Diduga Dibangun Asal-asalan, Pagar SMPN 13 Mukomuko Roboh

Diduga Dibangun Asal-asalan, Pagar SMPN 13 Mukomuko Roboh

MUKOMUKO, bengkuluekspress.com – Pembangunan pagar di SMPN 13 Mukomuko beralamatkan di Desa Lubuk Sanai Kecamatan XIV Koto ambruk. Hancurnya pagar sepanjang 30 meteritu diduga akibat pembangunan pondasi dan konstruksi pagar yang terkesan asal-asalan.

Robohnya bangunan yang didanai dari iuran wali murid dengan besaran masing-masing Rp 100 ribu tersebut menjadi sorotan warga sekitar, terutama para wali murid. Sebab, pagar yang dibangun di masa kepala sekolah yang lama, Sugiman SPd itu, baru selesai akhir tahun 2019 lalu.

Bahkan, salah serang warga sekitar, Rustam Decko, melalui akun facebooknya mempertanyakan pertanggungjawaban pihak terkait, baik pemborong, komite dan pihak sekolah. “Pagar yang baru seumur jagung di  SMPN 13 Lubuk Sanai yang dibangun dari dana sumbangan orang tua wali murid ini. Pertanyaannya, siapakah yang harus bertanggung jawab atas hal ini,” tulis Rustam Deco, dalam akun media sosialnya.

Beberapa warga lain juga mengomentari ambruknya pagar tersebut. \"Ini perlu diperhitungkan, untuk tidak menimpa anak murid, kalau terjadi yang tidak diinginkan gimana. Siapa mau bertanggung jawab. Kami dari wali murid sangat prihatin sekali,\" tulis Dodi M Mitrianto.

Bahkan, ada yang menyoroti bangunan karena pondasi tak digali. \"Pondasi tak digali, kerjo asal jadi. Banyak ambil untung,\" tulis Aria Nurjanah.

Terkait ambruknya pagar tersebut, mantan Anggota DPRD Kabupaten Mukomuko sekaligus masyarakat setempat, Rusman Aswardi, meminta komite bertanggung jawab. Sebab, sudah lebih sebulan roboh sejak selesai dibangun akhir 2019 lalu, hingga saat ini dibiarkan.

“Setahu saya itu uang dari wali murid dan anggaran cukup besar. Ambruknya bangunan itu merupakan tanggung jawab dari pihak Komite dan pihak – pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan pagar tersebut,” pungkasnya.

Ketua Gerakan Pemuda Kebangsaan (GPK) Apri Ide, meminta aparat penegak hukum mengusut dugaan korupsi setiap pembangunan di sekolah-sekolah, baik yang dianggarkan melalui APBD atau sumbangan wali murid. \"Jangan sampai prilaku korupsi oknum, menyebabkan dunia pendidikan menjadi rusak dan tak maju,\" katanya.

Dia mengatakan, selama ini banyak proyek-proyek pembangunan di sekolah tidak terpantau dengan baik. Sehingga, sering kali anggaran pembangunan dijadikan bancakan oknum yang korup.

\"Terkait robohnya, pagar SMPN 13 Mukomuko ini, agar penegak hukum mengusut. Apalagi, informasinya anggaran yang digunakan untuk memangun dibebankan wali murid,\" katanya.

Sementara pihak sekolah mengaku sudah memberitahu tentang ambruknya pagar sekolah sepanjang sekitar 24 meter itu ke pihak komite. Namun belum ada jawaban dari pihak komite.

“Kami juga tidak mengetahui pasti penyebab ambruknya pagar tersebut. Sebab sepenuhnya dikerjakan oleh komite dan kebetulan belum ada juga serah terima,” ucap Kepala Sekolah, Yon Markanedi, MPd, kepada wartawan.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Drs H Ruslan MPd melalui Kepala Bidang Dikdas, Jumanto dikonfirmasi Kamis (9/1), membenarkan bahwa bangunan pagar tersebut ambruk. Pihaknya belum mengetahui secara mendetail penyebab, berapa besaran anggaran dan lainnya. “Kami akan cek dulu kelapangan. Setahu kami, pagar yang ambruk itu, sumber anggarannya dari sumbangan wali murid,” singkatnya. (900)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: