membayar tagihan listrik. Pemakaian listrik kami normal seperti biasanya ,saya terkejut saat bulan ini harus membayar Rp. 1,4 juta biasanya saya hanya membayar Rp 800 ribu, kenapa jadi membengkak seperti ini?\'\' ungkap Rosda.
Hal yang sama juga diungkapkan Suhatmansyah, pembengkakan rekening listrik tidak disertai dengan peningkatan pelayanan, pasalnya sering mati dan tegangan listrik sangat tinggi. Suhatmansyah mengatakan, ia menggunakan daya pemakaian listrik daya 900 VA, dan membayar listrik dalam dua bulan sekali besaran itu hanya berkisar Rp 200 ribu untuk 2 bulan.
Tapi bulan ini saja tagihan rekening menjadi Rp 364 ribu. Padahal fasilitas digunakan terbilang normal yakni untuk penerangan lampu, televisi, kulkas dan magic com. Persoalan ini sudah kita sampaikan ke PLN, namun dari penjelasan orang PLN, katanya kenaikan tarif terjadi secara menyeluruh se-Provinsi Bengkulu.
Kondisi yang sama dirasakan janda beranak dua, Yusparida. Ia merasa sangat terpukul saat mengetahui tagihan rekening membengkak, yang biasanya dibayar Rp 35 ribu-40 ribu/bulan, saat ini tiba-tiba naik menjadi Rp 130 ribu. Padahal daya listrik di rumahnya hanya 450 VA, dan tak banyak fasilitas yang digunakan, yakni hanya televisi dan lampu penerang, serta penggunaan dispenser, itupun hanya sekali-kali. Anehnya tagihan listrik begitu membengkak.
Yusparida mengaku ini baru pertama kali ia mengalami tagihan listrik semahal itu diawal tahun 2013. Itu diduga karena tukang catat rekening yang hanya main tembak, dan petugas tidak setiap bulan datang, buktinya bulan kemarin saja petugas catat tidak datang.
\"Tukang catat meteran terkadang datang dan terkadang tidak per bulannya, sehingga pembengkakan ini diduga ketidakakuratan data yang disampaikan pencatat, \" cetusnya.
Akibatnya pembengkakan biaya itu, dirasakan konsumen seperti kami, dan ini sangat memberatkan bagi Yusparida. Selain hanya sebagai buruh nelayan dengan pendapatan yang pas-pasan, ditambah dalam kondisi badai dan sudah satu minggu tidak bekerja, uang sebesar itu sangat berharga.
\"Saya ini hanya buruh mendorong perahu, dan seorang janda, jadi pembengkakan rekening lsitrik ini sangat merugikan saya, karena seharusnya uang itu bisa ditambah untuk biaya sekolah anak, justru sekarang saya semua yang harus menanggungnya, \" katanya.
Ketua RW 03 Pasar Bengkulu, Adnin Z membenarkan kegalauan yang dirasakan warganya. Ia sendiri menjadi imbas atas pembengkakan rekening listrik. \"Saya sendiri menggunakan daya 900 VA, biasanya bayar Rp 138 ribu/bulan sekarang justru naik menjadi Rp 300 ribu,\" katanya.
Dibeberkan Adnin, ada kelebihan pembayaran dari jumlah catatan rekening yakni 200 kwh, jika seperti ini, sangat merugikan konsumen. \"Kalau konsumen kelebihan membayar diam saja, namun jika tidak bayar, pelanggan diancam diputuskan,\" tegasnya. Persoalan ini, kata Adnin telah mereka sampaikan ke PLN, dan mereka menuntut kelebihan pembayaran itu dikembalikan.
\'\'Namun setelah kami datangi, justru PLN terkesan lepas tangan, dan menyarankan untuk mengadukan pada PT Kharisma Utama sebagai pihak ketiga yakni PT Kharisma Utama di Kelurahan Pasar Melintang. Setiba di sana, kita seperti di pimpong,\'\' ujarnya kesal.
Sementara itu Pimpinan PT Kharisma Utama, kemarin tak bisa dikonfirmasi. Hanya saja, salah seorang staf PT Kharisma Utama, Indra, saat ditemui wartawan membenarkan kalau ada beberapa warga akhir-akhir ini komplain dengan tagihan rekening listrik yang membengkak.
Dikatakannya, kenaikan tagihan listrik disebabkan sistem online data yang disampaikan pada pencatat dengan menggunakan alat canggih dan sejenis android. Karena alat ini masih baru dan petugas yang ditunjuk juga baru, sehingga belum terbiasa.
Sehingga saat data yang dicatat diketik dan disimpan, sebagian hilang atau pengiriman data bisa terputus. Jumlah tenaga pencatat dibawah PT Kharisma meliputi Rayon Teluk Segara dan Rayon Nusa Indah, dengan jumlah tenaga mencapai 41 tenaga, rincianya 16 tenaga pencatat di Rayon Teluk Segara dan 25 tenaga pencatat di Rayon Nusa Indah.
Indra menyarankan agar warga yang menyampaikan komplain kenaikan rekening listrik langsung ke PLN, karena PT Kharisma hanya bertugas menyiapkan tenaga pencatat dan sifatnya hanya menerima pekerjaan saja.
Sementara disinggung warga menuntut pengembalian pembayaran, Indra menegaskan jika uang yang telah disetor ke PLN, maka tidak bisa dikembalikan. Dan ini sudah terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Namun pelanggan yang telah dikenakan biaya itu, pada bulan selanjutnya hanya membayar beban sesuai dengan jumlah kelebihan kilometer yang digunakan.
\"Misalkan dalam pembayaran di rekening digunakan hingga 500 kwh, maka pelanggan cukup membayar sebatas itu hanya biaya beban,\" tukasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: