Belum Positif Virus Corona
RS Masih Periksa Secara Intensif
JAMBI, bengkuluekspress.com -Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sampai saat ini masih belum bisa memastikan apakah salah satu pasien rujukan dari RS swasta ke RSUD Raden Mattaher (RM) Jambi karena diduga terjangit Virus Corona.Ini karena pada hari ini (26/1) akan dilakukan evaluasi terlebih dahulu, apakah benar pasien positif atau gejala ISPA biasa saja.
Meskipun belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit terkait nama pasien itu, namun dari informasi yang berhasil diperoleh koran ini, pasien itu bernama Wu Dao Zhen (27), salah seorang guru di Karunia Global School (KGS) Jambi. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr. Dewi Lestari menyatakan bahwa pasien RSUD yang diduga terjangkit Virus Corona telah diberikan perwatan sesuai klinis dari pasien.
‘‘Jadi baru kondisi klinis, seperti demam, kita berikan obat anti demam,’‘ kata Dewi, memberikan keterangan pers kepada awak media (26/1).
Untuk memutuskan diagnosis apakah pasien positif terjangkit Corona Virus, sedang dilakukan screaning dan pemeriksaan lebih lanjut. Pasien dirawat oleh dokter spesial paru. Pada malam tadi (25/1) telah dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan ronsen torak untuk mengetahui apakah ada masalah dipernafasannya atau tidak. ‘‘Kesimpulanya nanti yang akan memberikan keterangan dokter yang merawat. Nanti perkembanganya dikabarin,’‘ sebut dokter Dewi.
Awalnya pasien itu menuju RS Siloam dengan keluhan influenza. Saat ditanyakan oleh dokter disana, disampaikan bahwa pasien baru pulang perjalanan dari kota Wuhan, Tiongkok.\"Berdasarkan informasi inilah akhirnya untuk antisipasi terkena Corona jadi dirujuk ke sini (RSUD RM, red),\" sampai Wadir RSUD. Bahkan kedatangan pasien ini tidak melalui jalan umum yang ada di RSUD, namun dengan jalur khusus.
\"Tidak melewati bangsal dan tidak melewati area terbuka. Kita lewatkan jalur yang tidak banyak bertemu dengan orang lain,\" katanya.
Terkait tiga orang lagi yang memeriksakan diri, menurut Dewi mereka hanya melakukan screening. Sebab dikhawatirkan juga turut tertular. \"Hanya memeriksakan. Setelahnya pulang, yang dirawat hanya satu,\" sampainya. Berdasarkan penelusuran koran ini ketiga orang yang diperiksa juga melakukan perjalanan ke China, namun tak sampai menuju Wuhan. Berbeda dengan pasien yang dirawat lebih lanjut yang sempat melakukan perjalanan ke Kabupaten Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Lanjut Dewi, untuk keterangan penanganang lebih lanjut, nanti akan disampaikan oleh pihak Kepala Dinas Kesehatan. ‘‘Kami intinya mengobati untuk kondisi yang dirasakan pasien saat ini. Untuk Virus Corona baru terduga,’‘ ujarnya.Untuk kondisi pasien saat ini, dijelaskan Dewi kondisinya stabil, tidak sedang demam. ‘‘Intinya, kita memproteksi semua yang berkaitan dengan virus Corona, karena yang berpergian sekitar beberapa hari lalu. Masa inkubasinya kita tunggu 1-14 hari, kalau lewat masa itu bisa kita pastikan aman,’‘ ujarnya.
Saat ini pasien yang bersangkutan sedang menjalani perawatan di ruang tersendiri yang dibatasi dari jangkauan pengunjung rumah sakit. ‘‘Untuk pengunjung yang tidak punya kepentingan di rumah sakit, di luar jam besuk, silahkan di rumah saja, karena anak-anak di bawah umur 12 tahun rentan, apalagi lansia. Jadi para lansia sebaiknya menghindari berpergian ke luar negeri,’‘ ujarnya.
Terpisah, Plt. Dirut RSUD RM Samsiran Halim mengatakan akan dilakukan evaluasi spesifik terkait berapa lama kontak di luar negeri. ‘‘Jika positif spesimennya kita periksa ke Jakarta, kalau tidak positif pusat tak mau sembarang periksa, karena butuh waktu bukan cuma satu dua hari,’‘ sampainya (26/1) saat dikonfirmasi.
Diakui Samsiran dari informasi yang didapatkannya pasien tersebut bukanlah warga Jambi, melainkan WNA dari luar. ‘‘Informasinya memang orang luar yang baru masuk ke Jambi, infonya memang dari sana (Tiongkok), untuk namanya saya belum tahu juga pasti, yang jelas gejalanya dia demam dan seperti penyakit ISPA,’‘ ujarnya yang menyebut sedang berada di Jakarta.
Ditanya apakah pengawasan di Bandara Jakarta dan Jambi kecolongan karena ada pasien yang tetap bisa lolos pemeriksaan suhu tubuh, dia menyebut virus ini tidak serta merta terdeteksi. ‘‘Karena suhu tubuh tidak langsung tinggi, bukan berarti hari ini masuk kuman langsung diketahui, ada masa inkubasi artinya waktu masuk penyakit hingga timbul gejala butuh waktu tertentu,’‘ tuturnya.
Sementara itu kabar meresahkan terkait dugaan seorang pasien terkena virus corona membuat banyak pihak was-was. Tak terkecuali pasien lainnya yang telah lama dirawat di RSUD Raden Mattaher (RM). Menyikapi hal ini, Samsiran menghimbau pasien lain tak khawatir. ‘‘Karena kami sudah ada ruang isolasi untuk pasien diduga terjangkit corona ini,’‘ katanya.
Dia berharap pasien lain dan masyarakat agar tak berkerumun di ruang isolasi. ‘‘Jangan mendekati ruang itu, karena sudah diisolasi, bahkan petugas kita juga pakai pakaian pelindung lengkap, karena kita tak ingin ada staf yang terjangkit juga,’‘ ujarnya. Dia meyakinkan agar masyarakat jangan resah karena penanganan sedang diusahakan semaksimal mungkin oleh pihaknya. ‘‘Jangan resah kita aman saja, virus ini baru dicurigai belum positif,’‘ tandas pria yang aslinya menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi ini.
Sementara Kepala Imigrasi Kelas I A TPI Jambi Heru Santoso mengatakan untuk pemeriksaan ataupun alat pengukur suhu tubuh di bandara Sulthan Thaha merupakan kewenangan pihak bandara. ‘‘Ini karena kita bukan bandara intrnasional, jadi tak ada imigrasi disana,’‘ ujarnya. Demikian pula untuk di pelabuhan Talang Duku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait (KKP). ‘‘Untuk pemeriksaan disana kapal yang datang juga sudah diperiksa,’‘ katanya. Selebihnya, untuk data berapa Warga Negara Asing dalam hal ini Tiongkok yang ada di Jambi maupun baru siap berkunjung dari China, Heru belum bisa merincikan. ‘‘Datanya di kantor, besok baru bisa kita buka,’‘ tandasnya.
Kepala Biro Humas Pemprov Jambi Johansyah, menambahkan, pihak RSUD Raden Mattaher tidak mengatakan itu suspect (dicurigai) virus 2019-nCov (familiar disebut Virus Corona), tetapi pasien dirawat, dengan diagnosa kerja radang atau infeksi saluran nafas atas atau bawah. \"Karena yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke Wuhan (China), maka tata kelolanya dilakukan isolasi dan sedang dilakukan pemeriksaan lanjutan termasuk laboratorium,\" jelasnya. Kemudian, pihak RSUD Raden Mattaher sudah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan riwayat perjalanan dan kontak. \"Pihak RSUD Raden Mattaher sudah mengambil spesimen laboratorium dan mengirimkan spesimen itu ke pusat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,\" kata Johan.
Selanjutnya, sudah dilakukan koordinasi antara Dinas Kesehatan dan KKP untuk notifikasi dan mendistribusikan Health Allert Card utk close contact. \"Kami sampaikan juga orang yang pulang dari luar negeri kurang dari 14 hari yang negara dikunjungi ada kasus corona menderita sakit demam, batuk pilek sampai sesak maka segera berobat ke fasilitas kesehatan,\" tegas Johansyah.
Lakukan Pemeriksaan di Bandara Sementara itu, dalam rangka peningkatan kewaspadaan penyebaran penyakit Pneumonia dari negara China, PT Angkasa Pura II Bandara Sultan Thaha Jambi bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Jambi melakukan beberapa upaya pencegahan potensi masuknya virus melalui penumpang.
M. Hendra Irawan, EGM Bandara Sultan Thaha Jambi menjelaskan bahwa Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Jambi memang telah mengeluarkan edaran terkait peningkatan kewaspadaan penyebaran penyakit Pneumonia dari Negara republik tiongkok. Pihak KKP meminta dukungan kepada pengelola bandara dalam hal penyebarluasan informasi terkait penyakit dimaksud dan dukungan fasilitas kesehatan seperti ruang isolasi.
Dalam hal pengetatan pengawasan penumpang sendiri, pihak KKP melakukan pengecekan suhu tubuh penumpang yang tinggi menggunakan alat deteksi suhu tubuh (infra red) dan surveilance syndrome kepada penumpang serta pemeriksaan dokumen penerbangan terutama penumpang dari Negara terjangkit. Menurut informasi Ali Isha Wardhana, Kepala KKP Kelas III Jambi, berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan hingga saat ini belum ditemukan penumpang dengan suhu diatas 38°C.
Dalam hal peningkatkan pengawasan aktivitas penumpang pihak bandara memanfaatkan kamera CCTV di area terminal serta menghimbau kepada seluruh karyawan serta stakeholder khususnya yang bertugas sebagai frontliner agar menggunakan alat pelindung diri seperti masker. Walaupun bukan merupakan pintu masuk utama internasional, Bandara Sultan Thaha Jambi tidak menutup kemungkinan tetap dilalui penumpang yang baru saja bepergian ke negara China melalui beberapa bandara internasional lain di Indonesia. (aba/hfz/azz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: