Sungai Kotok dan Cendam, Dinormalisasi

Sungai Kotok dan Cendam, Dinormalisasi

LEBONG, Bengkulu Ekspress – Menindaklanjuti keluhan masyarakat Lebong, pada tahun 2019 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perhubungan (Dinas PUPRP) Kabupaten Lebong akan melakukan normalisasi sungai Air Kotok dan sungai Cendam yang kondisinya saat ini semakin surut atau dangkal dengan dana sebesar Rp 11 miliar.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPRP Kabupaten Lebong, Ferdinan Agustian ST mengatakan, bahwa pada tahun 2018 yang lalu, pihaknya telah turun ke lokasi sungai Air Kotok maupun sungai Cendam untuk mengetahui kondisi sungai saat ini.

“Kita telah melakukan survei untuk mengetahui kondisi laliran kedua sungai,” jelasnya, kemarin (17/02).

Setelah dilakukan survei, maka pada tahun 2019 ini telah dianggarkan dana sebesar Rp 7,5 miliar untuk melakukan normalisasi aliran sungai Air Kotok yang dimulai dari kawasan jembatan Desa Kampung Jawa. “Untuk panjang yang akan dilakukan tidak ditentukan, karena dalam melakukan normalisasi nantinya akan sesuai spot-spot kondisi tanah aliran sungai,” ujarnya.

Sama halnya dengan aliran sungai Air Cendam untuk spot normalisasi sama halnya seperti yang dilakukan di aliran Sungai Air Kotok. Dimana untuk air Cendam untuk titik nol akan dilakukan mulai dari desa Bungin menuju Karang Anyar.

“Untuk normalisasi Sungai Air Cendam dana yang dianggarkan sebesar Rp 3,5 miliar,” sampainya.

Menyikapi hal tersebut, Donni, salah seorang warga setempat mengatakan, bahwa normalisasi alira sungai seperti di aliran sungai Air Kotok, memang sangat diharapkan masyarakat. Dimana saat ini, jika kondisi tidak hujan bisa dipastikan aliran air sangat dangkal. Bahkan hewan seperti ayam saja bisa menyeberang. “Karena aliran sungai ketenong sudah sangat surut,” ucapnya.

Sementara itu, ketika hujan turun dengan intensitas cukup deras, aliran air Kotok langsung naik dan langsung naik ke permukaan dan membanjiri rumah warga yang beberapa tahun belakangan ini terus terjadi. “Sudah lama masyarakat meminta aliran sungai bisa dinormalisasi,” tutur Ferdinan.(614)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: