Walikota Minta Tokoh Agama Sukseskan Program Religius

Walikota Minta Tokoh Agama Sukseskan Program Religius

BENGKULU, bengkuluekspress.com - Walikota Helmi Hasan mengimbau kepada imam, khatib, bilal, gharim, rubiyah, dai/daiyah, mubaligh dan guru ngaji untuk menyukseskan program Bengkulu Religius. Hal ini diungkapkan walikota dalam pembinanaan administrasi pemerintah kelurahan, RT, RW dan Linmas di kantor Kelurahan Pematang Gubernur, kemarin (4/12).

Dalam moment itu, Walikota mengingatkan agar program masjid Buka 24 Jam untuk terus dipertahankan. Sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk memakmurkan masjid. Termasuk menyukseskan program Bengkulu kota Hadist, maka diharapkan anak-anak mulai dari usia dini, remaja dan dewasa untuk menghafalkan 40 hadist serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

\"Apapun profesi kita, siapapun kita, berapa pun usia kita dan dimanapun kita tinggal mari kita sama-sama untuk lebih mengenal hadis,\" ujar Helmi.

Ia berharap dengan adanya program ini masyarakat dapat lebih meneladani Rasulullah dan mengamalkan sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi tren atau budaya baru, tidak hanya menghafal Alquran namun juga menghafal hadist. \"Ini salah satu jalan menuju kota bahagia dan religius serta kota 100% hafal hadis. Saya juga mengajak tokoh agama sekalian untuk bersama-sama memakmurkan masjid. Sesuai dengan program Pemkot Masjid Buka 24 Jam, berharap kita sama-sama dapat mewujudkannya,\" jelasnya.

Tak hanya program keagamaan saja, tetapi walikota juga memperkenalkan tentang komitmen Pemkot dalam meningkatkan kualitas infrastruktur disetiap wilayah kota mulai dari jalan, drainase, lampu jalan dan trotoar. Didalam APBD 2020 mendatang, ploting anggaran terbesar masih difokuskan untuk infrastruktur sebesar Rp 250 milyar. Maka dari itu pihaknya berharap warga untuk mendukung program tersebut. \"Pemkot masih fokus pembenahan infrastruktur salah satunya membangun lampu jalan bukan hanya dijalan protokol, tetapi juga dijalan gang-gang RT dan kelurahan, sehingga kota Bengkulu terang benderang,\" papar Helmi.

Menurut Walikota, bencana yang muncul mengundang keprihatinan berbagai pihak, pasalnya bencana tidak hanya menghancurkan insfratsruktur juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian materiil lainnya. Hal inilah diperlukan upaya lebih intensif untuk mengurangi dampak kerugian akibat bencana. Terkait itulah dalam meningkatkan pemahaman dan kerjasama pemerintah dalam pengurangan resiko bencana, BPBD kota Bengkulu melakukan pertemuan perangkat daerah se-Kota Bengkulu, di Hotel Shanan, kemarin (4/12).

Kegiatan yang dibuka walikota Helmi Hasan SE ini, dihadiri seluruh OPD, instansi TNI, Polri, PLN diharapkan mampu mengsinergikan dan meminimalisir terjadinya dampak dari bencana. Dikatakan Walikota, Bengkulu merupakan kawasan bencana, baik terjadinya gempa bumi, tsunami, likuifasi dan bencana lainnya, maka harus diantisipasi untuk meminimalisir dampak negatifnya. Karenanya perlu strategis mitigasi yang berbeda. Meminimalisir terjadinya korban bencana menjadi kosentrasi pemerintah. Perlu peningkatan kapasitas masyarakat untuk menghindari mencana dan mencegah dampak dari bencana.

Dicontohkan beberapa kasus bencana didaerah maju seperti Jepang dan Amerika, negara maju ini mampu meminimalisir korban bencana dengan menggunakan bangunan ramah gempa dan disinergikan dengan tehnologi. Helmi berharap selain faktor perkembangan teknologi, berharap pembentukan karakter masyarakat religius mampu menghindari terjadinya bencana disuatu daerah. \"Kesiagaan itu penting, namun lebih penting bagaimana cara kita menghalangi agar tidak terjaji bencana,\" cetusnya.

Pemerintah kota Bengkulu saat ini sedang membuat program sebagai solusi pencegahan bencana dan diyakini mampu menghalangi terjadinya bencana. Program itu adalah religius dan bahagia. Helmi berkeyakinan dengan kedekatan pada sang pencipta, dengan mengutamakan semua penganut agama untuk memakmurkan rumah ibadahnya, maka sang penciptakan akan memberikan perlindungan suatu daerah. \"Mungkin kita bisa selamat dari teknologi, tapi bagaimana kita bebas dari bencana, dan program religius dan bahagia. Program ini dapat menjauhkan berbagai kegiatan yang mengundang bencana. Program cipta kondisi ini perlu dilakukan sebelum bencana itu datang, \" sarannya.

Pun begitu pembentukan fasilitator kebencanaan guna memantau kondisi rawan bencana perluka dilakukan, dengan membentuk satgas di delapan cluster yang bertanggung jawab untuk memantau kondisi dan kemungkinan adanya potensi bencana alam di wilayahnya. Kepala BPBD Kota Bengkulu Selupati SH menuturkan pertemuan antar OPD dan mitra merupakan tindak lanjut dari penepatan 8 cluster. \"Ketika terjadi bencana, masing-masing cluster sudah mengetahui peran masing-masing,\" jelasnya.

Harapannya setelah adanya kegiatan kebencanaan dilakukan evaluasi, apa saja yang menjadi kendala di lapangan sehingga kendala yang dialami dapat diatasi. \"Dengan adanya delapan cluster ini dapat memaksimalkan kinerja terjadi sinergisitas antara pemerintah masyarakat dan dunia usaha,\" tandasnya. (805/247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: