Inspektorat Usut Kasus Alun-alun

Inspektorat Usut Kasus Alun-alun

Kontraktor Terancam Diblacklist

BENGKULU, bengkuluekspress.com - Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan memberikan perhatian serius terhadap ulah mantan Plt Kadis PUPR dan Kabid Cipta Karya yang diduga menjual namanya untuk memeras kontraktor hingga Rp 2 miliaran. Adapun langkah yang diambil Wali Kota yakni memerintahkan Inspektorat untuk menelusuri kebenarannya, kemudian melakukan komunikasi dengan pihak kontraktor atau pihak terkait lainnya agar mendapat bukti-bukti.

\"Saya perintahkan untuk melakukan pendalaman kasus, sehingga objektif dalam penilaiannya,\" jelas Helmi, kemarin.

Ia juga ingin melihat rekam jejak dalam proses pemilihan kontraktor sebelum proyek Alun-alun itu dimulai, apakah sudah melalui tahapan-tahapan yang sesuai aturan atau tidak. \"Saya minta proses pelelangan proyek itu, apa yang menyebabkan kontraktor ini menang? Apakah sudah sesuai dengan Kepres dan aturan lainnya,\" ungkapnya.

Selain itu, dari sisi internal pihaknya juga minta Inspektorat memanggil mantan Plt Kadis PUPR dan Kabid CK dan dilakukan sidang internal untuk mendengarkan klarifikasinya, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan walikota untuk mengambil langkah selanjutnya terhadap jabatan ASN bersangkutan. \"Sehingga nanti Inspektorat dalam 2-3 hari ini akan memberikan laporannya ke saya, dan pemerintah akan memberi tindakan tegas jika ada pelanggaran itu,\" tegas Helmi.

Di sisi lain, ia juga menginggatkan kepada PUPR kota agar proyek-proyek pembangunan fisik di tahun 2020 mendatang untuk melihat secara selektif pemborong/kontraktor yang akan diajak kerjasama. Sehingga persoalan seperti tidak kembali terulang. \"Banyak di Kota Bengkulu yang punya kemampuan. Tapi ingat jangan ada sogok menyogok di sana,\" terangnya.

Sementara itu, proyek pembangunan Alun-alun yang merupakan impian Walikota Helmi Hasan tampaknya tak akan selesai tepat waktu. Sebab, hingga saat ini progres baru sekitar 40 persen. Akibatnya, kontraktor terancam menerima sanksi blacklist karena dianggap kurang profesional dan tidak memiliki modal yang kuat untuk menyelesaikan alun-alun tersebut. \"Alun-alun itu adalah wajah kota, di awal sudah saya sampaikan jangan main-main. Kalau toh nanti cari kontraktor cari yang betul-betul profesional, memang pengusaha yang bonafit, dan punya keuangan yang mantap,\" pungkas Helmi. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: