Awasi Botol Susu Balita

Awasi Botol Susu Balita

\"bayi+ngedot\"ANDA punya anak balita? berhati-hatilah menggunakan botol susu. Pasalnya, zat kimia Bisphenol A (BPA) yang umumnya digunakan pada botol bayi diduga bisa mengakibatkan cacat tubuh. Pemerintah Swedia kini melarang total penggunaan zat kimia ini.

Dilarang terkandung dalam botol bayi sejak 2011, kimia dasar berbahaya ini masih ditemukan pada kontainer makanan. Bisphenol A (BPA) merupakan zat kimia dasar yang digunakan dalam banyak produk sehari-hari seperti CD, kertas termal untuk bon, ponsel, helm sepeda motor dan botol plastik. Namun sejumlah studi menunjukkan adanya kaitan antara BPA dengan beragam penyakit dan cacat tubuh.

Menurut laman Dw.de, BPA dikembangkan tahun 1930-an saat para peneliti mencari materi sintetis yang dapat menyerupai sifat hormon seksual perempuan, estrogen. Meski tak lama setelah itu terlihat bahwa efek estrogenik pada BPA tergolong lemah, tapi untuk aplikasi terapeutik dan obat-obatan lainnya terbukti lebih cocok.

Penggunaan alternatif dalam industri kimia sebagai bahan dasar untuk plastik dan resin. Produsen sendiri menyukai BPA karena multiguna, kuat, isolator listrik yang baik dan tidak mudah terbakar. Namun efek hormonal BPA justru mendatangkan masalah.

Partikel-partikel BPA dapat terlepas dari produk dan tertelan manusia, terutama melalui makanan. Studi menunjukkan bahwa Bisphenol A dapat larut dalam air panas. Meski tanpa sumber panas pun, sejumlah lapisan plastik pada kemasan makanan yang mengandung BPA dapat mencemari  makanan dan mengganggu sistem hormon manusia.

Sejumlah studi bahkan menemukan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes. Juga dampak negatif terhadap seksualitas serta berujung pada cacat tubuh pada janin.

Uni Eropa memutuskan melarang kandungan BPA pada botol bayi sejak 2011. Untuk produk lainnya, Komisi Uni Eropa hanya memberi ambang batas konsentrasi BPA yang dapat diterima. Sementara Perancis berencana melarang penggunaan zat ini pada semua kemasan makanan mulai tahun 2015.

Upaya yang paling radikal kini datang dari Swedia. Menteri Lingkungan Lena Ek bakal melarang total zat kimia tersebut. Dengan melakukan hal ini, terbuka pintu bagi permintaan serupa yang datang dari asosiasi-asosiasi lingkungan. (jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: