Harga Sayuran Mulai Anjlok
CURUP, Bengkuluekspress.com - Pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda dunia mulai memberikan dampak ekonomi tak terkecuali bagi para petani sayuran di Kabupaten Rejang Lebong. Hal tersebut karena pandemi Covid-19 berdampak pada anjloknya harga sayuran di Kabupaten Rejang Lebong.
\"Dampak dari virus korona ini, harga sayuran turun semua,\" keluh Sulastri (40) salah seorang petani sayuran di Kelurahan Simpang Nangka Kecamatan Selupu Rejang.
Turunnya harga sayuran di Kabupaten Rejang Lebong tersebut, karena banyak pasar-pasar induk, baik di Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa yang tutup. Padahal selama ini pasar-pasar induk tersebut tempat para pengepul sayuran dari petani di Rejang Lebong menjual sayuran mereka. Dampak dari tutupnya sejumlah pasar induk, seperti pasar induk Jakabaring di Kota Palembang Sumatera Selatan, saat ini menurut Sulastri banyak gudang-gudang sayur yang selama ini mengambil sayur dari petani terpaksa ikut tutup.
\"Karena pasar induk tempat para pengepul menjual sayuran tutup, sehingga saat ini banyak juga pengepul di Rejang Lebong ini yang tutup juga, sehingga petani kebingungan menjual sayuran kemana,\" tambahnya.
Komoditas yang mengalami penurunan harga yang signifikan tersebut terutama cabai merah. Menurut Sulastri, selama ini di tingkat petani harga cabai merah mencapai Rp 35 ribu, namun sejak pandemi virus korona harga cabai mulai turun dan saat ini ditingkat petani berkisar antara Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu per Kg, kemudian cabai hijau saat ini hanya dihargai Rp 8 ribu, begitu juga dengan kol dan sawi yang hanya dihargai Rp 1.000 per Kg.
\"Karena sayuran saat ini harganya masih turun, jadi saya terpaksa beralih dulu menjadi pedagang asongan di Terminal Simpang Nangka ini,\" aku Sulastri.
Sementara itu, Imelda salah satu pengepul sayuran di Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang mengaku, karena penjualan keluar daerah masih tutup, sehingga saat ini mereka hanya menjual sayuran untuk kebutuhan pedagang lokal di beberapa pasar di Kabupaten Rejang Lebong. Itupun menurut Imelda tidak terlalu banyak seperti biasanya, karena saat ini banyak juga pedagang yang tidak berjualan.
\"Karena permintaan sayuran ini sedikit, mengingat kami hanya menyuplai untuk pedagang lokal, sehingga kami membeli sayuran dari petani juga hanya sedikit, kalau banyak-banyak nanti takut tak habis dan sayuran membusuk,\" aku Imelda. (251)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: