Pulau Tikus Berpotensi Jadi Cagar Budaya
BENGKULU, bengkuluekspress.com – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi mulai melirik potensi Pulau Tikus untuk dijadikan cagar budaya. Sebab, pulau dengan luas kurang dari 1 hektar itu memiliki beragam potensi sejarah. Bahkan, berpotensi menjadi salah satu cagar budaya yang harus mendapat perlindungan khusus. Untuk itu, Tim Bawah Air BPCB Jambi akan melakukan survei ke bawah air di Perairan Pulau Tikus.
“Survey ini akan melibatkan beberapa stakeholder. Seperti Raflesia Bengkulu Dive Centre, Lanal Bengkulu dan Polair Bengkulu,” ujar Kepala BPCB Jambi, Iskandar Mulia Siregar dalam dialog Interaktif Cagar Budaya dan Pariwisata untuk Kesejahteraan Benglulu di Aula Universitas Dehasen Bengkulu, Senin (28/10).
Dijelaskannya, survei itu karena adanya informasi dan laporan temuan tentang adanya objek diduga cagar budaya yang berada di sekitar perairan Pulau Tikus dari pihak Raflesia Bengkulu Dive Centre dan hasil survei maritim yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Palembang. Bahkan dalam informasi tentang objek yang diduga cagar budaya berupa jangkar kuno dan guci-guci kuno.
“Konon nama Pulau Tikus berasal dari rupa dan bentuk pulau tersebut yang kecil mungil menyerupai tikus. Pulau Tikus memiliki luas sekitar 1 hektare yang dikelilingi batu karang dengan fungsi melindungi pulau ini dari abrasi dan gelombang laut yang besar. Selain potensi tinggalan objek yang diduga cagar budaya di sekitar perairan Pulau Tikus pesona keindahan bawah laut dan pantai yang cukup indah,” paparnya.
Bahkan, dari hasil informasi dari laporan nelayan juga menyebutkan ada tanda atau bukti yang mengindikasikan adanya peninggalan kapal tengelam. Bukti-bukti yang sering kali mereka dapatkan berupa keramik, potongan kayu/bangkai kapal dan lain-lain.
“Ini manarik untuk ditelusuri. Jika memang benar adanya, maka potensi wisata sejarah baru itu akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat,” tambah Iskandar
Sementara itu, Rektor Universitas Dehasen (Unived) Bengkulu, Prof DR Agr Ir Johan Setianto mengatakan, potensi yang besar itu tentu akan didukung. Bahkan, pihaknya bersinergi dalam rangka memajukan sektor kebudayaan di Provinsi Bengkulu.
“Potensi ini harus kita dukung, apalagi memiliki orientasi pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat Bengkulu,” ungkap Johan.
Ia menegaskan, pemerintah harus tetap konsisten untuk melakukan promosi pariwisata melalui media. Sehingga informasi bisa didapatkan oleh masyarakat. Rektor juga menyinggung pentingnya mendorong pemerintah untuk melakukan revisi Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan penarikan retribusi bagi para jurnalis dalam peliputan cagar budaya. “Media memiliki peran penting dalam promosi kebudayaan dan pariwisata,” tuturnya.
Di sisi lain, Asisten II Setdaprov Bengkulu, Yuliswani SE MM saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, survei yang dilakukan sangat penting untuk menggali potensi wisata sajarah di Provinsi Bengkulu. Bahkan, hasil survei bisa langsung diekspos kepada pimpinan daerah.
“Jika temuan-temuan itu disampaikan pada daerah, maka hal itu bisa menjadi landasan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk porogram di tahun anggaran 2020,” terang Yulis.
Termasuk adanya rencana bulan Desember untuk melakukan ekspos ulang potensi yang ada di Pulau Enggano juga bisa dilakukan. Sehingga potensi tersebut nantinya bisa diekspor secara luas dan tentunya bisa menarik wisatawan datang.
“Kita sampaikan terimakasih atas keterlibatan BPCB Jambi dalam rangka mendukung Visit 2020 Wonderful Bengkulu. Tentunya upaya ini akan berdampak besar untuk daerah yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” tutup Yulis. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: