Puncak Imlek Dirayakan 24 Februari
Keberadaan Kong-Hu-Chu (umat Tiong-Hoa) telah diakui sebagai agama ke enam di Indonesia oleh KH. Abdrurrahman Wahid, presiden RI ke-VI. Dengan begitu, Imlek menjadi hari libur nasional. Di Bengkulu, Tiong-Hoa sebagian penganut agama budha, tergolong minoritas. Jumlah mereka hanya 250 orang. Meski demikian mereka tetap merayakan Imlek ke 2564 yang jatuh pada Minggu (10/02). Sabtu (09/02), merupakan malam perayaan Imlek. Perayaan Imlek di Bengkulu dipimpin oleh Bhiksu Bhante Nyana Sukha (56), sejak 2001 memimpin upacara IMLEK di Whihara Budhayana. “Perayaan Imlek tetap berlangsung, meski sekarang jama’ah berkurang karena berpindah tempat atau berpindah agama karena menikah,” ujar Bhante. Imlek merupakan hari raya bagi orang-orang Tionghoa, mereka merayakan musim semi atau waktu dimana matahari mulai terbit dan salju mulai mencair. “Umat sangat sedikit dan banyak yang merayakan di rumah sendiri-sendiri,” Ungkap Bhante sebagai Bhiksu atau Miku. Ritual perayaan Imlek bagi umat Budha Whihara Budhayana yang berlokasi di Kampung Cina, Kota Bengkulu diawali mulai pukul 22:00 Wib. Acara ini dinamakan Kebaktian yang berisi panjatan do’a dan pertobatan atas semua perbuatan. Selanjutnya pada Minggu (10/02), Pukul 05:00 Wib Kebaktian dengan memakai bahasa Pali, sedang Pukul 07:00, Kebaktian dengan menggunakan bahasa Mandarin (China). Tradisi lain pada perayaan Imlek bagi orang-orang Tiong-Hoa adalah bagi-bagi Ang-Pao. Ang-Pao menurut Bhiksu Bhante bahwa Ang berarti Merah, Pao berarti Bungkusan, atau amplop merah berisi sejumlah uang. Whihara Budhayana tidak pernah membagi-bagikan Ang-Pao. Namun setiap umat atau perorangan masing-masing tetap menyebarkan Ang-Pao. “Whihara ini sangat sederhana, jadi kami tidak membagi-bagikan Ang-Pao. Tapi, disetiap rumah orang Tiong-Hoa, masing-masing mereka membagikan Ang-Pao”, Ungkap Bhiksu Bhante yang biasa bertugas di Jakarta. Menurut Bhiksu Bhante Nyana Sukha, perayaan IMLEK dilakukan selama 15 hari, dan puncak perayaannya pada tanggal 24 Februari mendatang. Pada hari pertama umat Budha berada dirumah sendiri-sendiri, pada hari ke dua, mereka saling mengunjungi, hari ke tiga mereka mengunjungi wihara atau berziarah, hingga hari ke 15 mereka merayakan puncak Imlek dengan makan bersama. (mg3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: