Galian C Rusak Situs Budaya
CURUP, Bengkulu Ekspress- Aktivitas tambang galian C yang dilakukan PT Pakita Mandiri Pratama di Desa Seguring Kecamatan Curup Utara diduga merusak situs budaya masyarakat Suku Rejang. Situs Budaya yang diduga dirusak tersebut adalah Punjung Bateu yang ada dipinggir aliran Sungai Musi Kejalo.
Bahkan untuk memastikan kebenaran informasi pengrusakan situs budaya tersebut, Senin (23/9) kemarin Bupati Rejang Lebong DR H A Hijazi SH MSi, langsung mendatangi lokasi situs budaya yang diduga dirusak tersebut. \"Kita mendatangi lokasi tambang ini untuk merespon laporan masyarakat terkait dengan informasi rusaknya situs budaya Punjung Bateu,\" sampai bupati disela-sela kegiatan Sidaknya.
Menurut bupati laporan masyarakat tersebut harus mereka sikapi, karena bila tidak segera mereka sikapi, dikhawatirkan masyarakat berpikiran Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tak merespon laporan masyarakat, terlebih lagi yang dirusak tersebut adalah situs budaya yang seharusnya dilestarikan.
Setelah berkunjung langsung ke lokasi situs tersebut, ternyata benar situs yang dikeramatkan masyarakat tersebut sudah rusak, dimana di bagian atasnya sudah diratakan oleh pengelola tambang batu.Atas insiden tersebut, bupati langsung mengintruksikan pengelola tambang untuk menghentikan aktivitas tambang serta memperbaiki lagi situs Punjung Bateu yang sudah mereka rusak.
\"Sebelum kerusakan semakin parah saya instruksi untuk dihentikan dan saya minta pemilik tambang untuk memperbaikinya lagi,\" pinta bupati.
Lebih lanjut bupati juga menegaskan, penutupan sementara tambang galian C tersebut bukan karena mereka merusak situs budaya saja, namun juga karena tambang galian C tersebut tak memenuhi kewajibannya yaitu membayar pajak kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong. Bahkan menurut bupati, berdasarkan data yang dimiliki PT Pakita Mandiri Pratama telah menunggak pajak sejak bulan November 2018 lalu.\"Kami juga meminta pihak tambang untuk melunasi seluruh kewajibannya kepada Pemda, bila kewajibannya belum dilaksanakan maka aktifitas tambang dihentikan,\" tegas bupati.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Seguring, Sopan mengungkapkan Punjung Bateu atau Punjung Batu merupakan satu dari tiga situs budaya yang ada di Desa Seguring dimana duanya adalah batu lebar dan Anggung. Dimana menurutnya ketiga situs tersebut memiliki nilai budaya dan sejarah yang kuat bagi masyarakat sekitar. Bahkan menurut Sopan sampai sekarang Punjung Beteu masih sering menjadi lokasi masyarakat untuk mwmbayar nazar mereka.
Oleh karena itu dengan rusaknya salah satu situs budaya tersebut, mereka meminta pihak tambang untuk memperbaikinya kembali bahkan kalaubbisa Sopan berharap agar situs tersebut bisa kembali seperti sediakala.\"Kami tidak menghalang-halangi kegiatan tambang disini, kami cuman minta situs Punjung Beteu ini tidak dirusak,\" sampai Sopan.
Di sisi lain, perwakilan dari PT Pakita Mandiri Pratama, Robby Afriansyah menegaskan bahwa pihaknya tidak ada niat sama sekali untuk merusak situ budaya masyarakat sekitar. Ia mengaku apa yang mereka lakukan terhadap situs kebudayaan tersebut bukan suatu kesengajaan namun lebih kepada ketidaktahuan mereka akan batu tersebut yang ternyata situs budaya masyarakat setempat.\"Kami benar-benar tidak tahu kalau ini situs budaya. Kami meminta maaf atas kesalahan kami dan kami siap untuk memperbaikinya,\" sampai Robby.Termasuk untuk kewajiban mereka kepada Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Robby mengaku pihaknya akan segera melunasi kewajiban yang selama ini belum mereka bayarkan. (251)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: