Jadi Rumah Singgah Covid-19, Balai Adat Segera Disulap dengan Anggaran Rp 4,5 M
BENGKULU, bengkuluekapreas.com - Rencana pengalihfungsian balai adat Kota Bengkulu menjadi rumah singgah karantina covid-19 dalam waktu dekat akan segera dikerjakan. Mulai dari renovasi, pembangunan fasilitas hingga persetujuan masyarakat yang sudah memahami sistem kerja rumah singgah itu sendiri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Susilawati menjelaskan, dari hasil pembahasan pemerintah kecamatan dan warga sekitar sudah ada menunjukan titik terang. Dari sosialisasi yang terus diberikan warga akhirnya mulai memahami siklus penularan covid-19 hingga dampak limbah yang ditakutkan warga mencemari daerahnya.
\" Tadi pagi saya sudah dapat informasi dari camat, Insyallah sudah ada pengertian dari warga. Kita jelaskan jika itu bukan tempat merawat pasien positif covid-19, tapi tempat isolasi masyarakat ODP ataupun PDP. Nanti kamar mereka diskat atau dibatasi. Segala fasilitas mereka nantinya sudah disiapkan sendiri-sendiri, justru kita ingin menjaga agar virus tak menyebar ke orang lain, \" jelas Susilawati, Kamis (11/06).
Semua warga yang nantinya dikarantina di rumah singgah bakal menjalani pola hidup sehat dan diberi konsumsi vitamin yang dirawat oleh tenaga medis Dinkes Kota Bengkulu. Hingga hasil swab warga yang dikarantina keluar, jika dinyatakan positif langsung dipindahkan ke rumah sakit dan jika negatif bakal dipulangkan.
\"Ya rumah singgah itu sebagai tempat isolasi warga yang bersedia mengkarantina diri. Apalagi bagi masyarakat menengah ke bawah jika tidak ingin kontak dengan anaknya, istrinya dan orang tuanya yang rentan terinfeksi. Untuk masalah limbah, kita akan buatkan instalasi pengolahan limbah (IPAL). Jadi tidak akan berdampak pada warga sekitar, karena kita tahu kan siklus penyebarannya bagaimana. Kita juga ada SOP Kesehatannya kok, \" tambah Susilawati.
Sementara Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu Noprisman melalui Kabid Cipta Karya PUPR, Maas Syabirin Thaher yang menghandle terkait pengerjaan renovasi balai adat yang akan dijadikan rumah singgah covid-19 menjelaskan, jika dalam waktu dekat renovasi akan segera dilaksanakan. Saat ini pihaknya masih mengurus administrasi rencana kebutuhan biaya (RKB) ke pihak Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
\" Ya Insyallah secepatnya kita kerjakan. Kita saat ini masih mengurus berkas persetujuan dari APIP. Kalau sudah selesai, kita segerakan kerjakan, \" kata Maas.
Ditambahkan Maas, nantinya di rumah singgah tersebut bakal dibuat sekitar 40 sampai 50 kamar isolasi dan beberapa fasilitas penunjang serta IPAL. PUPR sudah menganggarkan lebih kurang sekitar Rp 4,5 miliar dari dana refocusing covid-19 untuk pengerjaan proyek rumah singgah covid-19 tersebut.
\"Rencananya kita mau buat 90 lebih kamar isolasi, namun karena harus berjarak dan mengingat luas gedung terbatas kita hanya akan buat kamar yang diskat sekitar 40 sampai 50 kamar. Mudah-mudahan bisa cepat terealisasi,\" tutupnya. (Imn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: