Perdagangan jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi

Perdagangan jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Sektor perdagangan besar dan eceran nyatanya masih menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu. Bahkan pada Triwulan II 2019, sektor ini memberikan kontribusi sebesar 1,06 persen (yoy) terhadap perekonomian daerah. Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan kepada BE, meski situasi global masih dihantui oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, namun aktivitas perekonomian di daerah masih dalam kondisi baik. Walaupun pada triwulan II 2019, tercatat mengalami perlambatan sebesar 4,95 persen dibandingkan Triwulan III 2018 yang tumbuh 4,99 persen.

\"Walaupun ekonomi kita melambat di triwulan III tapi kita optimis pada triwulan IV 2019 akan kembali meningkat,\" kata Dyah.

Ia mengaku, peningkatan tersebut dipicu oleh daya beli masyarakat yang masih optimis hingga akhir tahun. Sehingga memicu beberapa sektor mengalami peningkatan dan berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi daerah. Beberapa sektor yang mengalami peningkatan tersebut diperkirakan akan terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran. Hal ini mengingat ketika daya beli masyarakat meningkat maka penyediaan akomodasi, makan, dan minum juga ikut meningkat.

\"Daya beli masyarakat masih menjadi adalan perekonomian di Bengkulu, sehingga dampaknya akan terasa di sektor perdagangan besar dan eceran. Nantinya sektor tersebut akan menumbuhkan perekonomian di daerah,\" tuturnya.

Tidak hanya sektor perdagangan besar dan eceran, Dyah mengaku, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga diperkirakan akan ikut meningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Pasalnya, pada triwulan III 2019, sektor ini telah berkontribusi ke perekonomian daerah sebesar 0,93 persen. \"Selain perdagangan besar dan eceran, kita memperkirakan sektor pertanian juga kontribusinya ke perekonomian daerah juga cukup baik,\" ujar Dyah.

Dyah mengaku, masih baiknya sektor pertanian disebabkan hampir 60 persen lebih wilayah Bengkulu didominasi oleh pertanian dan perkebunan. Sehingga sektor ini cukup membuat ekonomi daerah goyah ketika harga komoditas mengalami penurunan harga. \"Pertanian itu sangat berpengaruh ke ekonomi di Bengkulu, kalau harganya anjlok maka dampaknya juga akan terasa ke sektor yang lainnya,\" tutupnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Joni Marsius mengatakan, memasuki triwulan IV 2019, ekonomi Provinsi Bengkulu, diperkirakan tumbuh lebih tinggi. Ekonomi Bengkulu tumbuh meningkat pada kisaran 5,1%-5,3% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan teutama bersumber dari akselerasi kinerja investasi seiring membaiknya persepsi pelaku usaha serta kenaikan realisasi belanja modal Pemerintah.

Dari sisi lapangan usaha, meningkatnya pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh LU industri pengolahan seiring masih tumbuh positifnya Industri olahan karet, industri olahan CPO, serta industri makanan. \"Akselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan IV 2019 masih ditopang oleh kenaikan konsumsi rumah tangga pada akhir tahun. Bank Indonesia optimis bahwa perekonomian Bengkulu tahun 2019 secara umum akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018 didorong oleh konsumsi pemerintah dan kinerja investasi,\" ujarnya.

Selain itu, laju inflasi Bengkulu pada triwulan IV 2019 juga diprakiraan berada pada kisaran 3,7-3,9% (yoy) dengan kecenderungan meningkat dibandingkan dengan prakiraan pada triwulan III 2019. Inflasi pangan diprakirakan mengalami kenaikan pada triwulan IV 2019. Kenaikan inflasi pangan diprakirakan didorong komoditas beras. \"Harga beras cenderung tinggi di akhir tahun karena pada triwulan IV 2019 pasokan beras cenderung menurun. Selain itu, meningkatnya permintaan pada libur akhir tahun berpotensi mendorong kenaikan harga angkutan udara,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: