Pengamen Anak Ganggu Kenyamanan Pengunjung Benteng Marlborough

Pengamen Anak Ganggu Kenyamanan Pengunjung Benteng Marlborough

\"CIMG0773\"BENGKULU-BE - Keberadaan pengamen di kawasan wisata Benteng Marlborough, mengganggu wisatawan yang sedang berlibur di tempat itu. Umumnya, pengamen masih berusia anak-anak dan rata-rata masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kebanyakan pengunjung berharap agar kawasan wisata sejarah ini steril dari pengamen. Dengan begitu, kenyamanan mereka untuk menikmati tempat bersejarah tersebut. Pengunjung menuturkan mereka sangat terganggu atas keberadaan para pengamen di Benteng tersebut.  \'\'Padahal kita yang punya daerah, seperti dijajah kalau seperti ini,”  ungkap Bahrun Sah, anggota Polda Bengkulu bersama Istri dan anaknya saat diwawancari oleh bengkuluekspress.com di lokasi. Ia menjelaskan bahwa bukan kali ini saja ia dan keluarganya diganggu oleh kawanan pengamen.  Setiap berkunjung selalu ada pengamen. Mereka berjumlah lebih dari tiga orang.  “Kami bersama keluarga sudah tiga kali berlibur ke sini, dan kami selalu dimintai uang oleh para pengamen yang jumlahnya lebih dari tiga orang.  Silih berganti datang menghampiri kami” Ungkap Bahrun Sah. Hal senada juga diungkap Akbar (18) dan Testi (16).   “Tempat wisata seharusnya memberikan kenyamanan bagi pengunjung, ya salah satunya terhindar dari para pengamen,” ujar pasangan kekasih yang acap kali berkunjung ke tempat ini. Menurut pengunjung, pengamen tersebut terkesan memeras. Mereka enggan pergi sebelum para pengunjung memberikan sejumlah uang. Selain itu, mereka datang silih berganti. Hal ini  diungkap Gilang, siswa SMPN 21 Kota Bengkulu. “Kalau belum dikasih mereka belum mau pergi”, ungkapnya. Disisi lain, para pengamen itu mencoba untuk mengais rezki. Orang tua mereka menjadi pekerja bangunan. Mereka melalukan itu, sebagai upaya membantu orang tua, minimal untuk keperluan uang jajan.  “Rata-rata per-hari, kami dapat uang Rp. 5 ribu hingga Rp. 10 ribu.  Kadang-kadang kami gak dapat uang,” ungkap Bima yang saat ini duduk di bangku kelas III di salah satu Sekolah Dasar. Bima tidak sendiri, ada juga teman-teman lainnya. Seperti Topik yang saat ini duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar. Sementara itu, petugas yang berwenang mengurus Benteng. Telah berupaya melarang mereka untuk tidak mengamen di kawasan bersejarah ini. Namun, tetap saja mereka enggan untuk pergi.(mg5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: