Inflasi Terkendali, Ekonomi Berkembang

Inflasi Terkendali, Ekonomi Berkembang

Tiga Variabel Pengendalian Dipertahankan

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah akan mempertahankan tiga variabel menekan inflasi antara lain pengendalian harga sektor transportasi, pengendalian harga kebutuhan pokok dan teknologi informasi. \"Tiga sektor ini sangat penting mempengaruhi inflasi,\" terang Rohidin dalam konferensi pers di Media Center Pemprov Bengkulu, kemarin (31/7).

Dijelaskannya, sektor transportasi baik udara, darat dan laut bisa lebih terkendali, walapun secara nasional harga tiket pesawat masih tinggi. Namun permasalah tersebut masih bisa diatasi dengan sinergitas kepada semua pihak. \"Pengendalian ini bisa kita lakukan secara bersama,\" tuturnya.

Kemudian terkait, harga kebutuhan pokok juga bisa dikendalikan dengan baik. Mulai dari sektor hilir hingga ke hulunya bisa dikolaborasikan. Ketersediaan kebutuhaan pokok juga terus tercukupi untuk masyarakat. \"Teknologi informasi juga mempengaruhi. Dengan penyajian data dan angka yang akurat membaut angka inflasi itu membaik,\" tegas Rohidin.

Menurutnya, Bengkulu mendapatkan penghargaan pengendalian inflasi terbaik se-Sumatera, merupakan keberhasilan bersama. Hasil tersebut didapatkan tidak secara tiba-tiba, tapi memang sudah dipersipakan sejak sebelumnya. Semua pihak telah berkomitmen, untuk bisa menekan angka inflasi yang tahun 2017 itu sampai 5,44 persen dan tahun 2018 mendekati bulan puasa diangka 2,35 persen. \"Ini kerja ril kita semua. Jadi bukan kerja sendiri, tapi semua pihak berperan disini,\" tuturnya.

Dengan baiknya angka inflasi itu, lanjut Rohidin, maka investor juga akan semakin tertarik datang ke Bengkulu. Sebab, para investor akan menilai, bahwa ekonomi di Bengkulu berjalan stabil. Termasuk pelaku usaha di Bengkulu juga akan memacu mesin kerjanya, agar bisa lebih produktif lagi. \"Kita punya Pelabuhaan Pulau Baai dan Bandara Fatmawati Seokarno yang akan dikelola oleh PT Angkasa Pura II. Ini menjadi potensi yang baik, untuk para investor menanamkan investasinya di Bengkulu,\" ujar Rohidin.

Disisi lain, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani, MA mengatakan, dari data BPS tahun 2017 hingga 2018, pada Mei 2017 Inflasi Bengkulu diangka 5 sampai 6 persen, pada Juni hingga Desember diangka 4 sampai 3 persen. Pada 2018 hanya diangka 3 persen yang mengalami perubahan yang signifikan.

\"Provinsi Bengkulu harus berbangga atas perstasi TPID. Faktor utama penyebab inflasi di provinsi Bengkulu dipengaruhi harga tiket pesawat dan Beras, namun beras sangat terkendali di provinsi Bengkulu,\" jelas Diah.

Dikatakannya, pada 2017 saat memasuki bulan puasa dan lebaran angka inflasi Bengkulu sangat tinggi diangka 5,44 persen Year to Year (Y to Y). Namun di 2018 bisa diredam diangka 3,77 persen (Y to Y). Dan pada 2019 saat bulan puasa dan lebaran hanya diangka 2,69 persen (Y to Y).

Dalam periode Month to Month (M to M) 2019 angka inflasi Bengkulu dibawah 3 persen. \"Jika pemprov Bengkulu tetap konsisten mempertahankan angka tersebut maka provinsi Bengkulu dapat menekan atau mengendalikan inflasi dan pemprov bisa terus berinovasi lebih ekstrem lagi untuk mendorong kemajuan Bengkulu,\" paparnya.

Disisi lain, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu, Joni Marsius mengatakan, keberhasilan Bengkulu ini menjadi berita yang baik untuk semua pihak. Karena menurutnya, dengan nilai inflasi yang rendah ini juga menjadi tolak ukur penghitungan inflasi di Bank Central. \"Semua sektor akan berkembang, baik makro dan perkreditas juga akan membaik,\" ujar Joni.

Menurutnya, jika Infrasi ini terus dapat ditekan, maka ibarat tekanan darah itu, maka akan terus stabil. \"Ibaratnya tekanan darah kita, kalau stabil maka akan normal berjalan. Ketika normal bisa melakukan aktifitas yang lebih luas,\" pungkasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: