Pertunjukan Seni Kenduri Tebat di DDTS

Pertunjukan Seni Kenduri Tebat di DDTS

BENGKULU, bengkuluekspress.com - Komunitas Tobo Berendo dan Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPPB) menggelar pertunjukan seni Kenduri Tebat di Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) Kota Bengkulu. Pertunjukan tersebut menghadirkan monolog dari Teater Pakur, musikalisasi puisi, pembacaan puisi, serta penampilan musik reggae. Kegiatan itu digelar, kemarin (30/12), dengan pembaca puisi Yusni Hidayat, Indri, dan Andom. Sanggar Seni Dayung-dayung dari Sumatra Barat membawakan musikalisasi puisi, diantaranya puisi karya seniman Bengkulu, Jayu Marsuis dengan judul \"Ingin Kuletakkan Matahari\".

\"Selain itu, Teater Klandestin juga turut memeriahkan acara dengan bermusikalisasi puisi. Teater Klandestin membawakan puisi \'Pandanglah Aku\' Karya Dheni Kurnia, yang pada November lalu dibawakan dalam acara Festival Teater Islam Dunia di Pekanbaru. Pertunjukan diakhiri dengan penampilan musik reggae dari grup Ayok,\" ungkap Ketua Panitia Kenduri, Dedi Sucenk atau akrab disapa Sucenk Bae, kemarin (30/12).

Ia menjelaskan, pertunjukan monolog yang ditampilkan Iswandi Swend Dewa berjudul \'Senok Biji Duren\'. Monolog yang ditulis Suzuanto Zuan ini mengisahkan tentang perjalanan seorang manusia yang dimulai di sebuah tempat yang pernah tokoh kunjungi sebelumnya. Di sini, ia merasakan sebagian tubuhnya hilang. Selanjutnya, tokoh membacakan pidato kebudayaan yang lebih mirip puisi, diisi penari latar yang membawa keranda kosong.

Perjalanan berikutnya adalah pertemuan dengan seorang gadis yang menolak ketika ia lamar, dan diakhiri dengan tokoh memakan kue beraneka ragam yang dibawakan penari latar. \"Penampilan monolog yang apik dan diiringi musik arahan Budi Ballet ini mampu membuat penonton terkesima. Penonton dapat menangkap pesan bahwa kehidupan ini penuh dengan lika-liku kesedihan dan kegembiraan. Penyerahan nampan berisi makanan oleh penari kepada penonton sebagai bagian dari monolog, juga memberi kesan tersendiri bagi para penonton. Tak pelak, tepuk tangan dan riuh kegembiraan mengakhiri pertunjukan ini,\" bebernya.

Pada kesempatan itu, Dedy Sucenk sebagai tuan rumah sekaligus Presiden Tobo Berendo, menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat Lembak dan para seniman yang telah menyukseskan acara ini. Ia berharap, kegiatan ini dapat menyandingkan budaya dan seni dengan alam. \"Dengan demikian, kehidupan menjadi harmonis dan selaras. Senada dengan ini, Fery Vandalis dari Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPPB) menyatakan bahwa Bengkulu adalah rumah para seniman. Diharapkan seniman bersatu dan bersama-sama membangun kesenian di Bengkulu. Sebagai sebuah pertunjukan, ini bukan kali pertama pertunjukan seni diadakan di Berendo, Danau Dendam Tak Sudah,\" tuturnya.

Untuk diketahui, pada pertunjukan kali ini para seniman berusaha menampilkan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Di tangan kreator panggung, John Henry Susanto dibantu para perupa Bengkulu, lapangan Berendo disulap menjadi panggung berlatar lukisan acara kenduri di Danau Dendam Tak Sudah karya Meidy. Panggung juga dikreasikan dengan pondok kecil serta pencahayaan dari obor dan lampion. Sebuah panggung yang unik dan menarik, meski bukan berada di gedung yang mewah dengan beragam fasilitas. (529)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: