Minat ke SD Negeri Turun
Dewan Minta Dikbud Berinovasi
CURUP, bengkuluekspress.com - Ketua Komisi I DPRD Rejang Lebong, Hidayatullah mengungkapkan, saat ini minat orang tua untuk memasukkan anaknya ke SD Negeri yang ada di Kabupaten Rejang Lebong mengalami penurunan. Hal tersebut ditandai dengan mulai berkurangnya jumlah siswa di sejumlah SDN di Kabupaten Rejang Lebong.
\"Saya sudah mengecek langsung di beberapa sekolah. Salah satunya di Kecamatan Curup Timur, sekitar 5 tahun lalu siswa kelas I sampai 40 orang, sekarang tinggal 12 orang lagi,\" sampai Hidayatullah atau yang akrab disapa Dayek.
Kondisi tersebut, menurut Dayek berbanding terbalik dengan di sekolah dasar swasta yang berbasis keagamaan seperti di sejumlah SDIT maupun MIN, yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, khususnya di Kota Curup. Dimana menurutnya, minat orang tua untuk memasukkan anaknya di sekolah berbasis agama cukup tinggi, bahkan menurutnya para orang tua saat ini berlomba-lomba untuk memasukkan anaknya di sekolah berbasis agama.
\"Kondisi di SD Negeri ini berbeda dengan di SDIT maupun MIN. Kalau di SDIT dan MIN, siswanya sudah sangat banyak bahkan bisa dibilang tak tertampung lagi,\" tambah Dayek.Terkait dengan permasalahan tersebut, menurut Dayek pihaknya dari DPRD Rejang Lebong meminta agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong mencari formulasi yang tepat untuk SDN di Kabupaten Rejang Lebong, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat ke SD Negeri bisa meningkat kembali dan memasukkan anak-anak mereka ke SD Negeri lagi.
\"Bila memang banyak yang ke SDIT maupun MIN, karena di sana banyak pelajaran agama, maka harus ada formulasi memasukkan pelajaran-pelajaran agama ke SD Negeri,\" paparnya. Dayek juga mengaku, permasalahan tersebut sudah mereka sampaikan saat menggelar hearing dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong Selasa (28/1) kemarin.
Dalam Hearing tersebut, menurut Dayek Dikbud menawarkan opsi untuk dilakukan penggabungan beberapa SD Negeri yang jumlah siswanya menurun. Namun menurut Dayek, penggabungan sekolah tersebut belum menjadi solusi yang tepat untuk saat ini.\"Penggabungan sekolah kami rasa saat ini belum tepat, lebih baik dilakukan pembinaan terlebih dahulu,\" ujar Dayek.
Ia mencontohkan di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, melalui program pendidikannya, SD-SD Negeri di kabupaten tersebut melakukan perekrutan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) guru yang masih muda dan milenial. Para TKS milenial tersebut diminta membuat program yang berkreasi disekolah-sekolah mereka.
Keberadaan guru-guru muda yang inovasi tersebut sangat berdampak pada sekolah-sekolah di Muara Enim. \"Ide-ide yang dilakukan di Muara Enim ini bisa kita contoh dan kita terapkan di Kabupaten Rejang Lebong ini,\" demikian Dayek. (251)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: