Penumpang Sepi, Penerbangan Batal

Penumpang Sepi, Penerbangan Batal

Harga Tiket Pesawat Masih Terlalu Tinggi

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Pembatalan penerbangan di Bandara Fatmawati Bengkulu hampir terjadi setiap hari. Bahkan pada Selasa (19/2) beberapa maskapai terpaksa melakukan pembatalan kedatangan dan keberangkatan seperti Wings Air, Garuda Indonesia, dan Lion Air. Hal ini disebabkan oleh jumlah penumpang yang sepi sehingga membuat maskapai tersebut menunda melakukan kedatangan dan keberangkatan.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, beberapa maskapai penerbangan dibawah Lion Air Group terpaksa membatalkan sejumlah penerbangan, hal ini disebabkan jumlah penumpang yang sedikit. Sehingga jika dipaksakan untuk melakukan keberangkatan maka maskapai penerbangan akan mengalami kerugian.

\"Pembatalan keberangkatan itu adalah kebijakan perusahaan, semua itu terjadi karena memang penumpangnya tidak banyak,\" kata Danang.

Seperti diketahui, jumlah penumpang yang akan berangkat dari Bengkulu ke Jakarta tidak sampai 20 orang. Hal inilah yang membuat pihaknya harus menunda keberangkatan.  \"Penumpangnya sedikit, kalau banyak pasti kami berangkat,\" tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bagian TU Bandara Fatmawati Bengkulu, Sarosa mengatakan, pembatalan penerbangan tidak hanya terjadi di Bengkulu akan tetapi hampir terjadi disejumlah daerah di Indonesia. Penyebab terjadinya pembatalan tersebut dikarenakan jumlah penumpang yang sedikit.\"Ini low session jadi sepi, makanya banyak penerbangan yang dibatalkan,\" tutur Sarosa.

Seperti diketahui, beberapa maskapai yang selalu mengalami pembatalan penerbangan diantaranya adalah Lion Air, Wings Air, dan Garuda. Sementara maskapai penerbangan lainnya seperti Batik Air masih melayani penerbangan.Bahkan pada Selasa (19/2) berdasarkan hasil pantauan BE, sebanyak 4 dari 5 maskapai yang melayani penerbangan harus membatalkan jadwalnya. Maskapai tersebut diantaranya adalah Wing Air tujuan Padang Pariaman, Garuda tujuan Jakarta, Lion Air tujuan Jakarta, dan Wing Air Tujuan Palembang.

Sepinya Bandara Fatmawati Bengkulu akibat harga tiket yang mahal berdampak besar bagi beberapa pihak yang ada di sana. Mulai dari sopir taksi hingga minimarket disana ikut merasakan dampaknya.Salah satu sopir taksi, Rafflesia Alias Pen mengatakan, kehidupan mereka semakin tambah sulit pasca jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan drastis saat ini. Disebut karena memang mereka mengantri sistem kerjanya, untuk satu hari mereka hanya mendapatkan satu trip saja.

Dimana biasanya dalam satu hari dirinya bisa mendapatkan 4-5 trip, dengan pendapatan sekitar Rp 100 ribu dalam satu trip. \"Bayangkan saja cuma satu trip dalam dua hari. Ya mau bagaimana lagi dipertahankan lah kerjaan ini,\" kata Pen, kemarin (19/2).

Ia dan rekan-rekan kerjanya yang lain berharap agar mereka juga tidak diganggu oleh taksi gelap dan online di bandara. Karena keberadaan angkutan itu akan semakin membuat kehidupan para sopir taksi pun semakin terpuruk. Sehingga Ia berharap agar hal tersebut bisa menjadi perhatian khusus dari pemerintah. \"Intinya sopir taksi bandara semakin menjerit sekarang ini,\" ujar Pen.

Tidak hanya sopir taksi, beberapa minimarket yang menjual makanan di Bandara juga menjadi korban dari mahalnya harga tiket pesawat. Bahkan dijam-jam makan siang tetap saja pengunjungnya sepi. Sehingga meski lokasi berjualannya sangat strategis dan tepat dekat area boarding pass namun tetap saja pengunjung di bandara sepi tetap berdampak ke mereka.

\"Sangat berdampak sekali lah bang. Penjualan kami itu ya bisa dibilang turun sampai 40 persen lah. Sejak harga tiket pesawat mahal itulah seperti ini. Harapan kami ya kalau bisa harga tiket itu normal lagi lah supaya bisa seperti dulu,\" kata Pegawai Indomart, Putri Arumsari.

Hal yang tidak jauh berbeda juga diucapkan oleh Karyawan Brownies Ambo, Fadli mengatakan, meski berada di pintu keberangkatan domestik namun tetap saja pada saat pukul 13.00 WIB pengunjung mereka sepi. Bahkan untuk satu hari biasanya jumlah transaksi di tempat usaha ini bisa mencapai 200an namun sekarang hanya 30 persen.

\"Kita bukanya dari pukul 08.00 sampai 21.00 tapi itu tetap sepi saat sekarang ini. Ya karena mahal tiket pesawat itulah yang datang juga sepi. Biasanya kan yang datang ke tempat kita yang menjemput karena sekarang ini sepi yang tiba ya sepi juga tempat kita,\" tutupnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra mengatakan teket penerbangan tertinggi mempengaruhi inflasi. Dengan harga tiket mahal itu, mambuat pelaku usaha di Bengkulu harus mengeluarkan biaya transportasi lebih besar. Seperti pengiriman pempek dari Bengkulu manjadi berkurang, pengiriman durian lewat kargo pesawat juga berkurang. Begitupun penjualan kain besurek dari Bengkulu juga ikut terganggu.

\"Sekarang Bengkulu mengandalkan orang datang. Jadi sudah kecil tambah kecil lagi. Harapan kita ada perhatian dair pihak maskapai. Walapun itu memang masalah nasional, tidak hanya di Bengkulu. Minimal ada perhatian khusus untuk Bengkulu,\" pungkas Adang. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: