Penurunan Suku Bunga Dongkrak Penjualan Rumah

Penurunan Suku Bunga Dongkrak Penjualan Rumah

\"\"

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan penurunan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen akan mampu mendongkrak penjualan rumah komersial di Provinsi Bengkulu. Hal ini didorong dengan tingginya permintaan rumah dari masyarakat.

\"Memang penurunan suku bunga acuan ini belum jelas apakah akan diikuti oleh penurunan suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah), tetapi kalau iya maka akan mampu mendorong penjualan rumah khususnya yang komersial,\" kata Ketua REI Provinsi Bengkulu, Suprayitno, kemarin (15/8).

Ia mengatakan saat ini rata-rata bunga KPR yang diterapkan oleh perbankan bervariasi, kebanyakan di rentang 9-11 persen/tahun. \"Kalau angka ini bisa turun maka akan memudahkan masyarakat terutama dalam memperoleh rumah komersial,\" ujarnya.

Ia mengaku, meski sempat mengalami penurunan di tahun lalu dan awal tahun ini, penjualan rumah komersial pada triwulan II 2019 cukup menggembirakan. Bahkan khususnya rumah dengan harga Rp300 juta keatas, realisasi penjualannya di Bengkulu sudah cukup baik. \"Realisasinya penjualannya baik, harapannya jika bunga KPR bisa turun penjualannya akan lebih baik lagi. Kalau target kami penjualan rumah komersial tahun ini di seluruh Bengkulu bisa mencapai 1.000 unit,\" ungkapnya.

Sementara itu, dikatakannya, penurunan suku bunga acuan tersebut tidak berdampak pada suku bunga KPR untuk rumah sederhana mengingat besarannya sudah disubsidi oleh pemerintah. \"Saat ini suku bunga KPR untuk rumah sederhana di angka 5 persen per tahun dan ini sudah sangat ringan,\" tutupnya.

Sementara itu, Nasabah KPR BNI Griya di Kota Bengkulu, Indra mengaku, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan menaikkan suku bunga KPR. Kenaikan suku bunga KPR diperkirakan akan naik sebesar 0,5% pada akhir Agustus nanti.

\"Iya bunga saya naik jadi 14% dari sebelumnya 13,5%. Akhir Agustus ini sudah berlaku,\" kata Indra.

Ia mengatakan, naiknya bunga KPR tersebut dikhawatikan akan membuat nasabah menjadi malas membeli rumah melalui sistem KPR. Karena seharunya jika Bank Indonesia menurunkan bunga acuan menjadi 5,75% bunga KPR seharunya ikut turun. \"Ini tidak turun malah naik, saya rasa penjualan rumah juga tidak akan bergairah di Bengkulu,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: