Ekspor Turun 42,49 Persen
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kegiatan ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu pada 2019 ini mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan pengaruh perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, total ekspor pada Agustus 2019 lalu mencapai US$ 18,89 juta atau mengalami penurunan sebesar 42,49 persen dibandingkan Agustus 2018 yang tercatat US$ 32,85 juta.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, melambatnya kinerja ekspor di Bengkulu dapat terlihat dari rendahnya aktivitas muat barang di Pelabuhan Pulau Baai. Dimana lalu lintas barang yang dimuat tercatat sebanyak menjadi 129.059 ton pada Agustus 2019 atau mengalami penurunan sebesar 3,66 persen dibandingkan Juli 2019 yang tercatat sebanyak 133.966 ton.
\"Aktivitas muat barang kita menurun, wajar saja kalau ekspor kita tercatat menurun,\" kata Dyah, kemarin (13/10).
Ia mengaku, penurunan tersebut disebabkan perekonomian masyarakat dan ekspor komoditas hasil pertambangan masih lesu. Bahkan hingga Agustus 2019, ekspor batu bara di Bengkulu menurun sebesar -2,56 persen (yoy). Meski begitu, ekspor komoditas hasil perkebunan yaitu cangkang sawit masih tercatat cukup baik, dimana tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 165,57 persen (yoy).
\"Walaupun ekspor masih cukup baik untuk komoditas cangkang sawit, tapi perannya terhadap ekspor hanya 5,57 persen atau masih kalah dibandingkan batu bara yang menguasai pasar ekspor Bengkulu sebesar 90,69 persen,\" tutupnya.
Sementara itu, Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin SE MM menilai, salah satu yang mendorong pemulihan kinerja ekspor di Indonesia adalah tensi perang dagang yang diperkirakan mereda pada 2020. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diproyeksikan akan berfokus pada pemilihan presiden pada 2020 sehingga tensi perang dagang akan melunak.
\"Jika demikian, ada peluang ekspor negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan sedikit membaik dibandingkan tahun ini,\" ujar Kamaludin.
Selain itu, kinerja ekspor juga akan didorong oleh beberapa perjanjian bilateral yang sudah ditandatangani Indonesia dengan sejumlah negara mitra. Perjanjian tersebut diyakini bakal mendongkrak ekspor Indonesia apabila berjalan mulus khususnya untuk komoditas batubara.
\"Kita sedang melakukan perjanjian bilateral dengan Korea Selatan, November 2019 ini diprediksi selesai. Untuk saat ini kita hanya perlu bersabar sampai perjanjian tersebut selesai,\" tutupnya. (999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: