Perut Membesar Tapi Kurus, Sebabkan Siswi SMPN 9 Berhenti Sekolah
Sudah 1 bulan ini, Yunica Dwi Saputri atau yang biasa disapa Ica, tak lagi bersekolah. Gadis belia yang masih tercatat siswa kelas VIII C SMPN 9 Kota Bengkulu ini, terpaksa harus tinggal di rumah, karena sakit yang dialaminya. Bagaimana kondisi Ica saat ini? Simak laporan berikut;
FITRIANI, Kota Bengkulu
\"Assalamualaikum,\" sapa Kepala SMPN 9 Bengkulu, Lia Nova SPd MTPd yang mengunjungi Ica bersama guru lainnya. \"Wa\'alaikumsalam,\" ujar ibu Ica dari dalam rumah.
Memasuki rumah ini, pandangan mata pun langsung tertuju ke pojok ruangan. Di atas tempat tidur, Ica terlihat sangat senang karena dapat bertemu lagi dengan guru dan kepala sekolahnya. Dari binar matanya, tak terlihat raut kesedihan atau kesakitan. Padahal tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit dengan perut yang membesar.
\"Ica apa kabar nak? Gimana kesehatannya sekarang,\" tanya sang kepala sekolah. Dengan sigap, Ica yang merupakan putri pasangan Suyono dan Nur Hawiyah ini langsung menjawab bahwa keadaannya baik-baik saja. \"Sudah agak membaik Bu, tadi abis berjemur,\" ungkap Ibu Ica, menambahkan.
Perempuan separuh baya ini terlihat sangat telaten mengurusi anak bungsunya ini. Bahkan dia pun bercerita bahwa sudah hampir 1 tahun Ica mengalami penderitaan ini. Bermula akibat terjatuh di sekolahnya, perut Ica tiba-tiba membesar.
Tapi kondisinya yang sakit tak memutuskan semangatnya untuk bersekolah. Genap 1 semester Ica masih mampu menjalankan aktivitas sekolahnya dengan kondisi perut membesar. Namun, memasuki semester 2, Ica mengaku tak kuat lagi berjalan karena perutnya semakin membuncit.
Akibat penyakitnya ini, Ica tak lagi bisa bersekolah. Padahal gadis manis yang lahir diBengkulu, 25 juli 1999 ini masih sangat ingin sekolah. Bahkan 6 bulan terakhir, Ica membuang rasa malu dan sakitnya hanya karena ingin sekolah.
\"Kalau rok sekolahnya masih bisa dipakai, Ica masih ingin sekolah,\" jelas ibu Ica yang tinggal di Jalan Merapi 12 ini. Sembari memperlihatkan hasil rontgen, Ibu ica mengaku sudah berupaya mengobati anaknya secara medis dan non medis. Kedua pengobatan ini dilakukannya, guna mencari kesembuhan anaknya.
Sayangnya, keuangan orang tua Ica yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan tak sanggup mengobati Ica lebih lanjut. Padahal tim medis di RS M. Yunus menganjurkan Ica harus melanjutkan pengobatan yang lebih mendalam.
\"Saat ini kami, hanya mengobati Ica secara alternatif. Kami ingin sekali membawa Ica ke Jakarta tapi kami tidak ada biaya dan siapa yang akan membiayai kami ke Jakarta,\" urainya.
Di sisi lain, mengetahui catatan medis Ica, sang kepala sekolah mengaku tak pernah putus memberikan semangat. Prihatin dengan kondisi ini, secara spontanitas anak-anak menggalang dana bantuan. Bantuan yang jumlahnya tidak besar ini, diharapkan dapat membantu Ica melanjutkan pengobatannya.
\"Kami berharap, ada bantuan dari walikota karena Ica adalah siswa Kota Bengkulu yang punya semangat tinggi untuk sekolah. Tapi karena penyakitnya, Ica terpaksa berhenti sekolah,\" pungkasnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: